Mongabay.co.id

Berleher Panjang, Bagaimana Jerapah Atasi Masalah Tekanan Darah Tinggi?

 

Jerapah mudah dikenali berkat leher panjangnya. Panjangnya bisa mencapai 3 meter. Di tambah kakinya yang juga panjang, tinggi jerapah rata-rata mencapai 5,5 meter. Satwa mengagumkan ini tercatat sebagai pemilik leher terpanjang di antara mamalia yang hidup di daratan.

Leher yang panjang membantunya saat mencari makanan berupa pucuk daun dan bunga di pohon tinggi. Itu membuatnya seperti tanpa saingan di padang sabana alias savana. Jerapah adalah hewan ruminasia seperti rusa, sapi, atau banteng yang mengunyah makanannya kembali. Leher panjangnya bak menara pengawas, yang bisa dipakai menandai kehadiran hewan predator dari jarak cukup jauh.

Meski memiliki sejumlah keuntungan, leher yang panjang juga bisa menjadi masalah. Andai memiliki panjang leher yang sama, jantung binatang atau bahkan manusia akan kepayahan saat memompa darah agar sampai ke otak. Jantung juga punya kerja tambahan supaya darah tidak berkumpul di kaki karena gaya gravitasi.

Mengutip majalah Smithsonian, tekanan darah yang dibutuhkan jerapah adalah 220/180 mmHg. Pada manusia tekanan darah yang tinggi ini bisa menimbulkan kerusakan pada jantung, ginjal, dan pembengkakan kaki.

baca : Lucunya si Kindi, Anak Jerapah yang Lahir Saat Pandemi

 

Badan jerapah yang sangat tinggi menimbulkan masalah saat mereka minum, yaitu meningkatknya tekanan darah secara dramatis ke arah ke kepala. Foto :C. Aalkjaer dan T. Wang / Fisiologi AR 2021 via smithsonianmag.com

 

Dalam penjelasan di jurnal Annual Review of Physiology, tekanan darah pada kepala jerapah saat berdiri tegak berkisar 110/70 mmHg. Namun saat minum atau menundukkan kepala rata dengan tanah akan melonjak sampai 300/200 mmHg.

Perbedaan tekanan darah yang tajam saat berdiri dan menunduk ini bisa menyebabkan masalah bagi mamalia lain, namun tidak tidak bagi jerapah. Apalagi jerapah rata-rata hanya tidur 2 jam sehari. Kok bisa jerapah tetap tampak sehat dan mengalami gangguan tekanan darah tinggi?

 

Genetik

Salah satu penjelasannya berkaitan dengan faktor genetik. Belum lama ini sejumlah peneliti memeriksa gen jerapah, dan mencari penyebab mengapa jerapah memiliki sejumlah kemampuan istimewa. Mereka membandingkan dengan gen ruminansia lain, juga okapi, kerabat jerapah yang memiliki leluhur sama pada 16 juta tahun lalu. Okapi tetap tinggal di hutan, sementara jerapah hidup di padang savana.

Mereka lalu membenamkan gen pembawa sifat khusus pada jerapah itu ke dalam tikus percobaan. Kerja penelitian dari 29 orang asal China, Denmark, dan Norwegia ini kemudian dipublikasikan di jurnal Science Advances, 2021.

“Dengan menghasilkan genom jerapah pada tingkat kromosom berkualitas tinggi dan membandingkan secara komprehensif dengan genom ruminansia lainnya, kami mengidentifikasi katalog mutasi khusus jerapah yang kuat,” ujar Chang Liu, dari School of Ecology and Environment, Northwestern Polytechnical University, Xi’an, China bersama peneliti lainnya dalam laporan itu.

baca juga : 10 Foto Terbaik yang Memperlihatkan Indahnya Kehidupan di Alam

 

Seekor jerapah. Foto : wikimedia commons

 

Mereka menandai gen itu sebagai FGFRL1. Melalui rekayasa genetik, tikus percobaan diberi gen unik jerapah ini. Hasilnya, tikus memiliki resistensi terhadap hipertensi. Bukan hanya itu, tikus juga memiliki kepadatan mineral tulang yang lebih tinggi. Dua hal ini berhubungan dengan cara jerapah beradaptasi dengan bentuk tubuhnya yang kekar dan tinggi.

Dalam pengujian itu mereka menginjeksi tikus liar dan tikus mutan FGFRL1 selama 28 hari dengan zat yang menyebabkan tekanan darah menjadi tinggi. Hasilnya, tidak ada perubahan detak jantung berarti pada tikus mutan. Sementara pada tikus liar mengalami gangguan fungsi jantung.

Mereka berharap gen FGFRL1 suatu saat bisa membantu terapi hipertensi atau penyakit kardiovaskular pada manusia.

Sementara itu, penelitian sebelumnya telah mengungkap bahwa organ jerapah yang terkait sistem aliran darah ternyata berbeda dibanding mamalia lainnya. Misalnya yang dilakukan peneliti asal Denmark dan dimuat dalam jurnal Annual Review of Physiology, 2021. Meski rasio ukuran jantung dibanding besar tubuh relatif sama dengan mamalia lain, namun pada jerapah jantungnya memiliki ketebalan dinding yang berbeda.

“Kemampuan jantung jerapah untuk mempertahankan tekanan darah tinggi tampaknya dijelaskan oleh dinding miokardium yang tebal dan rongga ventrikel kiri yang kecil,” tulis Christian Aalkjær, ahli fisiologi kardiovaskular di Universitas Aarhus, Denmark.

Miokardium adalah jaringan otot dinding jantung. Ventrikel kiri adalah bilik jantung yang bertugas mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Meski tekanan darahnya tinggi, tapi curah jantung (cardiac output) atau jumlah darah yang berhasil dipompa jantung per menitnya rendah.

baca juga : Pernah Dikira Hoaks, Satwa-satwa Ini Adalah Makhluk Nyata

 

Jerapah sedang makan pucuk daun. Foto : wallpaperflare.com

 

Ginjal jerapah juga bisa menahan tekanan darah sekitar 200 mmHg. Pada manusia, dengan tekanan yang sama akan sangat merusak ginjal. Rupanya lapisan pelindung ginjal jerapah dua kali lebih tebal dari sapi dan memiliki kepadatan kolagen yang juga lebih tinggi. Ini membuat ginjal jerapah lebih kuat.

Lantas apa yang terjadi saat jerapah minum dan tiba-tiba mendongak ke atas tanpa merasa pusing? Mengutip Smitsonian, saat jerapah mengangkat kepalanya setelah membungkuk untuk minum, tekanan darah ke otak akan turun drastis. Tapi rupanya jerapah dapat menahan perubahan tekanan darah yang tiba-tiba ini.

Saat kepala jerapah ada di bawah, darah akan menggenang di pembuluh darah besar di leher. Lebih dari satu liter darah ada di sana, dan tekanan jantung akan berkurang. Saat kepala diangkat lagi, darah yang disimpan mengalir kembali ke jantung. Jantung meresponnya dengan tekanan tinggi yang membantu memompa darah ke otak.***

 

Dua ekor jerapah. Foto : wallpaperflare.com

 

Exit mobile version