Mongabay.co.id

DAS Alas-Singkil, Surga Iktiofauna di Kawasan Sumatera bagian Utara

 

Daerah Aliran Sungai (DAS) Alas-Singkil merupakan DAS terluas di Sumatera bagian Utara yang mencapai 12.027 km2. DAS Alas-Singkil yang membelah Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) di Provinsi Aceh dan Sumatera Utara ini meliputi enam kabupaten di wilayah Sumatera Utara dan lima kabupaten/kota di provinsi Aceh.

Ada tujuh sungai utama (sub DAS) sepanjang 368 km di DAS Alas-Singkil, antara lain Sungai Alas di Kabupaten Aceh Tenggara, Sungai Lae Renun dan Lae Pangkahan di Kabupaten Dairi, Sungai Lae Kumbi dan Lae Ordi di Kabupaten Fak-fak Barat, serta Sungai Simonggo/Lau Cinendang di Kabupaten Humbang Hasundutan. Sungai ini bermuara di pantai barat Sumatera, tepatnya di Aceh Singkil yang berbatasan langsung dengan Suaka Marga Satwa Rawa Singkil (SM Rawa Singkil).

Dari hasil ekspedisi pemetaan sebaran dan potensi ikan dan organisme perairan di sepanjang DAS Alas-Singkil yang dilakukan tim peneliti dari Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP), Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara (USU) pada tahun 2021-2022, ditemukan berbagai jenis ikan asli (endemik) yang sebagian bernilai ekonomis, dan juga ditemukan ikan asing (alien spesies).

Ekspedisi dilakukan pada lebih dari 100 titik pengamatan yang mewakili kondisi habitat baik pada bagian hulu, bagian tengah, dan bagian hilir sungai dan juga termasuk anak-anak sungainya. Selain itu, tim juga mensurvei lokasi rawa singkil, danau, dan paparan banjir (danau tapal kuda) di sungai Alas-Singkil.

baca : Tidak Rela, Sungai Alas-Singkil Dibendung

 

Bagian tengah Sungai Simonggo (Sub DAS Simonggo), Kampung Bungus, Kec. Parlilitan, Humbahas, Sumut. Disini sungai berarus kuat berdinding bebatuan yang tinggi sehingga Ikan sidat atau ikan peruaya tidak dapat naik ke hulu. Foto : Ahmad Muhtadi/MSP Fakultas Pertanian USU

 

Lansekap Sungai Simonggo bagian tengah di Desa Sitanduk, Humbahas, Sumut dengan latar belakang perkebunan dan hutan. Foto : Ahmad Muhtadi/MSP Fakultas Pertanian USU

 

Tim peneliti berhasil mengoleksi sebanyak 99 spesies ikan serta sembilan spesies udang dan satu spesies kepiting air tawar, satu spesies kura-kura air tawar dan satu spesies buaya. Iktiofauna yang ditemukan di DAS Alas-Singkil ini termasuk dalam kategori least concern (LC) sebesar 71% dan data deficient (DD) sebesar 14%.

Namun demikian ada dua spesies (2%) yang termasuk kategori endangered (EN) dan enam spesies (5%) masuk dalam kategori vulnerable (VU). Ikan bale-bale/ompok (Ompok brevirictus) dan ikan lele/limbad Clarias microspilus merupakan spesies yang termasuk dalam kategori endangered (IUCN, 2023). Kedua spesies ini hanya ditemukan pada bagian hilir sungai Alas (Ompok brevirictus) dan hutan rawa Singkil (Clarias microspilus). Spesies yang termasuk vulnerable adalah ikan lundu/kating (Mystus punctifer), ikan uceng Nemacheilus tuberigum, ikan berkumis Kryptopterus piperatus, dan lele Glyptothorax plectilis.

 

Spesies Ikan Asing

Secara umum, iktiofauna yang ditemukan di DAS Alas-Singkil ini merupakan ikan-ikan asli Indonesia (92%) dan bahkan terdapat 27 spesies (28%) dengan penyebaran terbatas di Sumatra Bagian Utara. Namun demikian terdapat delapan spesies ikan asing atau alien spesies (8%) yang ditemukan di DAS Alas-Singkil. Ikan asing tersebut yaitu: Ompok niloticus, lele dumbo (Clarias garapienus), ikan sepat rawa (Trichopodus trichopterus), Clarias carpio, ikan sapu sapu Pterygoplichthys disjunctivus, Pterygoplichthys pardalis, Pterygoplichthys reticulate dan Glyptothorax affinnis,

Ada beberapa kemungkinan keberadaan ikan asing di DAS Alas-Singkil. Pertama, ikan-ikan itu terlepas (release) tidak sengaja dari kolam-kolam ikan masyarakat, seperti ikan Oreochromis niloticus, Clarias grapienus, Trichopodus trichopterus, dan Cyprinus carpio. Kedua, terlepas dan atau dilepaskan dari ikan-ikan akuarium, seperti Pterygoplichthys disjunctivus, Pterygoplichthys pardalis, Gambusia affinnis, Poecilia reticulata. Ketiga, ikan sengaja dilepaskan dalam rangka ‘pemulihan stok’ ikan seperti Oreochromis niloticus, Clarias grapienus, Trichopodus trichopterus, dan Cyprinus carpio. Meski seharusnya ikan-ikan yang dilepaskan ke perairan adalah ikan-ikan asli perairan setempat.

baca juga : Foto: Indahnya Hutan Leuser dari Sungai Alas-Singkil

 

Ikan lais (Ompok brevictus) dari kelompok Siluridae ini berstatus spesies Endangered (EN). Ikan ini memiliki penyebaran yang terbatas (restricted area) dan merupakan ikan asing invasif di Sungai Alas bagian hilir sungai. Foto : Ahmad Muhtadi/MSP Fakultas Pertanian USU

 

Ikan illi (Aceh) atau ikan incer (Sumut) ini (Nemacheilus tuberigum) berkategori spesies Vulnerable (Vu). Ikan ini memiliki penyebaran yang terbatas (restricted area) di anak-anak sungai DAS Alas-Singkil. Foto : Ahmad Muhtadi/MSP Fakultas Pertanian USU

 

Keberadaan ikan asing di DAS Alas-Singkil perlu dicermati, karena pada umumnya ikan asing ini sangat toleran terhadap lingkungan, memiliki adaptasi yang tinggi terhadap perubahan lingkungan, dan memiliki tingkat reproduksi yang tinggi serta pertumbuhan yang cepat. Kondisi itu membuat ikan asing ‘rakus’ terhadap sumber makanan sehingga akan bisa mengalahkan populasi ikan asli DAS Alas-Singkil.

Oleh karena itu, perlu dilakukan beberapa hal terkait ikan asing yaitu pemusnahan melalui penangkapan masif, terutama terhadap ikan sapu-sapu (Pterygoplichthys disjunctivus dan Pterygoplichthys pardalis). Kedua perlu aturan/tindakan pemerintah setempat terkait keberadaan kolam-kolam masyarakat sehingga dapat mengurangi terlepasnya ikan-ikan asing ke sungai. Ketiga, tidak boleh ‘menebar’ ikan asing ke sungai.

Selain itu, perlu ada upaya dari Pemerintah dan akademisi untuk mendomestikasi ikan-ikan ekonomis dan teramcam sebagai alternatif ikan konsumsi menggantikan ikan-ikan asing yang sudah masif di Indonesia, seperti Oreochromis niloticus, Clarias grapienus, Trichopodus trichopterus, dan Cyprinus carpio. Beberapa ikan-ikan asli bernilai ekonomis yang potensial didomestikasi adalah ikan baung (Hemibagrus caveatus) dan ikan jurung ihan/mera (Tor douronensis, Tor tambroides, Tor tambra, Neolissochilus soro).

baca juga : Menepis Ancaman Kepunahan Ikan Air Tawar di Sumatera

 

Ikan baung-baungan/ temabu (Mystus punctifer) ini merupakan ikan ekonomis di Aceh-Sumut. Ikan ini tersebara secara terbatas (restricted area) di DAS Alas-Singkil, terutama di Sungai Rambe, anak sungai Simonggo. Foto : Ahmad Muhtadi/MSP Fakultas Pertanian USU

 

Ikan illi (Aceh) atau ikan incer (Sumut) ini (Nemacheilus tuberigum) berkategori spesies Vulnerable (Vu). Ikan ini memiliki penyebaran yang terbatas (restricted area) di anak-anak sungai DAS Alas-Singkil. Foto : Ahmad Muhtadi/MSP Fakultas Pertanian USU

 

Ikan Asli Bernilai Ekonomis

Beberapa ikan-ikan di DAS Alas-singkil merupakan ikan-ikan ekonomis penting diantaranya ikan jurung/ihan/mera (Tor douronensis, Tor tambroides, Tor tambra, Neolissochilus soro), ikan sidat/moa/dungsung (Anguilla bicolor dan Anguilla marmorata), ikan baung (Hemibagrus caveatus), ikan temabu (Mystus castaneus, Mystus alasensis, dan Mystus nigriceps), dan ikan nilam/lokal lampam/gar gar (Osteochilus jeruk dan Osteochilus serokan).

Berdasarkan penelusuran penulis dari berbagai penelitian yang di lakukan oleh para ahli baik nasional maupun internasional, didapatkan dan disimpulkan bahwa di DAS Singkil merupakan habitat bagi ikan-ikan endemik/ terbatas di kawasan Sumatra bagian Utara. Dengan demikian DAS Singkil merupakan surga bagi ikan-ikan tertentu yang penyebarannya terbatas di wilayah Sumatra bagian utara.

Setidaknya ada 22 spesies baru yang teridentifikasi dan memiliki penyebaran yang terbatas di wilayah Sumatra bagian Utara dalam 20-an tahun terakhir, dimana habitat utamanya adalah DAS Alas-Singkil. Beberapa spesies baru tersebut terdiri dari enam spesies Bagridae, tiga spesies Balitoridae, satu spesies Clariidae, delapan spesies Cyprinidae, dua spesies Siluridae, dan dua spesies Sisoridae.

Ikan baung (Hemibagrus caveatus) pertama kali dilaporkan tahun 2001 di hilir Sungai Alas (Ng et al., 2001a). Spesies ini ternyata juga ditemukan di hilir sungai Batantoru (Desrita et al., 2020). Mystus punctifer juga pertama kali dilaporkan dan diidentifikasi tahun 2001 di Sungai Simonggo (Ng et al., 2001b). Mystus castaneus dan Mystus nigriceps di sub-DAS Simonggo pada bagian hilir. Kedua spesies tersebut pertama kali diidentifikasi oleh tahun 2002 di bagian hilir Sungai Alas (Ng, 2002).

baca juga : Menolak Ikan Batak Punah, Apa yang Perlu Dilakukan?

 

Ikan jurung/Ihan Batak yang dijual di Sidikalang. Ikan ini merupakan ikan primadona dan ekonomis penting di Sumatera Utara. Foto : Ahmad Muhtadi/MSP Fakultas Pertanian USU

 

Ikan jurung/ihan batak hasil tangkapan nelayan. Ikan bernilai ekonomis penting ini merupakan ikan tangkapan utama di DAS Alas-Singkil. Foto : Ahmad Muhtadi/MSP Fakultas Pertanian USU

 

Ikan Leiocassis aculeata dan Mystus alasensis pertama kali ditemukan dan diidentifikakasi oleh Ng and Hadiaty (2005). L. aculeata ditemukan di hilir sungai utama. Sedangkan ikan Mystus alasensis juga ditemukan anakan sungainya. Nemacheilus tuberigum juga ditemukan di Sungai Alas, Aceh (Hadiaty and Siebert, 2001). Ikan ini ditemukan pada perairan deras berarus kuat pada Sub DAS Simonggo. Ikan Clarias microspilus ditemukan pertama kali tahun 2011 di Pantai barat Sumatera yaitu di hilir sungai alas dan Aceh Selatan (Ng and Hadiaty, 2011).

Ikan Osteochilus jeruk dan Osteochilus serokan pertama kali dilaporkan tahun 1998 di hilir sungai Alas (Renny Kurnia Hadiaty and Siebert, 1998). Kedua ikan ini ditemukan melimpah pada bagian rawa-rawa di sekitar hilir sungai Alas-Singkil hingga pada bagian tengah di Subulusalam dan rawa-rawa sekitarnya. Kelompok cypridae lainnya yang ditemukan di DAS Alas-Singkil yaitu: Rasbora api, Rasbora arundinata, Rasbora bankanensis, Rasbora bunguranensis, Rasbora einthovenii, Rasbora meinkeni, Rasbora trunctata (Lumbantobing, 2014, 2010). Secara umum ikan grup Rasborine ini ditemukan pada bagian tengah anak sungai dengan kondisi arus sedang-kuat. Namun ikan Rasbora bunguranensis juga ditemukan pada rawa di hilir DAS Alas-Singkil.

Ada ikan spesies baru famili Siluridae dan Sisoridae yang ditemukan di DAS Alas-Singkil dimana Siluridae ditemukan pada bagian hilir. Sedangkan ikan Sisoridae banyak ditemukan dibagian hulu anak sungai DAS Alas-Singkil. Kryptopterus geminus diidentifikasi dan ditemukan tahun 2003 (Ng, 2003). Kryptopterus piperatus diidentifikasi dan ditemukan tahun 2004 (Ng et al., 2004) dan  ikan lais (Ompok brevictus) teridentifikasi pada tahun 2009 (Ng and Hadiaty, 2009a). G. plectilis dan G. ketambe teridentifikasi tahun 2008 dan 2009 (Ng and Hadiaty, 2009b, 2008).

baca juga : Alasan Listrik, PLTA akan Dibangun di Sungai Alas-Singkil

 

Hulu sungai Lae Renun (Sub DAS Lae Renun) bagian dari DAS Alas Singkil di Parbuluan, Kabupten Dairi, Sumut. Foto : Ahmad Muhtadi/MSP Fakultas Pertanian USU

 

Bubu merupakan alat tangkap utama ikan oleh nelayan di Sungai Alas-Singkil, selain pancing. Foto : Ahmad Muhtadi/MSP Fakultas Pertanian USU

 

Ancaman habitat dan rekomendasi pengelolaan

Secara historis, DAS Alas-Singkil telah lama dimanfaatkan masyarakat untuk berbagai kegiatan, seperti pertanian, perikanan, dan transportasi. Dewasa ini juga DAS Alas-Singkil telah dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Air/Mikro Hidro. Setidaknya terdapat 28 lokasi yang berpotensi untuk dibangun sebagai PLTA/PLTMH dan empat PLTA yang sudah beroperasi (ESDM, 2021).

Berbagai kegiatan dan pemanfaatan lahan di DAS Alas-Singkil tentunya akan berdampak pada kerusakan habitat dan penurunan kualitas air Sungai. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian mendalam terkait tipe habitat dan pola migrasi iktiofauna yang mewakili dua musim, yaitu musim hujan dan kemarau. Bebarapa ikan melakukan migrasi longitudinal (hulu ke hilir atau sebaliknya) yaitu kelompok ikan sidat dan ikan jurung. (***)

 

 

Sumber: Muhtadi A, Leidonald R, Fauzia AD. 2023, Habitat characteristics and biodiversity of nekton in the Alas-Singkil River Basin, Northern Sumatra, Indonesia. Biodiversitas 24: 3673-3689. https://smujo.id/biodiv/article/view/14598

 

 

*Ahmad Muhtadi, Dosen dan peneliti Biodiversitas Akuatik Universitas Sumatera Utara (USU).

 

 

Exit mobile version