Mongabay.co.id

Kebakaran Melanda Lereng Gunung Lewotobi, Waspadai Kemarau Panjang

 

 

Kebakaran hutan dan lahan [karhutla] melanda beberapa desa di Kecamatan Ile Bura hingga meluas ke Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur [NTT].

Kebakaran yang berlangsung sejak Jumat [25/8/2023], baru bisa dipadamkan Rabu [30/8/2023]. Sumber air yang jauh di Bama, sekitar 40 kilometer, membuat api sulit dipadamkan, meski empat mobil pemadam dikerahkan.

Damianus Nusa Blolon, warga Desa Nurabelen, Kecamatan Ile Bura, kepada Mongabay Indonesia, Rabu [30/8/2023] mengatakan, kebakaran meluas Sabtu pagi dan merambat ke kebun warga hingga hutan lindung di kaki gunung api kembar Lewotobi.

“Banyak tanaman kakao, kemiri, vanili, asam, dan mete terbakar. Api bahkan merambat ke pinggir jalan karena angin kencang,” ucapnya.

Baca: Kemarau Datang, Fokus Kegiatan Jangan Hanya Mengatasi Kebakaran Hutan dan Lahan

 

Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Desa Nurabelen, Kecamatan Ile Bura, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Foto: Ebed de Rosary/Mongabay Indonesia

 

Damianus mengatakan, pelaku INS [60], yang ditemui di Polsek Wulanggitang mengatakan telah  membuka lahan untuk penambangan pasir di Tua Bura, Dusun Waiula, Desa Nurabelen, Kamis [24/8/2023], dengan cara membakar.

INS kaget ketika besoknya, lahan terbakar luas. Dia melapor ke Pemerintah Desa Nurabelen dan warga dikerahkan untuk memadamkan api.

“Dia mengaku, sebelum kembali ke rumah sudah memastikan api telah padam,” terang Damianus.

Kepala Desa Klatanlo, Pit Muda, mengatakan sekitar jam 10.00 WITA ada pohon ampupu [Eucalyptus urophylla] tumbang sehingga api kembali merambat ke kebun warga

“Api merambat dari Nobo hingga ke lereng gunung lalu ke kawasan hutan lindung di Desa Hokeng Jaya hingga Desa Dulipali dan Klatanlo. Tadi sore api sudah padam, namun warga tetap siaga,” ungkapnya, Rabu [30/8/2023].

Pit mengatakan, kebakaran di lereng Gunung Lewotobi terjadi tiga tahun lalu.

“Warga takut membakar lahan karena ada proses hukum,” jelasnya.

Baca juga: Waspada El Nino, dari Ancaman Krisis Air sampai Kebakaran Hutan

 

Kebakaran di lereng Gunung Lewotobi ini diperkirakan mencapai 40 hektar lebih. Foto: Ebed de Rosary/Mongabay Indonesia

 

Waspadai kemarau panjang

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, kebakaran dipicu adanya praktik pembersihan lahan dengan cara dibakar. Api kemudian merembat hingga merambah hutan dan lahan sekitar.

Dikutip dari BNPB, hasil kaji cepat menunjukkan, luas lahan terbakar sekitar 40 hektar.

“Kami mengimbau seluruh masyarakat agar tidak melakukan upaya pembersihan atau pembukaan lahan dengan cara dibakar. Sebab, hal itu merupakan praktik ilegal dan melanggar hukum,” jelasnya, Senin [28/8/2023].

Abdul mengatakan, musim kemarau tahun 2023 diperkirakan lebih panjang dari tahun-tahun sebelumnya, sehingga dapat memicu bencana karhutla.

“BNPB meminta pemerintah daerah untuk terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait potensi bencana kekeringan dan karhutla yang dapat diisebabkan faktor cuaca,” jelasnya.

 

Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di wilayah Kecamatan Ile Bura, Kabupaten Flores Timur, NTT, Sabtu [26/8/2023]. Foto: Dok BPBD Kabupaten Flores Timur

 

Mongabay Indonesia coba menghubungi Kepala UPT KPH Flores Timur, terkait luas hutan yang terbakar, namun sejauh ini belum mendapat konfirmasi.

Kepala Kepolisian Sektor [Kapolsek] Wulanggitang Iptu I Nyoman Karwadi menyebutkan, hingga Senin [28/8/2023], luas karhutla diperkirakan mencapai sekitar 60 hektar.

Data BPS Flores Timur menunjukkan, tahun 2015 luas hutan lindung di Flores Timur sebesar 36.253 hektare, tersebar di Pulau Flores [Flores Timur Daratan] sekitar 28.162 hektar, Pulau Adonara [5. 566 hektar], dan Pulau Solor [2.525 hektar].

Total kawasan hutan di Kabupaten Flores Timur seluas 52.308 hektar. Rinciannya, Flores Timur Daratan [41.691 hektar], Pulau Adonara [7.571 hektar], dan Pulau Solor [3.046 hektar].

 

Exit mobile version