Mongabay.co.id

Kebakaran Hutan dan Lahan Landa Berbagai Daerah

 

 

 

 

Sejak Agustus kebakaran hutan dan lahan menggila di berbagai  wilayah Kalimantan, Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, sampai Papua. Seperti di Kalimantan Barat,  hingga kini kebakaran terus terjadi. Karena kondisi makin rawan, Kalbar lalu menetapkan status tanggap darurat bencana asap akibat karhutla 1-30 September 2023.

“Status tanggap darurat kita tingkatkan, melihat situasi saat ini makin panas , kemudian sebaran api ada di mana mana,” kata Daniel, Ketua satgas informasi BPBD Kalbar, dikutip dari Suarapemredkalbar.com, Selasa (5 /9/23).

Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalbar menyebutkan,  luas lahan terdampak karhutla mencapai 5.768,73 hektar. Pemerintah Kalbar sudah mengeluarkan surat keputusan tanggap darurat penanganan bencana asap karhutla dari 1-31 Agustus lalu.

Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Nasional, pada akhir Agustus lalu menyatakan, dari analisis potensi kemudahan karhutla di Kalbar pada 26-27 Agustus lalu, sebagian kecil wilayah teridentifikasi tingkat sangat mudah terbakar, seperti Kayong Utara dan Ketapang. Sedangkan pada akhir Agustus hingga 1 September 2023, teridentifikasi hampir seluruh wilayah Kalbar menunjukkan potensi sangat mudah terbakar.

Teknologi modifikasi cuaca  (TMC) dengan menebar bahan semai NaCl 800 kg mulai dilakukan sejak 25  Agustus lalu.

“Pemerintah daerah dan seluruh sumber daya dari dinas terkait, masyarakat maupun dunia usaha untuk mengoptimalkan upaya pencegahan dini,” kata Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB dalam rilis kepada medis.

BNPB menyiagakan sejumlah helikopter untuk mendukung pemerintah daerah dalam penanganan karhutla.  Mayjen TNI Fajar Setiawan,  Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB mengerahkan helikopter untuk patroli dan pengeboman air atau water-bombing.

Ada dua helikopter untuk patroli dan  tiga untuk water-bombing dioperasikan dari Pontianak. Dua helikopter, masing-masing untuk patroli dan water-bombing bergerak dari Ketapang.

Walhi Kalbar menyatakan,  sebanyak 7.376 titik panas terpantau pada 235 konsesi sawit dan HTI di Kalimantan Barat sepanjang Agustus 2023.

Kalau periode 1-17 Agustus 2023 hotspot terpantau pada konsesi sawit 3.275 titik dan HTI 1.675 titik, setelah itu hingga akhir Agustus 2023 bertambah jadi 7.374 hotspot.

Hendrikus Adam, Kadiv Kajian dan Kampanye Walhi Kalbar dalam keterangan kepada media mengatakan, penambahan 18-31 Agustus 2023 masing-masing di konsesi sawit 1.726 hotspot dan HTI 700 hotspot.  Namun,  katanya, hotspot periode 1-17 Agustus lebih banyak dari 18-31 Agustus 2023.

Hotspot yang banyak, katanya, juga diikuti kabut asap hingga menyebabkan udara tercemar.

Menurut Adam, upaya penegakan hukum karhutla yang berkeadilan masih jauh panggang dari api. Situasi ini,  katanya, seharusnya menjadi atensi serius presiden dan kapolri.

 

 

Kebakaran di Kabupaten Paser, Kaltim. Foto: dari BNPB

 

 

Segel konsesi perusahaan terbakar

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sudah menyegel empat konsesi perusahaan terbakar di Kalbar pekan lalu. Melalui tim pengawas dan Polhut Balai Gakkum Wilayah Kalimantan dilakukan penyegelan di empat konsesi perusahaan,  PT MTI Unit 1 Jelai seluas 1.151 hektar, PT. CG (267 hektar), PT. SUM (168,2 hektar), dan PT FWL 121,24 hektar.

“Saya sudah memerintahkan seluruh Kantor Balai Gakkum di Sumatera maupun Kalimantan terus memonitor serta verifikasi lapangan serta penyelidikan atas karhutla areal konsesi perusahaan maupun lokasi yang dikuasai masyarakat,” kata Rasio Ridho Sani, Direktur Jenderal Gakkum KLHK, dalam rilis kepada media, awal pekan ini.

Penyegelan empat konsesi perusahaan, katanya, berupa pemasangan papan larangan kegiatan. Perusahaan-perusahaan itu , katanya, ada yang dalam proses penyelidikan dan direkomendasikan kena sanksi administrasi paksaan pemerintah melalui kepala daerah.

Tim Gakkum KLHK memonitor intensif lokasi-lokasi yang terindikasi titik api melalui data hotspot.

KLHK bersama dengan kepolisian dan kejaksaan Agung membentuk Satgas Penegakan Hukum Terpadu Karhutla. KLHK,  kata Roy, sapaan akrabnya,  terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk mengefektifkan upaya penanganan karhulta termasuk dalam upaya penegakan hukum.

 

Balai Gakkum Kalimantan segel konsesi alami karhutla di Kalbar. Foto: Balai Gakkum KLHK

 

 

Dia bilang, instrumen penegakan hukum yang jadi kewenangan KLHK akan digunakan menindak tegas penanggung jawab usaha atau kegiatan baik pemberian sanksi administrasi maupun pencabutan izin. “Gugatan perdata berupa ganti rugi pemulihan lingkungan hidup maupun penegakan hukum pidana,” kata Roy.

Karhutla, katanya, sangat berdampak kepada kehidupan dan kesehatan masyarakat dsampak asap, kerusakan lahan, kehilangan biodiversiti, termasuk menghambat komitmen pemerintah dalam pencapaian agenda perubahan iklim.

Adam menilai, empat konsesi yang disegel Gakkum hanyalah bagian kecil dari 7.376 hotspot terpantau pada konsesi sepanjang Agustus 2023.

Empat perusahaan yang disegel itu, katanya, dua HTI yakni PT Mayangkara Tanaman Industri (MTI) dan PT Fajar Wana Lestari (FWL). Dua konsesi perusahaan sawit,  PT Condong Garut (CG) dan PT  Sumatera Unggul Makmur (SUM).  “Keempat perusahaan yang disegel itu memang masuk dalam daftar hotspot yang terpantau sepanjang Agustus 2023.”

Dia menanti ketegasan dan keseriusan pemerintah  menegakkan hukum atas sejumlah indikasi karhutla di konsesi lain yang belum tersentuh.

“Penyegelan empat konsesi langkah awal, proses hukum berikutnya ini perlu terus dikawal bersama. Kita berharap proses hukum dan penindakan  terbuka dan berkeadilan. Jangan sampai penyegelan hanya ramai di awal, kemudian sepi bahkan menghilang tanpa ujung.”

Dia bilang, konsesi SUM merupakan karhutla dan penyegelan berulang. Penyegelan KLHK pada 2018, katanya, belum berdampak signifikan hingga tak memberi efek jera korporasi. Begitu juga, katanya, ada nota kesepahaman pencegahan karhutla MTI pada 2020,  bukan jaminan konsesi bebas kebakaran.

 

kebakaran hutan dan lahan di Kalbar, banyak di konsesi sawit dan HTI. KLHK pun segel empat perusahaan dengan konsesi alami kebakaran. Foto: Balai Gakkum KLHK

 

Selain karhutla di Kalbar, Kalimantan Timur pun alami serupa. Pada  31 Agustus lau, karhutla sekitar 20 hektar di Penajam Paser, tepatnya di Desa Petung, Kecamatan Penajem.

Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB melaporkan, operasi pemadaman membuahkan hasil, api padam pada malam hari.

BNPB katakan, perlu kerjasama sejak dini dengan berbagai pihak untuk pencegahan. “Pelibatan satuan tugas gabungan, baik pemerintah, TNI, Polri, masyarakat dan dunia usaha  guna mencegah dan penanggulangan karhutla merupakan alternatif penguatan,” kata Muhari.

Flores Timur, Nusa Tenggara  Timur pun tak luput dari karhutla. Pada 25 Agustus lalu, karhutla terjadi di Desa Nurabelen, Kecamatan Ile Bura, Flores Timur.

Laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur, karhutla dipicu praktik pembersihan lahan dengan dibakar. Api merambat hingga meludeskan sekitar 40 hektar hutan dan lahan.

 

Api yang membakar kawasan hutan di pegunungan Arjuno, Jawa Timur. Hingga sepekan lebih api tak kunjung berhasil dipadamkan. Foto: tangkapan layar.

 

Karhutla di gunung

Di Jawa pun, kebakaran terjadi di mana-mana sejak bulan lalu. Di Gunung Arjuno, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, misal, sejak 25 Agustus lalu, karhutla hebat melanda. Hingga 6 September, kobaran api yang melahap habis ratusan hektar itu tak kunjung bisa dipadamkan bahkan terus meluas.

Kala itu, titik api pertama diduga dari Blok Sriti, masuk Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Cuaca terik, ditambah kencangnya hembusan angin membuat api menjalar dengan cepat. Hingga sehari berikutnya, api sudah sampai di wilayah Kabupaten Pasuruan.

“Laju apinya sangat cepat. Ditambah angin kencang, jadi sangat parah,” kata Kepala UPT Taman Hutan Raya (Tahura) R. Soerjo, Ahmad Wahyudi kepada Mongabay, 1 September lalu.

Dia sebut, kebakaran ini paling parah dibanding kejadian serupa sebelumnya. Terakhir, kebakaran terjadi pada Mei lalu. “Pada 2019 juga pernah dan parah. Tapi ini lebih parah dari 2019,” ujar Wahyudi.

Sejauh ini, mereka belum bisa memperkirakan berapa total luas lahan terbakar. Namun, beberapa area seperti Gumandar, Kuning Kembar 2, Candi Sepilar dan sisi selatan Gujung Arjuno yang didominasi cemara gunung, pinus, serta ilalang habis.

“Kami belum tahu ya, yang pasti ini sangat luas. Belum bisa kami pastikan (luasannya),’ katanya. Inventarisasi lahan terbakar baru akan dilakukan setelah api padam.

Merujuk data publikasi Si Pongi yang terakses 2 September,  karhutla di Jawa Timur alami naik turun dalam enam tahun terakhir tetapi karhutla tahun ini hampir tiga kali lipat dibanding tahun lalu.

 

Kobaran api di Gunung Arjuno. Foto diambil dari Desa Tambaksari, Kecamatan Purwodadi. Foto: A. Asnawi. Mongabay Indonesia.

 

Tahun ini, karhutla di Jawa Timur sudah 7.076,11 hektar. Jauh lebih tinggi dibanding 2022 seluas 2.380 hektar.

Berbagai upaya dilakukan UPT Tahura untuk menangani karhutla di Gunung Arjuno. Sedikitnya,  300 personel gabungan dikerahkan untuk membantu memadamkan api yang melahap sebagian kawasan tahura.

Ratusan personel itu terdiri dari petugas tahura,  kepolisian, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pasuruan dan Jawa Timur. Kemudian, Taruna Siaga Bencana (Tagana), Masyarakat Peduli Api (MPA), hingga warga sekitar kawasan hutan.

“Mereka terbagi ke beberapa kelompok karena mengantisipasi kecapekan atau lelah. Ada yang bagian mengirim logistik juga ke atas,” katanya melalui sambungan telepon.

Tidak hanya upaya manual. Pemadaman juga dengan melibatkan helikopter water booming. Namun, karena kondisi cuaca yang tidak mendukung, skenario water booming yang digagas sejak 1 September baru bisa  2 September.

Setelah sempat tertunda, tin BNPB akhirnya melakukan water bombing untuk membantu padamkan api di Arjuno. Khofifah berkesempatan melihat langsung pelaksanaan penyiraman itu.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, 2 September siang tiba di Posko Kaliandra melihat dari dekat penanganan karhutla di Arjuno.

Sebelumnya, Wakil Gubernur Jatim, Emil Dardak juga meninjau lokasi dengan helikopter. Gubernur juga sempat melihat karhutla dari atas. “Ini sangat parah. Garis api terlihat begitu panjang,” kata Khofifah.

 

 

Karhutla Bromo, September 2023. Foto: BNPB

 

Untuk luasan terbakar, kata gubernur, hingga  2 September sore, total area terbakar mencapai 1.200 hektar. Data sementara sampai 6 September, karhutla Arjuno sekitar 4.403 hektar.

Wujud Lestari, relawan Masyarakat Peduli Api (MPA) asal Desa Tambaksari, Kecamatan Purwodadi mengisahkan betapa sulitnya upaya pemadaman di Arjuno. Untuk perjalanan saja, katanya, perlu waktu enam jam ke lokasi kebakaran.

“Fisik, pasti. Karena ini di atas gunung. Untuk jalan saja perlu waktu selama itu,” cerita Wujud yang baru turun setelah empat hari membantu pemadaman di atas Arjuno.

Sampai di atas, dia harus mendapati medan tak mudah. Tebing terjal atau jurang curam, yang tidak ditemukan dalam kasus kebakaran di dataran. Belum lagi hembusan angin begitu kencang.

Untuk titik-titik api yang sulit dijangkau, kata Wujud, cara satu-satunya, dengan membuat sekat bakar supaya api tidak makin meluas.

Kencangnya hembusan angin juga menjadi kendala tersendiri dalam upaya pemadaman. Sebab, angin memunculkan lidah api yang berpotensi mengancam jiwa relawan. Selain itu, menyebarkan bara hingga memunculkan tiitk-titik api baru.

Kini, api masih berkobar di tiga titik, yakni, di bagian bawah Blok Gumandar, daerah atas Lembah Kijang dan mulai menjalar ke Gunung Ringgit.

Secara khusus, Wujud memberi sinyal angkat tangan untuk membantu memadamkan api di Gunung Ringgit karena gunung ini  memiliki medan terjal hingga lebih sulit.

“Kalau sudah ke Ringgit, cara manual akan susah. Cara satu-satunya ya pakai water boombing.”

Ahmad Wahyudi, Kepala UPT Tahura mendesak investigasi terkait kebakaran di Arjuno kali ini. Kendati tidak menyebut pasti, dia menduga insiden yang menghabiskan vegetasi di sisi selatan Arjuno itu karena kesengajaan.

“Ini harus investigasi. Sumber titik api dari mana, siapa yang membakarnya? Supaya ada lagi tindakan-tindakan yang merugikan orang banyak. Karena ini parah sekali,” katanya.

 

 

 

Dia bilang, berdasar penelusuran timnya, awal kebakaran dari luar tahura di wilayah Singosari, Kabupaten Malang.  “Masih jauh dari kawasan kami. Sekitar satu kilometer di bawah kawasan kami,” katanya.

Semak yang banyak dan mengering karena cuaca panas membuat api cepat naik ke wilayah tahura hingga sulit dipadamkan.

Sistem informasi karhutla ‘Si Pongi’ yang dikembangkan KLHK dan BRIN bisa menjadi petunjuk awal untuk menyelidiki kasus ini. Melalui aplikasi itu, katanya, otoritas terkait bisa men-tracing titik kebakaran pertama kali terjadi

Wahyudi menolak berandai -andai pelaku pembakaran.  Yang pasti,  katanya, kecil kemungkinan karena ulah pendaki karena lokasi awal terjadi bukan berada di jalur pendakian.

“Tidak ada jalur pendakian disana. Kalau dari dalam kawasan (tahura), saya percaya mungkin ulah pemburu karena kami punya bukti-bukti soal itu. Tapi ini dari luar kawasan.”

Wahyudi bilang, dalam jangka panjang, rusaknya vegetasi karena kebakaran akan mengancam sumber-sumber air di kawasan Arjuno. Padahal, selama ini sumber air  itu menjadi sumber kehidupan masyarakat di sekitar. Dampaknya, pipa-pipa jalur distribusi air juga akan rusak terkena api.

Belum lagi, katanya, saat musim hujan, sisa-sisa pohon terbakar akan terbawa turun. Material itu akan memenuhi badan-badan sungai yang dapat memicu banjir bandang.

“Ada ribuan keluarga yang tergantung suplai air dari tahura. Jadi melihat dampak kebakaran hutan, apalagi di pegunungan itu tidak sesederhana itu. Tidak hanya soal vegetasi yang rusak. Pemahaman ini yang harus dimiliki bersama,” kata Wahyudi.

 

Tim BPBD Kabupaten Flores Timur berupaya memadamkan karhutla di wilayah Kecamatan Ile Bura, Kabupaten Flores Timur, NTB, Sabtu (26/8/23). Foto: BPBD Flores TTimur

 

 

Selain Arjuno, kebakaran hebat juga melasa Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Hingga 1 September kebakaran sejak 29 Agustus itu tak kunjung bisa dipadamkan.

Berdasar informasi yang dihimpun Mongabay, titik api pertama kali terjadi di daerah perbatasan antara Resort Pengelola Taman Nasional (PTN) Wilayah Coban Trisula atau Bantengan. Kemudian di Resort Pengelola Taman Nasional (PTN) Wilayah Ranupani, Kabupaten Lumajang.

Karena tak bisa dikendalikan, api pun menjalar hingga ke kawasan Jantur, Padang Savana hingga Jemplang. Vegetasi di area kaldera Bromo juga turut dilalap si jago merah.

Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar TNBTS, Septi Eka Wardhani mengatakan, upaya pemadaman terus dilakukan dengan melibatkan petugas dari PTN Coban Trisula, PTN Wilayah Tengger Laut Pasir, PTN Wlayah Gunung Penanjakan dan PTN Wilayah Ranupani.

Sejauh ini, mereka belum bisa memastikan penyebab kebakaran, termasuk luasan TNBTS yang ludes. Analisa dan perhitungan lahan terdampak baru akan dilakukan setelah pemadaman selesai.

Septi bilang, medan sulit dan angin kencang menjadi kendala upaya pemadaman. “Lokasinya d lereng yang terjal dan susah dijangkau.”

Selain itu, bahan bakar atau vegetasi yang mengering karena kemarau j, serta angin kencang membuat laju api berlangsung cepat.

Penjelasan sama disampaikan anggota Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Lumajang, Tanto Agustian. Agar kebakaran tak makin meluas, petugas berupaya penyekatan di sisi timur pegunungan Bromo yang dekat dengan area permukiman di Desa Ranupani, Kecamatan Senduro, Lumajang.

Sementara itu, karhutla yang melanda sebagian wilayah TNBTS memaksa pengelola setempat menutup sementara destinasi wisata Puncak B29. Selain itu, akses ke Gunung Bromo melalui pintu Jemplang, Coban Trisula, dan Senduro juga ditutup

TNBTS menyebut, penutupan untuk membantu kelancaran upaya pemadaman di sekitar lokasi. “Pengunjung dapat masuk ke dalam Kawasan Wisata Bromo melalui pintu Cemoro Lawang dan Wonokitri (Pasuruan)”.

Namun, area yang boleh dikunjungi hanya terbatas pada  Lautan Pasir ke arah Gunung Batok, Bungkah Dingklik sampai dengan View Point Pananjakan. TNBTS juga meminta para pengunjung berhati-hati dalam penggunaan api dan secara bersama-sama menjaga kawasan dari kebakaran.

“Penutupan diberlakukan  sejak 1 September 2023 mulai pukul 20.00 sampai batas waktu yang belum bisa ditentukan,” tulis Septi, dalam rilisnya.

Di Jawa Tengah dan Jawa Barat pun terjadi kebakaran hutan. DI Jawa   Tengah,  Gunung Sumbing pun alami kebakaran sampai 69 pendaki dievakuasi oleh tim gabungan setelah terjadi karhutla di jalur pendakian Kecamatan Kalikajar, Kecamatan Sapuran dan Kepil, Kabupaten Wonosobo, 1 September lalu.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonosobo bersama TNI, Polri dan tim gabungan juga melakukan proses penyelidikan lebih lanjut terkait muasal karhutla.

Bambang Tri P,  Sekretaris BPBD Wonosobo, bersama Kapolres Wonosobo AKBP Eko Novan Prasetyopuspito menyatakan,  kebakaran rentan terjadi karena faktor cuaca.

Bambang mengimbau,  masyarakat maupun tim petugas base camp lebih waspada dan segera melapor apabila menemukan titik api.

“Kami mengimbau seluruh masyarakat yang tinggal di lereng gunung dan para base camp untuk waspada dan hati-hati mengingat cuaca seperti yang sekarang ini, kemarau panjang sangat rentan terjadi kebakaran hutan dan lahan,” katanya dalam rilis BNPB.

 

Karhutla di Gunung Arjuno dari 26 Agustus belum padam sampai 6 September ini malah terus meluas. Foto: A. Asnawi/ Mongabay Indonesia

 

Bergerak bersama

Yayasan Madani Berkelanjutan menyatakan, karhutla di Indonesia meluas dengan cepat sepanjang Juli-Agustus 2023. Para pihak harus bergerak bahu membahu menanggulangi  karhutla di daerah rawan dengan memperhatikan kesehatan dan kebutuhan masyarakat adat/lokal atau masyarakat di tingkat tapak.

Sadam Afian, Legal Officer Madani Berkelanjutan mengatakan, potensi karhutla makin besar dalam beberapa bulan ke depan.  “Kami mendorong lembaga-lembaga di pusat dan daerah yang dimandatkan dalam Inpres Penanggulangan Karhutla untuk berkomitmen melaksanakan tugas dan dan kewajibannya,”  katanya dalam rilis kepada media, awal pekan ini.

Yayasan Madani meminta seluruh pihak bahu-membahu menanggulangi api di provinsi dan kabupaten yang paling rawan.

Resni Soviyana, Program Officer Pembangunan Hijau Madami Berkelanjutan mengatakan, penanggulangan tak boleh hanya fokus pada pemadaman api, juga harus mencakup penanganan masyarakat terdampak asap dan bantuan pembukaan lahan tanpa membakar untuk masyarakat adat dan lokal.

Dari pantauan model Area Indikatif Terbakar (AIT) yang dikembangkan Madani Berkelanjutan, luas AIT di Indonesia selama Januari-21 Agustus ini mencapai 262.000 hektar. Angka ini, lebih besar dari kebakaran tahun lalu yang mencapai 204.000 hektar.

Dalam AIT selama Januari-21 Agustus 2023, mencakup kebakaran berulang di area sama seluas 6.000 hektar. Berarti, sebagian besar kebakaran meluas ke area baru.

“Pemerintah Aceh dan Papua perlu segera menetapkan status siaga darurat karhutla karena masuk 10 provinsi dengan AIT paling besar namun belum menetapkan siaga darurat,” kata Resni.

Dalam AIT itu, kata Sadam, dalam ekosistem gambut mencapai 45.000 hektar. “Kebakaran di gambut perlu ditanggulangi segera karena dapat menimbulkan kabut asap yang sangat membahayakan kesehatan masyarakat dan kerugian ekonomi,” tambah Yosi Amelia, Program Officer Hutan dan Iklim Madani Berkelanjutan.

Guna mencegah kebakaran terulang, katanya, ekosistem gambut terbakar perlu masuk dalam peta prioritas restorasi gambut 2024.

Area terindikasi terbakar di izin atau konsesi meningkat berkali-kali lipat dari Juni ke Agustus.  AIT paling tinggi dari Januari-21 Agustus 2023 terdapat di izin perkebunan sawit dengan 40.000 hektar, disusul hutan tanaman 22.700 hektar, dan konsesi migas 20.300 hektar.

“Penting bagi pemerintah meningkatkan pengawasan dan penegakan hukum di area izin dan konsesi dengan AIT terluas.”

Tidak kalah penting, kata Sadam, dalam tahun politik ini pemberian izin di hutan alam dan ekosistem gambut mengindikasikan praktik tak berperspektif pembangunan berkelanjutan.

 

Karhutla Arjuno pada 2 September lalu. Foto: istimewa

 

********

 

 

Exit mobile version