Mongabay.co.id

Kutu Busuk Bisa Bantu Ungkap Kasus Kriminal 

 

Beberapa waktu belakangan ini warga Paris, Perancis dibuat heboh dengan kemunculan kutu busuk di sejumlah tempat. Paris sebagai kota mode dan seni, sedang menghadapi serangan serangga yang mengganggu ini.

Warga dilaporkan ada yang menemukannya di kursi kereta, sofa apartemen, juga gedung-gedung tua. Temuan itu menjadi berita utama di media Perancis, di tengah-tengah persiapan menjadi tuan rumah olimpiade tahun depan.

Meski dianggap serangga menjijikkan, namun kutu busuk mempunyai manfaat tersembunyi. Di antaranya membantu polisi mengungkap kejahatan.

Kutu busuk, kepinding, atau bedbugs adalah serangga tak bersayap dalam keluarga Cimicidae. Jumlah spesies serangga ini di dunia sekitar 90 jenis. Namun tak semuanya menyerang manusia. Ada dua spesies yang punya selera mengisap darah manusia, yaitu Cimex hemipterus biasa ditemukan di daerah tropis dan subtropis, dan Cimex lectularius yang penyebarannya lebih luas.

Kutu busuk telah berevolusi menjadi serangga pengisap darah yang sadis, meski dalam bentuk mungil. Mereka mengisap darah korbannya tanpa korban menyadarinya. Ukuran rata-rata kutu busuk dewasa cuma sekitar 5 mm. Korban baru merasa gatal setelah kutu busuk ini pergi. Rasa gatal muncul biasanya karena reaksi alergi.

baca : Ternyata, Mahluk Kecil Ini Agen Pengendali Lalat

 

Seekor kutu busuk Cimex lectularius jantan. Foto : Rickard Ignell/Wikipedia, CC BY-SA

 

Kutu busuk dibekali mulut yang didesain secara khusus untuk menghisap cairan. Ada bagian seperti jarum dan rahang atas yang membentuk tabung berongga, lengkap dengan pompa dan tempat air liur.

Kutu busuk menemukan mangsanya berkat kemampuannya menjejak panas. Dia akan memilih makan pada saat tengah malam hingga pagi, ketika matahari tidak bersinar. Ini karena suhu yang meningkat pada siang hari bisa menyulitkan kutu busuk menjejak panas mangsanya. Kutu busuk juga bisa menemukan mangsanya dari keberadaan karbon dioksida yang dihasilkan dari pernapasan.

Air liur yang mereka suntikkan mencegah pembekuan darah saat mereka makan. Selain itu, air liurnya mengandung zat pemati rasa sehingga target tidak merasakan apa-apa saat bagian dari mulut kutu busuk ini menyobek jaringan. Secara perlahan darah manusia akan disedot, hingga perut si kutu busuk menggelembung penuh darah.

Kutu busuk bisa makan sampai enam kali berat badannya. Ini berarti setara dengan 360 kg berat makanan pada orang dewasa dengan sekali makan. Perut kutu busuk yang pipih pun membesar sehingga dapat menampung sedotan darah manusia lebih banyak.

Darah manusia yang disedot kutu busuk digunakan oleh serangga ini sebagai sumber makanan karena kaya nutrisi. Namun bagi polisi, darah yang ada diperut kutu busuk ini siapa sangka bisa membantu mereka mengungkap kasus kriminal.

baca juga : Monster Laut Berbulu Putih Ini Membuat Ilmuwan Terkesima

 

Seekor kutu busuk. Foto : On your nice clean sheets, an unwanted guest. Foto : Romain Garrouste, CC BY via the conversation

 

Kutu busuk diketahui makan setiap lima hingga sepuluh hari sekali. Hebatnya, dia bisa hidup tanpa makan hingga tiga bulan. Ini memberi kesempatan kepada polisi untuk dapat menggunakan DNA dalam darah yang ada di perut kutu busuk sebagai petunjuk penyelidikan.

Ada cabang baru dalam ilmu kepolisian bernama forensic hematophagy atau forensic hematology. Cabang ini mengkhususkan diri pada pengungkapan kejahatan dari bukti darah yang terkait dengan perkara kriminal. Darah itu bisa berasal dari mana saja, termasuk dari binatang pemakan darah seperti nyamuk, dan kutu busuk.

Dalam sebuah jurnal dijelaskan keuntungan menggunakan kutu busuk sebagai alat bantu penyelidikan. Sebagai serangga yang tidak bersayap, kutu busuk relatif tidak berpindah jauh dari lokasi kejahatan. Ini membantu polisi mengumpulkan bukti di dekat kejadian perkara. Selain itu kutu busuk kerap tak jauh dari manusia. Hanya bisa berpindah jauh mengikuti barang yang dibawa pelaku atau korban, misalnya pakaian, tas, atau kendaraan. Ini juga bisa membantu polisi memperkirakan lokasi perpindahan manusia dan barang.

Berbeda dengan nyamuk, kutu busuk dalam setiap perkembangan hidupnya selalu makan darah. Pada nyamuk, hanya nyamuk dewasa yang makan darah. Sementara kutu busuk sejak fase nimfa sudah makan darah. Ini memperbesar peluang polisi untuk menemukan petunjuk pada kutu busuk. Karena serangga ini jarang makan, maka peluang untuk menemukan profil DNA dari seseorang pun semakin besar.

Kutu busuk memang bagai makhluk monster mini yang misterius. Senang bersembunyi, berada di tempat kusam dan gelap, dan menyedot darah manusia. Bagi sebagian orang ini tampak menakutkan. Namun kepanikan yang terjadi lebih karena faktor kejiwaan, pobia serangga. Untungnya belum ditemukan bukti bahwa serangga ini menjadi vektor penyakit.(***)

 

 

Exit mobile version