Mongabay.co.id

Daun Jati Dijadikan Teh Herbal dan Kue Kering, Caranya?

 

 

https://www.mongabay.co.id/wp-content/uploads/2023/10/Artikel-Daun-Jati.mp3?_=1

 

Tanaman jati atau Tectona grandis sudah lama dikenal sebagai pohon yang menghasilkan kayu kuat dan berkualitas. Namun, tidak banyak yang tahu bila daun jati memiliki manfaat untuk kesehatan.

Melalui Program Pemberdayaan Berbasis Wilayah [PBW] berupa Pemberdayaan Desa Binaan [PDB] Desa Herbal Kebontunggul, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, empat dosen dari dua perguruan tinggi di Surabaya berinovasi mengolah daun jati. Mereka menjadikan daun tersebut sebagai teh herbal dan kue kering kukis/cookies.

Empat dosen itu adalah Tjie Kok selaku ketua tim, Noviaty Kresna Darmasetiawan, dan Hany Mustikasari dari Universitas Surabaya. Serta Endang Widoeri Widyastuti dari Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, selaku anggota. Kegiatan ini mengangkat potensi herbal di Kabupaten Mojokerto, yang memiliki lahan hutan jati terbesar di Jawa Timur seluas 130 hektare.

“Selama ini daun jati hanya digunakan sebagai pembungkus makanan. Bahkan, sebagian besar sisanya dibiarkan kering dan rontok ke tanah sehingga terkontaminasi mikroorganisme,” terang Tjie Kok, dosen Fakultas Teknobiologi Universitas Surabaya, Rabu [4/10/2023].

Proses membuat teh herbal dan kue kering dari daun jati cukup mudah. Siapkan daun jati muda hijau segar, lalu bersihkan dan potong ukuran kecil agar terpisah dari tulang daunnya.

“Daun tua biasanya ada kutu,” terangnya.

Baca: Go-Plate, Piring Ramah Lingkungan Berbahan Daun Jati

 

Daun jati diubah menjadi serbuk sebelum digunakan sebagai campuran bahan pembuatan kukis dan teh herbal. Foto: Petrus Riski/Mongabay Indonesia

 

Selanjutnya, daun dikeringkan di suhu ruangan atau menggunakan kipas angin. Berikutnya, daun dimasukkan ke alat pengering food dehydrator atau cabinet dryer.

“Setelah kering, daun dimasukkan ke alat penepung herbal atau herb grider. Tujuannya, untuk mendapatkan bubuk atau serbuknya. Bila ingin lebih lembut ukuran partikelnya bisa menggunakan ayakan,” lanjut Tjie Kok.

Agar menjadi teh celup, cukup tambahkan serbuk kayu manis dan dikemas menggunakan kantong teh celup. Untuk teh dalam botol, serbuk daun jati dicampur serbuk kayu manis yang direbus mendidih lalu dikemas dalam botol.

“Ini merupakan teh herbal berbasis daun jati,” ujarnya.

Untuk pembuatan produk kue kering, serbuk daun jati dicampurkan pada adonan kukis. Komposisinya 90 persen adonan tepung dan 10 persen serbuk daun jati.

Baca: Melihat Hutan Lewat Persemaian Stek Pucuk Jati 

 

Produk teh dan kukis daun jati karya dosen Ubaya dan UKWMS. Foto: Petrus Riski/Mongabay Indonesia

 

Optimalkan potensi

Potensi daun jati di Desa Kebontunggal, menurut Tjie Kok, perlu dioptimalkan menjadi produk herbal yang bermanfaat bagi kesehatan, serta memberikan dampak ekonomi bagi warga. Olahan makanan dan minuman daun jati memiliki kandungan senyawa antioksidan dan antiinflamasi [antiradang].

“Ada kandungan senyawa fenolik, flavonoid, tanin, terpenoid, dan alkaloid. Mengonsumsi teh dan kukis dapat bermanfaat mencegah timbulnya penyakit kronis seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan lainnya,” lanjutnya.

Baca juga: Banyak Manfaat, Saatnya Gunakan Kembali Daun Sebagai Pembungkus Daging Kurban

 

Tjie Kok bersama dua mahasiswi Ubaya menunjukkan hasil inovasi daun jati menjadi kukis dan teh herbal. Foto: Petrus Riski/Mongabay Indonesia

 

Melalui inovasi ini, Kepala Desa Kebontunggul, Siandi, berharap masyarakat desa dapat memanfaatkan potensi daun jati yang melimpah di desa mereka.

“Ke depannya, produk herbal buatan warga dari inovasi tersebut semakin dikenal masyarakat luas dan mampu bersaing dengan produk herbal lain,” terangnya.

Sejauh ini, pemasaran produk herbal masih di seputaran desa dan lingkup Kabupaten Mojokerto, sehingga masih memerlukan dukungan dalam hal promosi dan pemasaran lebih luas.

 

Exit mobile version