Mongabay.co.id

Hutan Lindung Egon Ilinmedo Sikka Terbakar Lagi, Ini Penyebabnya

 

 

Kawasan Hutan Lindung Egon Ilinmedo yang berada di Desa Egon Buluk, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Provinsi NTT, kembali terbakar.

Sejak Senin hingga Sabtu [21/10/2023], titik-titik api terlihat mengeluarkan asap. Kebakaran ini mengakibatkan pepohonan ampupu [Eucalyptus urophylla] yang mendominasi kawasan hutan, ikut terpanggang.

Kebakaran sebelumnya terjadi pada Selasa [14/7/2020] di hutan sekitar perkampungan Dusun Kolibuluk, Desa Hoder, Kecamatan Waigete. Lahan yang terbakar seluas 100 hektare, sekitar 71 hektare merupakan areal hutan lindung dan 29 hektare lahan hutan.

Sementara tahun 2019, kawasan hutan lindung Egon Ilimedo mengalami dua kali kebakaran dalam sebulan. Pada 7-8 September 2019 di Dusun Wodon, Desa Wairterang seluas 7,5 hektare dan 30 September 2019 di Desa Egon Buluk seluas 20 hektare.

Hutan Lindung Egon Ilinmedo seluas 19.456,8 hektare, merupakan kawasan penting dan terluas di Kabupaten Sikka. Arealnya melingkupi lima kecamatan yaitu Waigete, Mapitara, Doreng, Waiblama, dan Talibura.

Menurut sejarahnya, areal ini ditetapkan melalui Register 107 pada 1932. Pengukuhan tapal batasnya diresmikan pada 12 Desember 1984 dan disahkan SK Menhut No. 423/KPTS-II/1999.

Baca: Hutan Lindung Egon Ilimedo Kembali Terbakar. Bagaimana Pencegahannya?

 

Pemadaman titik-titik api di kawasan Hutan Lindung Egon Ilinmedo di Kabupaten Sikka, Provinsi NTT. dilakukan menggunakan ranting pohon. Foto: Ebed de Rosary/Mongabay Indonesia

 

Penyebab kebakaran

Staf Unit Pelaksana Teknis Kesatuan Pengelola Hutan [UPT KPH] Kabupaten Sikka, Tartianus Albert, kepada Mongabay Indonesia, mengatakan luas lahan yang terbakar diperkirakan 40 hektare.

“Kami belum bisa melakukan pengukuran karena titik api masih mengeluarkan asap. Kami terus meminimalisir agar api tidka menjalar. Pemadaman melibatkan staf UPT KPH Sikka serta aparat TNI dan Polri,” ujarnya, Sabtu [21/10/2023].

Albert menjelaskan, penyebab kebakaran diduga dari puntung rokok yang dibuang pengendara di semak-semak sekitar jalan raya yang menghubungkan Kecamatan Waigete [utara Flores] dan Kecamatan Mapitara [selatan Flores]. Juga, diduga akibat ada yang berburu dan sengaja membakar lahan.

“Sering juga ada warga yang mengambil madu hutan di pepohonan di kawaan hutan lindung. Mereka melakukan pengasapan untuk mengusir lebah dan apinya tidak dipadamkan usai kegiatan,” ungkapnya.

Baca juga: Hidup dalam Kemiskinan, Kampung ini Berada dalam Kawasan Hutan Lindung Egon Ilimedo

 

Kondisi kawasan Hutan Lindung Egon Ilinmedo di Kabupaten Sikka, yang terbakar. Foto: Ebed de Rosary/Mongabay Indonesia

 

Mata air mengering

Kepala Desa Egon Buluk, Frans Moat Ples mengungkapkan akibat kejadian ini warga desanya kesulitan air bersih, dikarenakan pipa air ikut terbakar.

“Air dari dalam kawasan hutan menjadi andalan untuk konsumsi warga desa kami dan Desa Egon,” ucapnya.

Frans menyebutkan, saat terjadi kebakaran, warganya turut memadamkan api menggunakan ranting pohon dan peralatan lainnya.

“Meluasnya areal yang terbakar dan sulitnya akses menuju lokasi membuat warga berhenti melakukan pemadaman,” jelasnya.

UPT KPH Sikka yang berada dibawah naungan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTT hanya memiliki 7 polhut. Dua polhut mengawasi 4 sampai 5 kecamatan, sementara  kawasan hutan tersebar di 17 kecamatan dengan 83 desa/kelurahan.

 

Exit mobile version