Mongabay.co.id

Lumba-lumba Pink, Predator Puncak Sungai Amazon yang Suka Bermain 

 

Lumba-lumba pink Amazon (Inia geoffrensis) memiliki sederet keistimewaan. Yang paling dikenal tentu saja warna pinknya. Saat dewasa, pejantan lebih berwarna pink dibanding betina. Semakin tua, warna pink ini semakin kentara. Sewaktu masih janin, lumba-lumba pink Amazon sebenarnya berwarna abu-abu dan ketika baru lahir berwarna abu-abu muda.

Menurut para ahli, warna merah jambu ini disebabkan hilangnya pigmentasi gelap secara progresif seturut bertambahnya usia. Bagi lumba-lumba jenis ini, warna pink sekaligus menunjukkan tanda kedewasaan. Meski disebut lumba-lumba pink, sebenarnya tidak seluruh tubuhnya berwarna pink. Umumnya bagian perut berwarna lebih terang dibanding punggung.

Seperti namanya, lumba-lumba pink ini ditemukan di sungai Amazon. Juga Orinoco dan hulu sungai Medeira. Sungai-sungai ini melintasi negara Bolivia, Brasil, Kolumbia, Peru, Ekuador, dan Venezuela.

Membandingkan dengan kerabatnya yang hidup di lautan, lumba-lumba pink ini juga cerdas. Mereka adalah satu dari sedikit binatang yang memiliki konsep kesadaran diri. Ukuran otaknya pun besar, yang menunjukkan potensinya untuk belajar hal-hal baru. Lumba-lumba sungai yang dalam bahasa lokal disebut boto ini juga dikenal mampu bekerja sama dalam kelompok dan sangat sosial.

Dalam sebuah buku dikisahkan, pernah saat peneliti membawa seekor lumba-lumba pink betina yang sakit ke dalam perahu, mereka dibuntuti oleh sekawanan lumba-lumba ini. Makhluk yang terlihat imut ini berenang mengelilingi perahu, dan mengeluarkan suara yang intens. Kawanan lumba-lumba itu juga mengganggu perjalanan perahu.

“Mereka berenang mengelilingi perahu sampai peneliti melepaskan betinanya. Pemandangan tersebut sungguh luar biasa untuk dialami dan bisa menjadi ciri khas spesies yang menunjukkan perilaku kooperatif dan sosial,” tulis laporan itu yang dimuat di buku Biology, Evolution, and Conservation of River Dolphins Within South America and Asia.

baca : Lumba-Lumba “Bule” Pertanda Datangnya Musim Ikan Pepija

 

Seekor lumba-lumba pink Amazon. Foto : chem7/flickr

 

Gambaran tentang lumba-lumba yang suka bermain, seperti yang ada dalam banyak produk budaya popular, agaknya persis dengan apa yang menjadi kebiasaan mamalia ini di alam liar. Di cerita rakyat lokal juga ditemukan kisah lumba-lumba pink yang suka bermain dengan anak-anak di pinggir sungai. Dalam dunia nyata, tak jarang mamalia ini terlihat melemparkan rumput, atau kayu ke udara.

Laporan-laporan terbaru menunjukan bahwa lumba-lumba pink ternyata berinteraksi dengan spesies lain. Spesies dari binatang yang berukuran lebih kecil itu oleh mereka dijadikan mainan. Peneliti menganggap ini merupakan bagian dari ritual yang berhubungan dengan kedewasaan.

Dalam sebuah jurnal menyebutkan ada banyak catatan bahwa lumba-lumba pink Amazon beberapa kali melemparkan belut listrik (Gymnotus sp.) ke udara, juga melempar penyu kecil. Namun rupanya lumba-lumba sungai ini belakangan diketahui juga bermain dengan spesies yang lebih besar. Misalnya dengan pirarucu besar (Arapaima gigas). Bahkan ular anakonda (Eunectes beniensis), yang kemudian menjadi berita di beberapa media.

Peristiwanya terjadi Agustus 2021 lalu. Kala itu ada tim peneliti yang sedang mendokumentasikan keanekaragaman hayati di dekat Sungai Tijamuchi, Bolivia. Mereka melihat beberapa lumba-lumba sungai bermain dengan ular anakonda. Satu peristiwa yang belum pernah terdokumentasi sebelumnya.

“Pada suatu saat, dua lumba-lumba jantan tampak berenang secara bersamaan, seekor ular ditahan di mulut mamalia tersebut. Anakonda bersifat semiakuatik dan dapat menahan napas selama beberapa waktu. Namun karena ular tersebut dikuasai setidaknya selama tujuh menit, sebagian besarnya terendam, kemungkinan besar ular tersebut akan mati,” tulis New York Times.

baca juga : Unik, Terumbu Karang jadi Obat Kulit bagi Lumba-lumba

 

Seekor lumba-lumba pink Amazon. Foto :John Georgiou/flickr

 

Peneliti beranggapan ular tersebut tidak untuk dimakan, dan kemungkinan besar untuk mainan. Hal tersebut terlihat dari perilaku kawanan mamalia sungai itu yang aktif membawa ular ke permukaan. Di media lain disebutkan, bahkan salah satu lumba-lumba itu melemparkan anakonda itu kepada yang lainnya. Kadang dibawa secara bersama, lalu dibawa sendiri oleh salah satu anggota kawanan itu.

Di antara sembilan spesies lumba-lumba air tawar, lumba-lumba pink Amazon merupakan yang terbesar. Lumba-lumba jantan yang umumnya berukuran lebih besar dari betina, panjangnya rata-rata sekitar 2,3 meter. Sementara panjang betina sekitar 2 meter. Beratnya rata-rata 200 kg. Masa hidup lumba-lumba ini belum diketahui. Namun satu individu betina yang teramati dalam penelitian diperkirakan telah mencapai umur 32,3 tahun pada 2017 lalu.

Lumba-lumba pink Amazon bukan satu-satunya lumba-lumba sungai yang berwarna pink. Dua lainnya yang juga berwarna pink adalah lumba-lumba sungai Bolivia (Inia boliviensis), dan lumba-lumba pink Hong Kong (Sousa chinensis).

baca juga : Upaya Penetapan Kawasan Konservasi Perairan Habitat Pesut Mahakam

 

Seekor lumba-lumba pink Amazon. Foto : Boto Vermelho/flickr

 

Sesungguhnya Indonesia juga memiliki spesies lumba-lumba air tawar, yaitu pesut Mahakam (Orcaella brevirostris). Habitat mamalia ini ada di sungai Mahakam, yang melintasi beberapa wilayah di Kalimantan Timur. Selain itu pesut juga ditemukan di perairan danau Jempang, Kabupaten Kutai Barat, Danau Semayang dan Danau Melintang, Kabupaten Kutai Kartanegara.

Lumba-lumba pink ini dikenal mampu beradaptasi di lingkungan sungai dengan sangat baik. Mereka bisa melakukan manuver di antara batu dan akar pohon. Tubuhnya bisa berguling, dan kepalanya dengan mudah bergerak ke segala arah. Mamalia ini juga bisa berenang mundur.

Sebagai predator puncak dan piscivora, lumba-lumba pink amazon nyaris makan ikan apa saja dari sungai. Bahkan ikan piranha pun dilahapnya. Selain itu, giginya yang unik mampu makan mangsa yang keras seperti kepiting sungai atau penyu kecil. Meski terlihat imut dan lucu, bagaimanapun manusia harus memperlakukannya dengan hati-hati dan tetap menganggapnya sebagai hewan liar. (***)

 

Exit mobile version