Mongabay.co.id

Lagi, Harimau Sumatera Mati di Medan Zoo

 

 

Seekor harimau sumatera bernama Nurhalizah, mati di Lembaga Konservasi Medan Zoo, pada 31 Desember 2023. Sebelumnya, 6 November 2023, harimau sumatera bernama Rahudman mati karena malnutrisi. Sementara, seekor harimau benggala bernama Avatar juga mati awal Desember 2023.

Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam [BBKSDA] Sumatera Utara Rudianto Saragih Napitu mengatakan, kematian Nurhalizah sangat mengejutkan. Nekropsi telah dilakukan, masih diperlukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan penyebabnya.

“Berat harimau betina ini sekitar 50 kg,” ujarnya Sabtu [6/1/2024].

Medical check up telah dilakukan pada 14 November, hasilnya menunjukkan adanya radang paru-paru, penebalan dinding pelvis renalis dan dinding vesika urinaria, serta kondisi gigi kurang baik yang ditandai penumpukan karang. Diagnosa menunjukkan kucing besar ini menderita pneumonia dan renal disease.

“ Sebelum mati, Nurhalizah tampak lesu. Nafsu makannya turun sejak satu bulan lalu, disertai napas berat. Pergerakannya lambat dan lemah serta sering muntah setelah makan.”

Baca: Dua Harimau Sumatera Mati: di Alam Kena Jerat, di Medan Zoo Diduga Kelaparan

 

Harimau sumatera, satwa liar dilindungi yang habitatnya di hutan Pulau Sumatera. Foto: Shutterstock

 

Fifin Nopiansyah, Kepala Bidang Teknis BBKSDA Sumatera Utara, menyatakan langkah cepat yang diambil adalah menggandeng sejumlah mitra konservasi untuk memberikan bantuan pakan ke kebun binatang milik pemerintah Kota Medan tersebut. Tim dokter hewan dan keeper juga ditambah.

Bantuan pakan akan terus dilakukan hingga tiga bulan kedepan. Target utamanya, menyelamatkan seluruh satwa yang kondisinya tidak baik-baik saja.

“Pengawasan ketat dan pendampingan akan terus dilakukan. Harapannya, pemerintah Kota Medan bisa mengatasi hal ini.”

Sejak April 2023, Medan Zoo telah dipantau dan didapatkan fakta bahwa pengelolaannya belum memenuhi standar lembaga konservasi. Terutama dalam hal animal welfare, kurang baiknya fasilitas kandang satwa buas, serta tiada tata kelola lingkungan.

“BBKSDA Sumut telah memanggil manajemen Medan Zoo pada November lalu untuk melaporkan perkembangannya. Terungkap, ada sejumlah kendala. Kekurangan pakan dan perawatan, merupakan hal utama yang terjadi,” ujar Fifin, Kamis [11/1/2024].

Baca: Evakuasi Harimau di Langkat, Mengapa Titip ke Medan Zoo?

 

Harimau sumatera bernama Rahudman ini mati di Medan Zoo, pada 6 November 2023. Foto: Istimewa

 

Empat harimau sumatera sakit

Andi Sinaga, dari Forum Investigator Zoo Indonesia menyatakan, tindakan cepat harus dilakukan untuk menyelamatkan harimau sumatera dan satwa lainnya di Medan Zoo. Selama ini, untuk memenuhi pakan satwanya, pengelola mendapatkan dari pihak ketiga dan kelompok-kelompok masyarakat yang menyumbangkan daging segar untuk makanan harimau sumatera dan harimau benggala.

“Sejak Juli 2023, suplai makanan dihentikan karena pihak pengelola tidak bisa membayar biaya pakan yang nilainya mencapai ratusan juta Rupiah. Gaji pegawai juga belum dibayar selama lima bulan.”

Pengawasan ketat harus dilakukan dan perbaikan manajemen dilakukan, agar kasus serupa tidak terulang.

“Kami meminta seluruh satwa segera diselamatkan dan lakukan pemeriksaan pada pihak pengelola,” ujar Andi.

Baca juga: Menyedihkan, Harimau di Medan Zoo Kurus Kering, Ini Foto dan Videonya

 


 

Manajer Medan Zoo, Pernius Harefa ketika ditanya mengenai tunggakan pakan satwa, khususnya harimau sumatera, menjelaskan selama ini pemasukan hanya dari tiket pengunjung.  Dana tersebut dipergunakan untuk pakan satwa, gaji pegawai, perbaikan fasilitas kandang, dan area kunjungan tamu.

“Untuk tunggakan, sebesar Rp300 juta. Itu pengeluaran sejak Agustus hingga November 2023.”

Tunggakan terjadi karena pengunjung berkurang dan manajemen tidak mendapatkan dana operasional dari pemerintahan Kota Medan. Untuk biaya pakan, khususnya satwa liar seperti harimau, nilainya per bulan mencapai Rp80 juta.

Dampak situasi ini menyebabkan banyak penundaan perbaikan kandang dan sebagainya. Begitu juga pembayaran pegawai yang setiap bulannya senilai Rp60 juta.

“Terpenting saat ini adalah pemenuhan pakan satwa dan vitaminnya. Untuk satwa-satwa yang mati, itu karena sakit dan nyawanya tidak tertolong. Semoga masalah ini segera teratasi,” jelasnya.

Mengutip Kumparan, Plt Direktur Utama [Dirut] Perusahaan Umum Daerah [PUD] Pembangunan Medan, Bambang Hendarto, selaku penanggung jawab Medan Zoo, mengungkap saat ini hanya tersisa empat harimau sumatera di Medan Zoo. Tiga individu dalam kondisi dubius infausta atau sakit yang sulit disembuhkan.

“Satu individu dalam kondisi infausta yakni punya penyakit tetapi masih bisa disembuhkan,” jelas Bambang di Medan Zoo, Jumat [12/1/2024].

 

Wawancara Dwi Adhiasto: Mengenali Motif Perburuan Harimau Sumatera

 

 

Exit mobile version