Mongabay.co.id

Perkenalkan, Kecoak Pemalu dan Pemberani yang Tahan Radiasi Nuklir

 

Kebanyakan dari kita tidak menyukai kecoak. Mereka kerap muncul dari tempat kotor dan gelap. Dari celah bangunan sempit, kamar mandi, comberan, juga tempat sampah.

Namun kecoak tidak selamanya membawa sisi gelap. Meski berasal dari tempat kotor dan menjijikkan tubuhnya terlihat licin dan mengkilap. Sampai ada seloroh di masyarakat kita, meski tidak pernah mandi, kecoak tetap terlihat klimis. Sementara di Italia ada ungkapan ogni scarrafone è bello a mamma sua. Setiap kecoak cantik bagi induknya.

Kecoak makhluk istimewa. Meski tanpa kepala, dia masih bisa bertahan hidup hingga seminggu. Kecoak diketahui masih bisa hidup tanpa makanan selama satu bulan.

Kecoak merupakan salah satu serangga tertua di planet bumi. Bahkan mereka sudah ada jauh sebelum dinosaurus ada. Diperkirakan kecoak lebih dulu hadir 150 juta tahun sebelum dinosaurus menjejak bumi. Dibanding manusia, kecoak lebih dulu muncul 300 juta tahun sebelum kehadiran manusia. Ada fosil leluhur kecoa berasal dari periode karbon, sekitar 325 juta SM.

Bagi orang awam, semua kecoak terlihat sama. Tidak bernama, dan tanpa kepribadian. Sebenarnya ada lebih dari 4.000 spesies kecoa di seluruh dunia. Ditemukan di dasar laut hingga puncak gunung. Namun kebanyakan mereka tinggal di hutan tropis. Mereka makan hewan dan tumbuhan membusuk di lantai hutan, lalu mengubahnya menjadi nutrisi yang menyuburkan tanah.

Kecoa terbesar yang pernah tercatat berasal dari spesies Megaloblatta longipennis. Panjangnya 9,7 cm dan lebar 4,5 cm. Sementara sayapnya bisa mencapai 20 cm. Kecoak terkecil berasal dari spesies Attaphila fungicola. Panjangnya cuma 3 mm, dengan lebar 1 mm.

baca : Kecoak Raksasa Ini Ditemukan di Laut Dalam Indonesia

 

Seekor kecoak Jerman. Foto : Blake Layton/Mississippi State University

 

Kecoak yang kerap dijumpai di rumah berasal dari spesies Blattella germanica (kecoak Jerman), Periplaneta americana (kecoak Amerika), dan Periplaneta australasiae (kecoak Australia). Diperkirakan mereka menyebar ke seluruh dunia dari Afrika melalui kapal pada era perbudakan.

Namun benarkah kecoak tidak memiliki kepribadian? Pertanyaan itu telah lama menghantui pikiran para ahli. Sebuah studi membuktikan mereka memilikinya. Setidaknya itu yang diperlihatkan oleh kecoak rumah, Periplaneta americana. Studi itu diterbitkan dalam Proceedings of the Royal Society B, beberapa waktu lalu.

Seperti apa sifat mereka? Tim peneliti menyimpulkan ada kecoak yang punya sifat pemalu dan pemberani. Sifat ini dibedakan dari luas jelajah dan respon mereka terhadap cahaya. Namun pada akhirnya mereka akan membaur ke dalam kelompok.

Sebelumnya para pakar telah mengetahui bahwa beberapa invertebrata memiliki kepribadian. Namun hal itu belum ditemukan pada kecoak. Sampai kemudian Isaac Planas Sitja dan rekan-rekannya dari Université libre de Bruxelles di Belgia berhasil membuktikannya.

Untuk sampai pada kesimpulannya, para peneliti menempeli kecoak itu dengan alat elektronik kecil yang memancarkan gelombang radio. Ada 304 kecoak jantan berusia empat bulan yang diamati pergerakan mereka di lingkungan baru. Mereka pun dibagi menjadi beberapa kelompok percobaan.

Selama seminggu pengamatan mereka mendapati ada kecoak yang secara konsisten menolak cahaya dan lebih suka berada dalam kegelapan. Sementara yang lain meluangkan sebagian besar waktunya menjelajahi daerah terang. Uniknya pada akhir penelitian, semua kecoak menunjukkan perilaku yang sama. Membaur di bawah naungan yang sama.

“Ada dinamika kolektif—pengaruh sosial—yang mencairkan perbedaan kepribadian individu,” kata Planas Sitja, dikutip Science. Ini seperti perilaku yang ditunjukkan manusia. Di dalam kelompok, orang akan berperilaku seperti kelompoknya.

baca juga : Kecoak Juga Punya Tendangan Karate

 

Seekor kecoak yang suka dengan daerah terang. Foto : Isaac Planas-Stija/Science.org

 

Lantas mengapa kecoak mampu hidup di lingkungan ekstrem? Ada pakar mencoba meniliknya lewat informasi genetik. Pada kecoak Amerika dan Jerman, ditemukan bahwa mereka mengembangkan kemampuan kekebalan, detoksifikasi yang lebih baik, dan pengenalan rasa serta bau yang lebih lebar.

Dalam studi terbaru itu, peneliti Sheng Li dari South China Normal University dan rekannya menemukan kecoak Amerika memiliki gen yang membuat mereka lebih kebal terhadap zat beracun dan penyebab kanker. Mereka juga lebih kebal terhadap mikroba pembawa penyakit.

Dalam penelitian diketahui kecoak Amerika memiliki 522 reseptor pengecapan. Ini memberikannya kemampuan untuk menghindari makanan beracun.

Pernah ada laporan kecoak yang selamat dari pemboman Hiroshima dan Nagasaki. Ini memunculkan spekulasi bahwa kecoak akan bertahan hidup jika terjadi perang nuklir. Faktanya, kecoak tidak mungkin selamat dari gelombang panas akibat nuklir. Namun kecoak memang lebih kebal radiasi nuklir dibanding manusia.

Kecoak diketahui masih bisa bertahan hidup meski terkena 10 ribu rad, yang merupakan 10 kali dosis mematikan bagi manusia. Mengapa demikian? Para ahli menjelaskan, kecoak tahan terhadap efek radiasi yang merusak karena pembelahan selnya lambat. (***)

baca juga : Saat Dinosaurus Punah, 7 Satwa Ini Bertahan Hidup Sampai Sekarang. Salah Satunya Ada di Rumah Kita

 

Seekor kecoak Amerika (Periplaneta americana Linnaeus,1758). Foto : Lenny Worthington/wikimedia

 

 

Exit mobile version