Mongabay.co.id

Pinang Unik dari Kalimantan Berbunga di Dalam Tanah

 

Dalam bahasa Dayak Iban, pinang unik ini disebut tudong pelandok. Bahasa Melayu menamainya pinang tanah. Sementara bahasa Dayak Kadorih menamainya pinang pipit atau murina pelandok.  Masyarakat lokal Kalimantan sebenarnya telah lama mengenalnya sebagai buah yang rasanya manis. Namun secara sains baru dideskripsikan 2023 lalu dan diberi nama Pinanga subterranea.

Penemuan itu cukup mengejutkan kalangan ilmuwan karena belum pernah ada tanaman yang berbunga dan berbuah sekaligus di dalam tanah, kecuali tanaman dalam genus Rhizantella yang populer dengan nama anggrek bawah tanah. Temuan itu kembali menggelitik para ilmuwan, rahasia alam apa lagi yang disembunyikan di dalam tanah?

Agusti Randi, peneliti Indonesia yang bernaung di National University of Singapore, pada 2017 menemukan untuk pertama kali tanaman ini di hutan Kalimantan Barat. Kala itu dia mendapati kawanan babi hutan yang menggali tanah dekat pangkal pohon palem yang sekilas tampak biasa saja.

“Sekelompok babi hutan sedang menggali tanah di sekitar Pinanga subterranea, dan saya menemukan beberapa buah matang dengan warna merah cerah mencolok tergeletak di tanah,” katanya, mengutip keterangan yang dibagikan ke media dari Royal Botanic Gardens, Inggris. “Saya perhatikan banyak tanah di sekitar batang palem ini yang digali babi hutan yang mencari buah yang ada di bawah tanah. Kotoran mereka juga berserakan di genangan air yang berisi biji-bijian.”

baca : Sering Dikunyah Seperti Permen oleh Masyarakat Papua, Ini Manfaat Buah Pinang

 

 

Peneliti yang menemukan pinang tanah Pinanga subterranea. Foto : RBG Kew

 

Agusti Randi bersama peneliti dari Royal Botanic Gardens, Inggris yaitu Peter Petoe, Benedikt G. Kuhnhauser, Sidone Bellot, dan William J. Baker serta Paul P.K, Chai, seorang ahli tumbuhan dari Sarawak, Malaysia kemudian bekerja sama untuk mendeskripsikan secara ilmiah tanaman yang luar biasa ini. Laporan mereka dimuat dalam jurnal PALMS, Juni 2023 lalu.

Secara umum, tanaman unik ini memiliki ciri-ciri berbunga (geoflori) dan berbuah di dalam tanah (geokarpi). Batangnya terkubur di dalam tanah sepanjang 6 cm, dengan diameter 1,2 cm hingga 1,8 cm. Daunnya berjumlah 4 hingga 6 lembar yang muncul di atas tanah. Panjang pelepahnya 6 cm hingga 10 cm, lebarnya 4,5 cm hingga 7 cm.

Panjang buahnya hampir 2 cm dan lebar sekitar 1,5 cm. Bentuknya bulat telur, dengan warna putih hingga hijau saat mentah. Saat matang buahnya berwarna coklat keunguan hingga merah cerah. Tebal daging buahnya sekitar 2 mm, berwarna putih dan berair. Rasanya manis, teksturnya lembut, dan bisa dimakan langsung. Di dalam buah terdapat biji berwarna coklat muda yang berukuran lebih kecil.

Spesimen yang diperoleh dan menjadi bahan studi berasal dari Suaka Margasatwa Lanjak Entimau, Sarawak, Malaysia. Spesimen tambahan yang diperiksa berasal dari Taman Nasional Batang Ai (Sarawak), Cagar Alam Gunung Niut dan HPH km 70 (Kalimantan Barat), desa Tumbang Habangoi, Kabupaten Katingan (Kalimantan Barat).

baca juga : Piring dan Mangkuk Pelepah Pinang dari Rumah Jambe, Ada Videonya

 

Pinanga di bawah tanah. (a) Matang, berbuah satu per satu, (b) pangkal tanaman, memperlihatkan buah merah matang (kiri) dan buah mentah berwarna hijau kecokelatan (kanan); (c) buah matang. Bilah skala = 1 cm; (d) buah-buahan yang digali sebagian dan menghasilkan buah-buahan muda; (e) Babi Janggut (Sus barbatus), penyebar benih Pinanga subterranea. Lokasi: (a–c) Cagar Alam Gunung Niut, Kalimantan Barat, Indonesia, (d) Suaka Margasatwa Lanjak Entimau, Sarawak, Malaysia, (e) Taman Nasional Bako, Sarawak, Malaysia. Foto: (a–c) Agusti Randi, (d) William J.Baker, (e) Benedikt G. Kuhnhäuser.

 

Strategi reproduksi pembungaan dan pembuahan yang eksklusif di dalam tanah tampak paradoks. Misalnya, dibandingkan dengan tanaman yang berbunga dan berbuah pada umumnya. Sebab, penyerbukan dan penyebaran benih di dalam tanah pastilah tidak “semudah” yang di atas tanah.

Beberapa variasi yang tidak eksklusif semuanya di dalam tanah misalnya ada pada kacang tanah. Pembungaan terjadi di atas tanah, namun perkembangan buah terjadi di dalam tanah. Namun pada pohon palem (Arecaceae), belum pernah ditemukan geoflori dan geokarpi sebagaimana diperlihatkan spesies baru ini.

Lantas bagaimana reproduksi Pinanga subterranea bisa terjadi meski di dalam tanah? Para peneliti memperkirakan polinasi pada tanaman ini dibantu oleh serangga atau kumbang, sebagaimana tanaman palem lainnya. Kemungkinan berikutnya adalah polinasi mandiri seperti ditunjukkan pada sejumlah tanaman berbunga tertutup.

Meski buahnya terkubur, namun peneliti menemukan babi hutan berjanggut (Sus barbatus) merupakan satwa yang efektif menyebarkan tanaman ini. Benih tanaman yang diambil dari kotoran satwa ini pun berhasil dibudidayakan. Meski aroma buah ini tidak tercium, namun warna merah yang menyolok mungkin memudahkan hewan menemukan buah ini. Saat ini konservasi ex situ berhasil dilakukan di Arboretum Sylva Universitas Tanjungpura, Pontianak.

baca juga : Temuan Spesies Baru Favorit Ilmuwan Dunia, Anggrek Merah dari Pulau Waigeo Papua

 

Spesies baru pinang tanah atau Pinanga subterranea. Foto : Benedikt G. Kuhnhäuser dkk via NPH

 

Dalam catatan akhir laporan itu, peneliti menggarisbawahi bahwa Pinanga subterranea telah dikenal oleh masyarakat lokal jauh sebelum deskripsi ilmiah dilakukan. Ini merupakan pengingat untuk menghargai pengetahuan lokal dalam upaya global membuat katalog semua kehidupan di bumi.

Temuan penting itu kembali menjadi peringatan untuk tetap menjaga hutan Kalimantan lestari.***

 

Exit mobile version