Mongabay.co.id

Antisipasi Peringatan Kenaikan Suhu Penyebab Kematian Karang

 

Sejumlah peneliti membahas peringatan kenaikan suhu yang menyebabkan potensi kematian karang dari lembaga pemantau kelautan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) pada tahun ini.

Peringatan puncak kenaikan suhu diperkirakan pada Maret 2024 ini. Namun, sejumlah peneliti terumbu karang di sejumlah perairan Indonesia sudah melaporkan pemutihan (bleaching) karang sejak 2023 sampai awal 2024 ini saat terjadi kenaikan suhu di musim kemarau lebih panjang kali ini.

Muhammad Abrar, peneliti Pusat Riset Oseanografi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) juga menyampaikan sejumlah catatannya dalam presentasinya di webinar tentang pemutihan karang global di Indonesia pada 28 Januari 2024 oleh Yayasan LINI.

Ia memaparkan pemutihan adalah perubahan warna kulit karang, awalnya beragam menjadi transparan dan bening karena pigmen warna hilang sehingga kelihatan putih dari rangkanya. Pemutihan ini bisa terjadi dalam skala luas di periode yang sama sehingga disebut pemutihan karang global. Faktor pemicu dikaitkan dengan perubahan suhu air laut.

Selain itu ada fenomena iklim seperti El nino, ENSO, dan lainnya. Penentu lain adalah radiasi cahaya matahari, berapa lama cahaya menyinari sepanjang hari. Suhu apa yang menyebabkan pemutihan? Setiap lokasi perairan memiliki suhu harian, bulanan, dan suhu maksimum rata-rata untuk mentoleransi kehidupan. “Jika terjadi kenaikan suhu di atas maksimum, dikategorikan hotspot,” jelasnya.

baca : Fenomena Pemutihan Karang, Perlukah Mitigasinya?

 

Jenis dan pola bleaching pada terumbu karang. Foto: Tangkapan layar webinar pada 28 Januari 2024 oleh Yayasan LINI.

 

Untuk koral, dimodifikasi dari NOAA, jika suhu naik 0-1 derajat sudah mulai kemunculan stres pada karang. Kalau lebih dari 1, terakumulasi stresnya. Jika waktu lama tinggal (resident time) lebih dari satu bulan maka ada peringatan. Karang pasti mulai memutih, jika resident time lebih dari 2 bulan, karang sudah putih dan diikuti kematian.

Ketika karang terpapar suhu tinggi, algae di jaringan karang akan berfotosintesis maksimal. Hewan karangnya atau koral mendorong algae keluar, pigmen berkurang, dan karang terlihat memutih. Laporan pemutihan karang di Indonesia mulai tahun 1980-an kemudian makin masif di tahun 1990-an. Pemutihan 1997/1998 tercatat menyebabkan 16% kematian karang secara global. Disebabkan kombinasi perubahan iklim dan fenomena cuaca ekstrem (ENSO, IOD, MJO) sehingga suhu meningkat.

Laporan pemutihan terus berlanjut pada 2000-an dan makin masif di beberapa tahun terakhir. Ada beberapa siklus tahunan yang perlu dicermati. Seperti tahun 2024 ini. Ia menyebutkan hasil pemantauan cepat KKP-Reef Check pada 2016 banyak kasus pemutihan di selatan dan barat perairan Indonesia. Sehingga ada penurunan karang hidup, tapi ada juga indikasi proses pemulihan alami.

Pada 2023-2024 terjadi fenomena iklim Elnino, dan pada Maret diperkirakan terjadi puncak kenaikan suhu. Laporan pemutihan mulai banyak pada Desember, dengan suhu berkisar 30-31 Celcius terutama di Bali utara. Laporan gejala peningkatan suhu ini menyebabkan banyak karang mati.

Abrar mencontohkan pemantauan di Kepulauan Pari, pemutihan terjadi sekitar 30-40% di kedalaman 7-8 meter. Perubahan suhu ekstrem puncak pada akhir Januari ini perlu diwaspadai karena polanya tidak lazim dibanding pengalaman sebelumnya. “Elnino sesungguhnya dari pantauan satelit 26 Januari, dari Pasifik bergerak ke Australia, lalu ke arah Indonesia. Ini perlu diwaspadai,” paparnya.

Respon dari pemantauan cepat, tindakan aksi jika kurang 25% pemantauan harus terus dilakukan karena ada indikasi baru dimulai. Mengatur strategi pengelolaan. Jika lebih dari 25%-50% maka pemutihan puncak, mulai berakhir. Terumbu karang mengalami kondisi tidak baik, sejumlah aktivitas dialihkan yang berpotensi memberi tekanan pada karang.

baca juga : Ketika Pemutihan Karang Terjadi Lagi di Lombok

 

Pemutihan terumbu karang di Gili Trawangan. foto: Tangkapan layar webinar pada 28 Januari 2024 oleh Yayasan LINI.

 

Apa yang harus dilakukan? Salah satunya adalah mengurangi tekanan berlebihan misalnya penangkapan ikan massal dan aktivitas wisata. Dampak kematian karang cukup berat bagi ekosistem seperti kehilangan habitat, penurunan biodiversitas, dan layanan ekologis.

Sementara untuk mitigasi seperti mengurangi dampak kenaikan suhu, praktiknya di Indonesia belum banyak. Namun di luar negeri ada yang melakukan penurunan suhu dengan penyemprotan artificial cloud. Cara lain, menurut Abrar, di Florida ada yang memberikan naungan (shading) di atas terumbu karang bawah laut.

Ketika karang merespon pemutihan, jika tak bisa memulihkan diri akan terjadi kerusakan permanen. Namun ada karang toleran yang bisa resiliensi alami. Resiliensi alami ini terjadi jika kondisi lingkungan bagus maka karang bisa memulihkan diri. “Tekanan antropogenik yang perlu diperhatikan, ini yang bisa dikelola,” jelasnya tentang beban dari manusia.

Pasca pemulihan karang, ada peneliti yang melakukan intervensi. Misalnya mengembalikan larva yang ditangkap di alam restorasi dengan transplantasi karang yang lebih toleran atau karang super. Ada intervensi teknologi dengan memberikan zoonthela yang tahan panas.

Jika tak ada upaya mitigasi dan kenaikan suhu tak bisa dikendalikan, diperkirakan pada 2040-2050 karang bisa hilang karena kenaikan suhu maksimal 1,5 derajat.

baca juga : Ada Harapan di Saat Pemutihan Karang Meluas

 

Coral shading untuk mengurangi paparan suhu tinggi. foto: Tangkapan layar webinar pada 28 Januari 2024 oleh Yayasan LINI.

 

Pemutihan di sejumlah perairan Indonesia

Anand, peneliti dari Yayasan Alam Lestari Indonesia (LINI), mengatakan ditemukan pemutihan dari pemantauan pada 4 dan 24 Januari 2024, setelah ada warning dari NOAA jika kawasan Tejakula, Buleleng, Bali termasuk level 1. Dari data temperatur logger pada 11 November sampai 24 Januari ada peningkatan suhu tertinggi sampai 32,4 C. Kesimpulannya ada bleaching parsial dengan sejumlah genus yang terdampak.

Hampir semua softcoral mengalami pemutihan. Padahal dari pemantauan, karang lama ini tidak mengalami pemutihan, bahkan sering dijadikan indukan koral transplantasi. Namun ada kabar baik, ada anakan Acropora sinosoi, jenis yang dinilai cukup langka, tumbuh di salah satu transplantasi.

Sementara itu dari spot diving populer Bali lainnya, Yasmin Izzatuniza dari Blue Corner Marine, juga melaporkan pemutihan. Pihaknya membuat survei cepat di Nusa Penida bagian utara, di situs-situs penyelaman populer. Pemutihan di site pemantauan sekitar 10% di SD point, PMG Point, Ped Point, Sental Point, termasuk partial bleach. Namun di Sampalan Point ditemukan lebih dari 40%, terbanyak heliopora, pemutihannya berwana biru setelah polipnya terkelupas. Demikian juga di Karang Sari Point, terbanyak jenis Galaxea. “Banyak sekali pemutihan, sejauh mata memandang,” cerita peneliti perempuan ini.

 

Pemutihan berwarna (colorful)

Qinthan Azzahra dari IndoOcean membagi pemantauan di perairan populer Bira, Sulawesi Selatan. Dari pemantauan temperatur pada Januari, suhu fluktuatif dan cenderung meningkat. Benar saja, ada pemutihan karang. Ada 12 site yang diperiksa, pemutihan pada Desember-Januari ada di selatan Bira.

Pemutihan juga tak hanya putih, juga biru, ungu, pink. Jadi ada white dan colorful bleaching. “Jika white sudah krusial mengakibatkan kematian, sedangkan colorful kemungkinan bisa pulih. Ini masalah global, sangat sulit dicari solusinya jika  bergerak sendiri,” katanya. Salah satunya melaporkan pemutihan di kawasan pematauan masing-masing.

 

Ilustrasi.  Sekelompok terumbu karang yang mengalami pemutihan di perairan Maldives. Foto : sustainabletravel.org

 

Avicenna dari Yayasan Gili Matra Bersama yang meliputi kawasan Gili Meno, Air, Trawangan juga melaporkan pemutihan. Dalam seminggu terakhir juga ada ombak dan arus, misal di Gili Air, pemutihan terjadi di karang alami dan buatan. Sedangkan di Gili Meno, tak hanya karang keras yang mengalami pemutihan. Ia juga melihat fenomena yang sama seperti temuan oleh presenter lainnya seperti colorful bleaching. Sunset Reef di Gili Trawangan makin banyak terlihat pemutihan.

Ia juga mengajak melaporkan pemutihan dengan mengisi formulir yang disediakan KKP. Cara lain adalah mengurangi tekanan pada karang, misal edukasi ke wisatawan jangan disentuh, atau membersihkan sampah di laut.

Daniel Jackson dari Trilogy Ocean Restoration memantau di Karimunjawa, Jawa Tengah. Mulai pancaroba Oktober-November ia mengalami tahun terburuk dampak Elnino seperti air surut terendah, terik matahari sehingga terumbu karang terekspos jangka waktu lama. Karang berlumut, mati, dan pemutihan. Dengan sedih, ia bercerita coral garden yang dirawat 10 tahun, hancur dalam seketika. Karena gelombang besar dan badai pada akhir 2022-awal 2023.

Dampaknya juga pada nelayan, seperti sulit menangkap ikan, hasil tak bisa diprediksi, dan air hangat. Sejumlah upaya restorasi dan pemantauan sudah dilakukan, namun ia khawatir dengan dampak peringatan kenaikan suhu tertinggi nanti. (***)

 

 

Exit mobile version