Mongabay.co.id

Satelit Menemukan Perpindahan Populasi dari Pinguin Antartika Paling Terancam Punah Abad ini

 

Ribuan anak penguin kaisar di empat koloni di Antartika menghadapi kematian massal akibat permukaan es laut mencapai rekor terendah. Pinguin terbesar itu mengalami kegagalan pembiakan paling mengkhawatirkan dimulai tahun 2022.

Penguin kaisar (Aptenodytes forsteri) merupakan satwa Antartika terbesar dan paling jarang ditemukan. Para ilmuwan memperkirakan populasi tersisa tidak lebih 600.000 ekor.

Lebih dari setahun pasca kematian massal lebih dari 10.000 ekor itu, citra satelit menemukan empat koloni Penguin Kaisar baru. Penemuan ini menambah jumlah lokasi bersarang menjadi 66, sehingga para ilmuwan yakin bahwa mereka sekarang mengetahui keberadaan semua pasangan tersisa di dunia.

Koloni Penguin Kaisar cenderung terpisah satu sama lain dengan jarak sekitar 250 kilometer. Kemajuan teknologi memudahkan para ilmuwan mencari celah koloni melalui sisa daun guano atau feses mereka. Jika burung-burung berkumpul dalam jumlah cukup banyak, kotoran tersebut akan terlihat bahkan dari luar angkasa.

Dr. Peter Fretwell, seorang ilmuwan geospasial dari British Antarctic Survey (BAS), mengaku senang dapat menemukan persebaran populasi yang sebelumnya tak pernah ditemukan. Dia menyebut satu koloni terdiri kurang dari 1.000 ekor, tetapi penemuan ini tidak banyak berpengaruh pada populasi secara keseluruhan.

“Ketika koloni gagal, mereka akan pindah ke daerah lain,” kata Fretwell

baca : Emperor Penguin Masuk Daftar Spesies Terancam, Diprediksi Punah Bila Emisi Karbon Tidak Bisa Terkendali

 

Koloni penguin kaisar di daratan es Antartika. Sumber : BAS/Peter Fretwell via BBC

 

Fretwell risau. Penemuan ini makin menegaskan bahwa terjadi kegagalan perkembangbiakan karena hilangnya es yang semakin cepat. Penurunan luas es laut secara signifikan berdampak besar pada ekosistem.

“Keterjagaan suhu dan ekosistem es laut dibutuhkan untuk berkembang biak. Tetapi jika itu terganggu mereka menjadi sukar berbiak, merontokkan bulu untuk tumbuh menjadi dewasa, hingga mengganggu pencarian makan di habitat penguin kaisar,” imbuhnya.

Dalam studi tersebut, para peneliti dari BAS mengatakan penguin kaisar membesarkan anak-anaknya di musim dingin Antartika di atas bongkahan es laut beku. Namun pinguin raksasa yang tidak bisa terbang ini juga memiliki salah satu cara berkembang biak paling berbahaya di Bumi.

Untuk memastikan anak-anak mereka menetas menjelang musim panas, mereka berkembang biak pada waktu terdingin sepanjang tahun, ketika suhu mendekati minus 50 derajat fahrenheit atau 10 derajat celcius dan angin Antartika menderu dengan kecepatan 120 mph. Penguin jantan menjaga anak penguin tetap hangat dengan menyeimbangkan telur-telur di kaki mereka, dan koloni penguin ekor berkumpul bersama agar tetap hangat.

Namun es laut Antartika, tahun lalu mencapai titik terendah sejak para ilmuwan mulai mengukurnya pada 1979. Kondisi itu sangat tidak menguntungkan karena jika esnya pecah sebelum anak-anak penguin itu menetas, berarti mereka akan kembali menghadapi kematian massal.

baca juga : Kelahiran Penguin Kaisar yang Mencemaskan

 

Penguin kaisar (emperor penguins). Foto : Christopher Michael

 

Fretwell memprediksi penurunan populasi penguin kaisar di masa depan akibat krisis iklim sangat mencolok. Sekitar 30% koloni penguin kaisar diyakini telah terpengaruh oleh hilangnya es laut.

Itulah yang terjadi selama dua tahun terakhir. Sekalipun lokasi populasi baru ditemukan, itu bisa jadi menunjukan pinguin hanya berpindah karena kondisi es laut tidak stabil.

Setidaknya salah satu koloni baru- Lazarev North-kemungkinan dihuni oleh kelompok pinguin harus meninggalkan lokasi terdekat. Koloni Gipps baru ditemukan juga menunjukkan bukti dalam catatan satelit menunjukkan pergeseran posisinya dari waktu ke waktu.

Dua lokasi lainnya, di Verleger Point dan Vanhoeffen, tampaknya memiliki sejarah panjang. Vanhoeffen boleh jadi terlewatkan dalam pencarian sebelumnya karena lokasinya berjarak 30 km di lepas pantai berada di atas yang terbentuk oleh gunung es tua dan lalu terjebak di perairan dangkal.

“Kami menghabiskan waktu selama ini untuk memantau penguin kaisar dan melihat apakah mereka dapat beradaptasi dengan perubahan iklim, tapi pada akhirnya, bukan penguin yang harus beradaptasi, tapi kita,” tambah Fretwell.

baca juga : Penguin Berevolusi dari Hewan Terbang Jadi Perenang?

 

Koloni diidentifikasi dengan noda cokelat dari kotoran mereka di atas es putih. Foto: Istimewa

 

Dengan hanya sekitar 200.000 pasangan tersisa di alam liar, para peneliti memproyeksikan penguin kaisar akan punah pada akhir abad ini. Oleh karena itu, kepunahan penguin kaisar akan menimbulkan efek disebut snowball sehingga manusia pun bisa ketiban akibatnya.

“Maka kita harus menghentikan ketergantungan bahan bakar fosil sebab ini tidak hanya untuk penguin, tapi juga untuk semua spesies, bahkan untuk diri kita sendiri,” pungkas Fretwell. (***)

 

Referensi : livescience.com, theguardian.com, dan nbcnews.com

 

Exit mobile version