Mongabay.co.id

Tukar Sampah dengan Bibit Pohon, Kurangi Persoalan Sampah di Indonesia?

 

 

Tukarkan Sampahmu dengan Bibit.

Tulisan itu tertera di sebuah papan kecil. Aktivitas tukar sampah dengan bibit pohon tersebut, diselenggarakan Mahasiswa Pecinta Alam [Mapala] Palmstar, Universitas Islam Negeri Kiai Haji Ahmad Shiddiq [UIN KHAS] Jember, Jawa Timur, baru-baru ini.

Adam Azizi Yudistyana, dari Mapala Palmstar UIN Khas Jember menuturkan, jumlah sampah yang ditukarkan, tidak dipatok. Setiap sekali penukaran dapat satu bibit. Sebanyak 200 bibit pohon disediakan, seperti trembesi, mahoni, beringin, glodokan tiang, kelengkeng, jambu, nangka, srikaya, dan durian.

“Ini sebagai bentuk keresahan kami terhadap persoalan sampah di Indonesia. Diharapkan, bibit tersebut ditanam di pekarangan atau ruang hijau, demi kelestarian Bumi,” ujarnya.

Palmstar beberapa waktu melakukan kegiatan pungut sampah di area kampus, bekerja sama dengan World Cleanup Day [WCD] Indonesia di Jember. Sampah yang didapat sebanyak 20 karung, yang didominasi plastik.

“Sampah plastik yang dapat dari kegiatan ini akan dijadikan ecobrick, juga dimanfaatkan untuk perabotan.”

Baca: Punari Pilih Pungut Sampah Dibanding Melaut

 

Sampah merupakan persoalan besar di Indonesia yang harus ditangani serius. Ilustrasi: Elf-Moondance/Pixabay/Publik Domain

 

Eka Chlara Budiarti, Citizen Science di Ecological Observation and Wetlands Conservation [Ecoton] menilai, kegiatan tukar sampah dengan bibit merupakan bagus. Namun, sampah yang dijadikan ecobrick masih bisa diperdebatkan.

“Jika mengacu piramida teratas pengelolaan sampah, utamanya adalah pengurangan sampahnya itu sendiri,” jelasnya, melalui aplikasi percakapan akhir Januari 2024.

Sumber yang menyebabkan timbulan sampah, harus menjadi perhatian utama.

“Artinya, jadinya sampai dijadikan ecobrick atau kerajinan, tapi tidak ada yang menggunakan.”

Baca juga: Sensus BRUIN 2023, Sampah Plastik Persoalan Utama di Indonesia

 

Sampah styrofoam selain sampah plastik masih sering kita temukan di sekitar permukiman. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Pengelolaan sampah

Nurul Hidayah, Penyuluh Lingkungan Hidup Ahli Muda, Dinas Lingkungan Hidup [DLH] Jember, mengapresiasi kegiatan tersebut. Sosialisasi tidak boleh berhenti sampai ada tata kelola sampah yang baik dilakukan.

Ecobrick dapat dilakukan pada sampah anorganik yang menjadi residu atau tidak laku seperti kemasan metalizing, mika, dan styrofoam. Selain itu, jauh lebih baik jika disetorkan ke Bank Sampah atau pengepul untuk didaur ulang.”

Menurut Nurul, berdasarkan sensus 2020, penduduk Jember berjumlah 2.536.729 jiwa. Kota dengan jumlah penduduk lebih satu juta, dapat dikategorikan kota besar.

Berdasarkan Peraturan Menteri LHK No.6/2022 tentang Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional, setiap orang di kota besar menghasilkan 0,7 kg sampah setiap hari.

“Hasilnya, volume sampah di Jember mencapai sekitar 1.775 ton per hari.”

Timbunan sampah yang masuk tempat pembuangan akhir [TPA] setiap hari sebanyak 315 ton.

“Jember memiliki lima TPA, salah satunya Pakusari. Nah, sampah yang masuk ke sini saja  sebanyak 196 ton per hari. Jadi, harus ada solusi,” paparnya.

Mengutip KLHK, keberadaan bank sampah dapat menjadi pintu masuk terpilihnya sampah dari sumbernya. Ini dapat menentukan ketersediaan dan kualitas sampah sebagai materi daur ulang, guna pemenuhan bahan baku industri daur ulang dalam negeri.

Bank Sampah juga merupakan mitra strategis dalam penerapan kewajiban produsen dalam pengurangan sampah. Menurut data Sistem infrmasi Pengelolaan Sampah Nasional [SIPSN], jumlah Bank Sampah di Indonesia saat ini mencapai 25.540 unit.

 

Seorang mahasiswi menunjukkan bibit pohon yang didapatkan setelah menukarnya dengan sampah di UIN KHAS Jember, Jawa Timur. Foto: Gafur Abdullah/Mongabay Indonesia

 

Sampah di Indonesia

Mengutip Katadata, Indonesia merupakan negara penghasil sampah terbesar ke-5 di dunia tahun 2020. Hal ini tertera dalam laporan Bank Dunia yang bertajuk The Atlas of Sustainable Development Goals 2023. Menurut laporan tersebut, Indonesia memproduksi sekitar 65,2 juta ton sampah.

Di atas Indonesia ada Brasil yang menghasilkan sampah sebanyak 79 juta ton, India [189 juta ton], Amerika Serikat [265 juta ton], dan Tiongkok [395 juta ton].

Bank Dunia memprediksi, pertumbuhan sampah global dalam beberapa dekade mendatang akan lebih didominasi negara berpendapatan menengah.

“Negara berpendapatan menengah ke atas [upper-middle income] diprediksi meningkat sekitar 70%, dan sampah negara berpenghasilan menengah ke bawah [lower-middle income] diproyeksikan naik lebih dua kali lipat pada 2050,” jelas laporan tersebut.

 

Membayangkan Perubahan Perilaku Warga Bogor Membuat Kota Indah Tanpa Sampah

 

Exit mobile version