Mongabay.co.id

Penemuan Serangga Baru, Peneliti: Spesimen Perlu Didepositkan di Museum Zoologicum Bogoriense

Serangga jantan betina Phyllium gardabagusi. Foto: Dok. Garda Bagus Damastra

 

 

Penemuan serangga ranting dan serangga daun jenis baru oleh Garda Bagus Damastra dan Davis Marthin Damaledo, mendapatkan apresiasi peneliti Indonesia.

Garda menemukan serangga Phyllium gardabagusi di Gunung Arjuna, Desa Bremi, Kecamatan Krucil, Probolinggo, Jawa Timur, tahun 2016. Publikasi ilmiahnya di jurnal ZooKeys tahun 2020 berjudul “Notes on the leaf insects of the genus Phyllium of Sumatra and Java, Indonesia, including the description of two new species with purple coxae [Phasmatodea, Phylliidae]”.

Sementara Davis menemukan Nesiophasma sobesonbaii n.sp, di Desa Oemasi, Kecamatan Nakamese, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur [NTT], tahun 2021. Publikasi ilmiahnya telah muncul di jurnal Faunitaxysedisi 21 Maret 2023. Judulnya “Nesiophasma sobesonbaii n. sp., a new giant stick insect from the island of Timor, Indonesia [Insecta: Phasmatodea]”.

Raden Pramesa Narakusumo, Peneliti Muda Museum Zoologicum Bogoriense, Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN, mengatakan pihaknya menyambut baik penemuan spesies baru tersebut. Terutama, melibatkan citizen scienctist [ilmuwan warga].

“Penemuan ini menandakan adanya geliat dan antusiasme masyarakat sipil di Indonesia yang semakin berkembang terhadap sains,” terangnya, Minggu [28/1/2024].

Baca: Serangga Phyllium gardabagusi, Jenis Baru yang Namanya dari Peneliti Indonesia

 

Inilah wujud serangga betina dewasa Phyllium gardabagusi. Foto: Dok. Garda Bagus Damastra

 

Serangga ranting tergolong dalam Ordo Phasmida [sinonim Phasmatodea]. Studi filogenomik terbaru menunjukkan, kekerabatan Phasmida dekat dengan Embioptera [kutu jaring].

Pramesa menjelaskan, Phasmida memiliki 3 subordo, 15 famili, dan sekitar 3.481 jenis tervalidasi di seluruh dunia.

Hotspotnya di wilayah tropis.“

Serangga ranting memiliki peran sebagai herbivor. Ada juga yang memakan daun pada tanaman bernilai ekonomi penting di berbagai negara seperti kelapa, manga, eucalyptus, jambu, jagung, dan lada.

“Para ilmuwan percaya, Phasmida adalah herbivora pembuka cahaya atau light-gap herbivore.”

Pada suatu ekosistem hutan, Phasmida memakan dedaunan pada kanopi pepohonan atau perdu dan membuka jalan bagi cahaya matahari untuk menyentuh lantai hutan. Dengan begitu,  tumbuhan muda tumbuh dan terjadi suksesi bekerlanjutan.

“Phasmida juga menjadi objek penelitian menarik untuk proses evolusi dan perilaku kamuflase mimikri terhadap tumbuh-tumbuhan. Morfologi tubuh dan perilakunya mirip ranting atau dedaunan, untuk menghindari predator.”

Baca: Serangga Ranting Baru, Spesies yang Ditemukan Remaja NTT

 

Serangga jantan dan betina dewasa Phyllium gardabagusi yang namanya diambil dari peneliti serangga Indonesia. Foto: Dok. Garda Bagus Damastra

 

Deposit spesimen serangga di luar negeri

Pramesa melanjutkan, terkait temuan dua jenis serangga ranting baru, pihak BRIN tidak terlibat langsung dalam penelitian ini, sehingga tidak mengikuti secara lengkap prosesnya.

Pada publikasi Nesiophasma sobesonbaii yang dilakukan Frank Hennemann, Royce T. Cumming dan Stéphane Le Tirant, serta David dan Garda dijelaskan bahwa spesimen holotype [spesimen utama untuk proses deskripsi jenis baru] didepositkan di Insectarium de Montréal, Montréal, Quebec, Canada [IMQC].

Bahkan juga, spesimen paratype [spesimen pembantu/pembanding holotype yang digunakan sebagai gambaran] didepositkan ke koleksi pribadi penulis pertama Frank Henneman di Jerman.

“Tidak ada satu tipe spesimen yang didepositkan ke depositori fauna nasional Indonesia yaitu Museum Zoologicum Bogoriense. Hal ini tentunya akan menghambat proses studi lebih lanjut jika ada ilmuwan, akademisi, maupun mahasiswa Indonesia yang ingin mempelajarinya, karena harus mengecek ke Kanada atau Jerman.”

Baca: Hilangnya Serangga jadi Ancaman bagi Keseluruhan Hidupan di Bumi, “Habitat Mikro” dapat jadi Solusinya

 

Serangga ranting jenis baru ini panjangnya bisa mencapai 35 cm. Foto: Dok. Davis Marthin Damaledo

 

Peneliti luar seperti Frank Henneman, Stéphane Le Tirant yang bekerja di Montreal Insectarium dan Royce T Cumming dari American Museum of Natural History, yang tergabung dalam publikasi jenis baru tersebut, dapat menjadi contoh untuk dapat melakukan praktik terbaik project citizen science dalam ilmu taksonomi.

“Untuk itu, menurut pandangan kami, spesimen holotype lebih baik didepositkan di depositori nasional. Ini penting bagi ilmu pengetahuan kita bersama,” ungkapnya.

Baca juga: Bagaimana Serangga Membantu Investigasi Kasus Kriminal?

 

Serangga ranting jenis baru yang ditemukan di NTT ini dinamakan Nesiophasma sobesonbaii. Foto: Dok. Davis Marthin Damaledo

 

Spesimen serangga akan didepositkan di Indonesia

Pramesa menuturkan, pihaknya menulis juga publikasi ilmiah yang melibatkan citizen scientist lokal dari Bali yang menemukan catatan baru distribusi kumbang penyelam.

Pada publikasi yang melibatkan peneliti Indonesia dan peneliti Jerman ini, mereka membuat bagan best practice keterlibatan citizen scientist yang sehat dan berkelanjutan.

Poin pentingnya adalah keterlibatan depositori nasional dalam proses tersebut, sehingga spesimen tetap akan didepositkan di negara asal. Sementara, ilmuwan internasional dapat meminjam spesimen tersebut jika dibutuhkan untuk penelitian lanjutan

“Hal ini juga akan menghindarkan praktik manipulasi dan tokenisasi citizen scientist,” ucapnya.

Garda Bagus Damastra membenarkan spesimen masih disimpan di luar negeri. Namun, dia  sudah berkomunikasi dengan Frank Hennerman untuk bisa dibawa dan didepositkan di Indonesia.

“Saat ini, spesimen dalam proses pengiriman ke Indonesia,” jelasnya, Rabu [7/2/2024].

Garda sepakat, bila ditemukan spesies serangga ranting dan daun jenis baru, akan didepositkan di Indonesia.

“Selama ini, saya belum menemukan peneliti Indonesia di BRIN yang spesialis serangga ranting atau Phasmatodea, sehingga saya bingung,” tuturnya.

 

Studi: Ada Kesamaan Interaksi Lebah Madu dengan Kehidupan Sosial Manusia

 

Exit mobile version