- Serangga ranting jenis baru Nesiophasma sobesonbaii n.sp, ditemukan remaja bernama Davis Marthin Damaledo, di Desa Oemasi, Kecamatan Nakamese, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur [NTT].
- Serangga ini dideskripsikan sebagai spesies phasmid kedua yang diketahui dari Pulau Timor.
- Nama Nesiophasma sobesonbaii diberikan untuk menghormati Raja Sobe Sonbaii III yang diusulkan menjadi Pahlawan Nasional. Dia terkenal lewat perang Bipolo melawan penjajah Belanda.
- Diperkirakan, pencarian lebih detil di seluruh Timor akan mengungkap spesies phasmid lebih jauh dan bahkan mungkin mengungkap spesies endemik yang belum terdeskripsikan.
Perjalanan Davis Marthin Damaledo sore itu, Maret 2021 ke Desa Oemasi, Kecamatan Nakamese, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur [NTT], tidak akan terlupakan.
Ditemani sang ayah, Dantje Damaledo, dia mencari serangga ranting di pepohonan, di pinggir desa tersebut. Davis mengaku tertarik pada serangga sejak kecil. Hobi yang dianggap aneh oleh teman-temannya.
“Saya suka serangga ranting karena seperti ranting pohon. Saya tanya bapak, katanya ada jenis itu di Pulau Timor sehingga kami mencarinya ke Nakamese,” terangnya kepada Mongabay, Minggu [14/1/2024].
Siswa kelas 3 SMAN 5 Kupang ini mengatakan, saat kelas 1 hinggga 2 SMP, kebiasaannya mencari serangga sempat terhenti. Baru berlanjut ketika kelas 3 SMP.
“Bila bapak ada waktu, lokasi yang dituju agak jauh. Kalau sendirian, saya hanya mencari di sekitar rumah,” ucap remaja kelahiran 8 Desember 2006.
Baca: Temuan Spesies Baru Favorit Ilmuwan Dunia, Anggrek Merah dari Pulau Waigeo Papua
Serangga ranting baru
Davis mengabarkan temuan serangga ranting itu ke Garda Bagus Damastra, pendiri Indonesian Mantis and Phasmid Forum [IMPF] yang beranggotakan sekitar 3.600 orang.
Nama Garda juga sudah disematkan pada nama serangga temuannya tahun 2020, Phyllium gardabagusi.
Spesimen seranga dan telur yang dikirimkan Davis, diteruskan Garda kepada koleganya, peneliti dan ahli serangga di luar negeri. Ketiganya adalah Frank Hennemann [Jerman], Royce T. Cumming [Amerika Serikat], dan Stéphane Le Tirant [Prancis].
Garda mengaku proses hingga publikasi temuan ini agak lama, sebab telurnya harus ditetaskan dahulu, lalu dipelihara, dan diamati perkembangnnya hingga dewasa.
“Setiap fase pertumbuhannya dipantau Davis,” terangnya, Minggu [14/1/2024].
Baca: 14 Jenis Baru Celurut di Sulawesi, Temuan Terbesar Para Peneliti Sejak 1931
Davis menjelaskan memberikan nama Nesiophasma sobesonbaii pada serangga ranting temuannya itu, yang merupakan serangga tongkat dari Pulau Timor.
“Kami ingin menghormati Raja Sobe Sonbaii III yang diusulkan menjadi Pahlawan Nasional. Beliau terkenal lewat perang Bipolo melawan penjajah Belanda,” tuturnya.
Davis dan Garda terlibat dalam penulisan publikasi spesies baru serangga ranting tersebut di jurnal Faunitaxys, edisi 21 Maret 2023. Judulnya “Nesiophasma sobesonbaii n. sp., a new giant stick insect from the island of Timor, Indonesia [Insecta: Phasmatodea]”.
Baca juga: Mengenal Cecak Jarilengkung Hamidy, Spesies Baru dari Kalimantan
Kaya spesies
Serangga tongkat raksasa baru Nesiophasma sobesonbaii n.sp dideskripsikan sebagai spesies phasmid kedua yang diketahui dari Pulau Timor. Ukuran tubuh sang betina sekitar 20-35 cm.
Hanya satu spesies lain, N. kuehni [Brunner v. Wattenwyl, 1907], diketahui dari Pulau Romang, yang merupakan pulau paling barat di Kepulauan Banda.
Diperkirakan, pencarian lebih detil di seluruh Timor akan mengungkap spesies phasmid lebih jauh dan bahkan mungkin mengungkap spesies endemik yang belum terdeskripsikan.
“Penemuan dan deskripsi ini diharapkan memicu lebih banyak minat peneliti akan jenis ini, studi tentang Phasmatodea di Pulau Timor masa depan,” jelas peneliti pada laporan tersebut.
Selain di Kecamatan Nakamese, serangga ini diperkirakan tersebar di seluruh wilayah Pulau Timor ini. Sejauh ini, tercatat di dua daerah lain yaitu di Distrik Lautem, Malahara, Mainina dan Distrik Oecussi-Ambeno, Nibesi di Timor Leste.
“Saya menemukan juga serangga ini di Kecamatan Fatuleu. Saya bangga, kegemaran saya ini bermanfaat untuk ilmu pengetahuan. Serangga sering dianggap remeh,” lanjut Davis.
Garda menambahkan, NTT kaya spesies satwa dan banyak potensi yang bisa digali.
“Kepedulian masyarakat terhadap kekayaan hayati harus ditingkatkan. Terlebih, flora dan fauna unik, yang hanya ada di NTT,” pungkasnya.