Mongabay.co.id

Peneliti Mulai Gunakan Model Kecerdasan Buatan untuk Menghitung Populasi Satwa

 

Teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), saat ini sudah mulai digunakan oleh para peneliti untuk mengetahui hidupan alam liar. Para peneliti menilai penggunaan AI akan memberikan pemahaman dan menghitung populasi dari satwa.

Dalam sebuah model yang dikembangkan oleh para peneliti dari Florida Atlantic University (FAU), mereka menggunakan metode berbasis AI untuk menghitung sapi laut atau manatee (Trichechus spp), -spesies mamalia laut, dari gambar yang dikumpulkan melalui video. Hasil studi yag diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports para peneliti menggunakan gambar beresolusi rendah untuk memperkirakan populasi spesies ini di perairan dangkal.

“Model ini akan membantu memahami demografi sapi laut dalam waktu sebenarnya (real-time),” jelas penulis utama studi Xingquan Zhu, seorang profesor di Departemen Teknik Elektro dan Ilmu Komputer FAU kepada Mongabay.

“Ini akan membantu perencanaan tindakan konservasi, mencegah hilangnya habitat, dan merancang aturan bagi para pelaut dan penyelam.”

Selama ini sapi laut telah lama dilacak dengan bantuan perangkat GPS yang terpasang di ekornya. Namun kelemahannya, lingkungan laut menyebabkan piranti tersebut cepat rusak. Penggunaan penanda fisik juga membatasi jumlah hewan yang dapat dipantau sekaligus.

Kesenjangan data ini yang mendorong Zhu dan timnya untuk mengadopsi kecerdasan buatan untuk memperkirakan populasi sapi laut dengan cara yang terjangkau dan real-time.

 

Model tersebut dilatih untuk mengidentifikasi manate di perairan dangkal dan menghitung jumlahnya. Dok: Universitas Atlantik Florida.
Foto utama: Sapi laut di lepas pantai Florida. Gambar oleh David Gross/Ocean Image Bank

 

Lalu bagaimana caranya mengimplementasikan AI?

Langkah pertama adalah mengumpulkan sebanyak-banyaknya gambar video untuk melatih model AI yang dikumpulkan dari berbagai video yang berasal dari berbagai kawasan konservasi.

“Gambar berasal dari berbagai waktu dan musim, dan dari pelbagai sudut pengambilan yang berbeda.”

Untuk memulainya, tim mengumpulkan ribuan video, dan dari sana mereka memilih hampir 700 frame berbeda untuk melatih model AI. Mereka juga memastikan perpaduan gambar yang baik yang menunjukkan kelompok sapi laut dalam jumlah berbeda-beda.

“Di beberapa daerah, Anda hanya melihat satu atau dua ekor sapi laut, namun di beberapa lokasi berbeda dapat dijumpai hampir 40 atau 50 ekor,” kata Zhu.

Dalam model ini, para peneliti melakukan proses terus-menerus, hingga seluruh gambar dapat dianalisis.

“Tujuannya adalah menggabungkan semua jenis gambar ini dan melatih model untuk membedakan tiap individu dari beragam piksel gambar.”

Dalam proses pelatihan ini, terkadang AI salah mengira ikan besar sebagai sapi laut, atau tertukar dengan gambar benda-benda mati.

“Jika Anda memasukkan mainan yang menyerupai sapi laut ke dalam air, modelnya akan mengenalinya sebagai sapi laut. Demikian juga [dapat tertukar] antara individu sapi laut dewasa dan anak-anak, demikian juga jantan dan betina,” kata Zhu.

Di kemudian hari, Zhu mengatakan dia berharap dapat bekerja sama dengan para ahli biologi untuk menyempurnakan model tersebut dan mendapatkan masukan dari mereka terhadap hasil yang mereka peroleh.

Tulisan asli: Find the manatee: New AI model spots sea cows from images. Artikel diterjemahkan oleh Ridzki R Sigit

 

Referensi

Wang, Z., Pang, Y., Ulus, C., & Zhu, X. (2023). Counting manatee aggregations using deep neural networks and Anisotropic Gaussian Kernel. Scientific Reports, 13(1). doi:10.1038/s41598-023-45507-3

***

Sapi laut antilean (Trichechus manatus manatus). Image courtesy: Katerin Arévalo/Cabildo Verde.

 

Di Tengah Minimnya Data, Hentikan Polusi Mikroplastik di Laut jadi Tantangan Global

Exit mobile version