Mongabay.co.id

Terinspirasi Kematian di Medan Zoo, Mr. D Ciptakan Lagu Selamatkan Harimau Sumatera

 

 “Senja, merah, jingga, berkilauan mata air dan sungai-sungai. Bergelayut di matamu ranting pohon, angin, hutan. Senja, hitam, gelap, tinggalah kau sendiri bersama sunyi. Karena luka telah menikam matamu. Matamu telah terluka. Harimau-mau, Panthera tigris sumatrae, satwa liar dilindungi. Panthera tigris sumatrae, satwa liar dilindungi…oh…oh…..”

Itulah lirik lagu berjudul “Panthera tigris sumatrae karya Doddy Hernanto alias Mr. D, musisi asal Surabaya yang didedikasikan untuk kampanye konservasi harimau sumatera (Panthera Tigris Sumaterae). Mr. D mengaku terpanggil untuk kampanye menyelamatkan harimau sumatera yang statusnya langka dan terancam punah. “Miris, lima ekor harimau sumatera di Medan Zoo mati,” kata Mr. D saat dihubungi Mongabay Indonesia, Jumat (16/02/2024).

Lagu berdurasi 2 menit 41 detik ini awalnya direkam di dalam mobil, secara spontan pada 10 tahun lalu saat acara Forum Konservasi Satwa Liar Indonesia (FOKSI) di Taman Safari Indonesia Bogor. Suara auman harimau diambil dengan gawai yang diletakkan di kandang harimau sumatera. Selama seharian gawai merekam aktivitas suara di dalam kandang.

“Iphone saya dikencingi harimau. Hari pertama kurang maksimal, diulangi hari kedua,” katanya. Karena lagu diciptakan spontan, Mr. D menilai lagu kurang maksimal sehingga kembali direkam di studio rekaman. Mr. D mengerjakan sendiri semua instrumen mulai gitar, bass, keyboard, piano, dan drum. Sedangkan lirik lagu ditulis jurnalis asal Bandung.

baca : Lagi, Harimau Sumatera Mati di Medan Zoo

 

Doddy Hernanto alias Mr. D (kiri) menerangkan QR Art dan lagu Panthera Tigris Sumatrae yang diproduksinya. Foto: Eko Widianto/Mongabay Indonesia

 

Sepuluh tahun berselang, kata Mr. D, harimau semakin terancam. Hutan sebagai rumah harimau semakin menyempit, serta terjadi perburuan. Bahkan, harimau di dalam kebun binatang tak terawat dan  mati seperti yang terjadi di Medan Zoo. “Konservasi tidak boleh berhenti, semua harus terlibat konservasi, termasuk jurnalis, dan musisi,” katanya.

Lagu itu diharapkan dapat menyampaikan pesan kepada khalayak agar terus menjaga “rumah” harimau dan menghentikan perburuan. Pesan melalui lagu dan tulisan, katanya, lebih mengena. Selain itu perlu peran pengambil kebijakan seperti Balai Konservasi Sumbar Daya Alam (BKSDA) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KHLK). Harimau sumatera, katanya, merupakan satwa langka dan aset negara yang harus diselamatkan.

Proses kreatif mulai mengaransemen, rekaman ulang dan mixing dikerjakan selama dua pekan. Dalam aransemen baru ini, Mr. D menyesuaikan auman harimau dengan frekuensi keyboard. Dia membebaskan lagu itu kepada khalayak untuk dinyanyikan dan digubah lebih lanjut. Mr. D berkomitmen tidak menjual lagu dan mengambil keuntungan dari lagu tersebut.

“Jangan sampai anak cucu kita hanya tahu suara auman harimau saja tanpa tahu wujud harimau sumatra,” katanya. Mr. D juga membuat QR code yang tertaut ke laman mesin pencari tentang harimau sumatera. Lagu ini juga dilengkapi video animasi harimau melompat. Animasi ini dikerjakan Mr. D selama dua hari.

baca juga : Dua Harimau Sumatera Mati: di Alam Kena Jerat, di Medan Zoo Diduga Kelaparan

 

QR Art dari lagu Panthera Tigris Sumatrae yang diciptakan Doddy Hernanto alias Mr. D yang bisa diunduh gratis. Sumber : Mr. D

 

Mr. D mengaku terpanggil, lantaran banyak pakar dan yang peduli satwa di Indonesia justru warga negara asing. Sedangkan, sebagian warga negara Indonesia sendiri seolah tak peduli. Mr D juga merekam berbagai suara satwa seperti lumba-lumba (Stenella attenuata), gajah (Elephas Maximus sumatranus), rangkong badak (Buceros rhinoceros), burung terompet (Psophia crepitans).

 

Lagu Kampanye Lingkungan

Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Jawa Timur Wahyu Eka Setyawan menuturkan lagu yang diciptakan Mr. D enak dan easy listening. Lirik lagunya mengajak khalayak untuk peduli harimau sumatera terhadap ancaman kepunahan. Secara teknis, aransemen menarik dan bisa dinimati khalayak. “Sayang. Vokalnya kecil, kurang bisa didengar secara jelas,” katanya saat dihubungi Mongabay, Minggu (18/02/2024).

Banyak musisi yang menciptakan lagu bertema lingkungan. Seperti Iwan Fals dengan lagu “Tanam Siram Tanam”. Menurutnya kampanye dengan lagu cukup mengena, dan pesan langsung diterima dan dipahami audiens. “Namun, genre musik menentukan siapa audiens yang disasar. “Tidak semua orang menyukai lagu Iwan Fals. Ada orang menyukai genre tertentu,” katanya.

Lirik harus mudah diterima dan instrumen mudah diingat khalayak. Band Efek Rumah Kaca menciptakan lagu berjudul Desember. Lagu yang bercerita tentang berbagai peristiwa di bulan Desember seperti tsunami Aceh 2004 itu cukup banyak diminati. Selain itu, ada Sodik Monata yang membuat lagu dandut koplo berjudul lumpur Lapindo. Lagu ini mengisahkan bencana kemanusiaan di Porong, Sidoarjo. “Sehingga, genre lagu menjadi tantangan tersendiri untuk menentukan genre lagu apa yang diterima masyarakat,” kata Wahyu.

baca juga : Penjual Kulit dan Tulang Harimau Sumatera Ditangkap di Aceh Timur

 

Harimau sumatera di Medan Zoo yang kurus karena kekurangan asupan gizi pada bulan September 2021. Foto : Ayat Karo-karo/Mongabay Indonesia

 

Musisi rap Tuan Tiga Belas juga menciptakan lagu berjudul “Last Roar” atau auman terakhir. Lagu ini menceritakan tentang harimau sumatera yang terancam punah, hutan didesak perkebunan sawit. Juga tentang kepuhanan harimau Jawa dan harimau Bali.

WALHI juga berkampaye dengan lagu melalui album Jazz Hijau pada 2015 silam. Album berjudul “Masih Ada Cinta untuk Lingkungan” terdiri atas 12 lagu menggadeng musisi Marjinal, Bonita and The Hus Band, Margie Segers, Iwa K dan Heleen Van Den Hombergh. Sedangkan pada 2022 lalu Greenpeace Indonesia bersama JKT48 menggelar Greenpeace Youth Fest 2022. Kampanye melalui lagu dengan mengajak anak muda untuk peduli lingkungan.

Seperti diketahui, status satwa harimau sumatera kritis yang terancam punah (critically endangered). International Union for Conservation of Nature (IUCN) memasukkan dalam daftar merah spesies terancam. Estimasi individu 568 ekor, peluang kepunahan dalam 100 tahun mendatang dengan laju ancaman yang sama dengan saat ini. Convention on International Trade in Endangered Species (CITES) menetapkan dalam Appendix 1, yang melarang seluruh bentuk perdagangan dan pengiriman internasional kecuali untuk tujuan khusus. (***)

 

Lagu Panthera Tigris Sumatrae yang diciptakan Doddy Hernanto alias Mr. D tentang kampanye penyelamatan harimau sumatera. Sumber : Mr. D

 

 

Nasib Harimau Sumatera, Terus Diburu dan Dijual sampai ke Manca Negara

 

Exit mobile version