Mongabay.co.id

Merayakan Hari Peduli Sampah Nasional 2024 di Pesisir Tanjung Uma

 

Ratusan relawan dari berbagai perusahaan, lembaga, perguruan tinggi dan sekolah di Batam turun ke Pesisir Kampung Tua Tanjung Uma, Kecamatan Lubuk Baja, Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau. Mereka datang untuk merayakan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) dengan cara membersihkan pesisir kampung tua dari sampah laut, Sabtu (24/02/2024).

Aksi yang digagas oleh PT BatamOn Global Group, PT Free The Sea, World Clean-up Day (WCD) Batam dan Dompet Dhuafa Kepulauan Riau ini dimulai sejak pukul 08.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB. Keempat lembaga ini diketahui memang cukup aktif dan peduli terhadap isu-isu lingkungan, terutama terkait pengelolaan sampah.

Secara bersamaan sejak pagi para relawan mulai menyisir kampung Tua Tanjung Uma. Tanjung Uma dijuli kampung sampah, karena daerah ini menjadi muara sampah darat maupun laut di pesisir utara Pulau Batam yang berhadapan langsung dengan Singapura.

Pesisir Tanjung Uma dalam beberapa tahun belakang  berubah menjadi daratan yang terbentuk dari tumpukan sampah. Air laut juga menjadi hitam kumuh dan ekosistem tentu rusak di sekitar pesisir. Padahal sebelum masifnya pembangunan kota, Tanjung Uma merupakan kampung nelayan yang indah.

Kondisi itu yang melatar belakangi ratusan relawan yang peduli terhadap lingkungan memperingati HPSN tahun 2024 di Kampung Tua Tanjung Uma. “Kita memilih Tanjung Uma dalam peringati HPSN karena di lingkungan ini produksi sampahnya memang sangat besar,” ujar Kasiyanto, Koordinator Umum Kegiatan HPSN 2024 Batam.

baca : Menyusuri Kampung Terapung Penuh Sampah di Batam

 

Beberapa anak muda ikut dalam pemungutan sampah di Tanjung Uma, Kota Batam, Sabtu, 24 Februari 2024. Foto : Yogi Eka Sahputra/Mongabay Indonesia

 

Dia menjelaskan, acara bersih pantai dari sampah dilakukan tepat di kawasan RW 4 Tanjung Uma, lokasi ini paling parah tumpukan sampahnya dibandingkan yang lain. “Bisa dikatakan sampah di Kampung Tanjung Uma ini sampah paling banyak di Kota Batam,” kata Kasiyanto yang juga warga Tanjung Uma.

Ia memastikan tumpukan sampah di pesisir Kampung Tua Tanjung Uma ini tidak hanya berasal dari warga sekitar, tetapi juga dari tiga parit besar yang membawa sampah dari kawasan Nagoya, pusat perdagangan Kota Batam. “Tidak hanya anak muda semua masyarakat semestinya harus bertanggung jawab atas membludaknya sampah di wilayah ini,” katanya.

 

Kampanye Mengelola Sampah Plastik

Tak hanya membersihkan Kampung Tanjung Uma dari sampah, perayaan HPSN 2024 di Batam ini juga mensosialisasikan daur ulang sampah plastik sebagai tema utama peringatan HPSN yaitu “Atasi Sampah Plastik dengan Cara Produktif”.

Masyarakat diajarkan cara pembuatan eco-enzyme dari sampah organik. Sampah berupa kulit buah atau sisa sayuran kemudian difermentasi dengan bahan gula dan air. “Hasil fermentasi ini dipakai pupuk alami atau herbisida. Kegiatan ini dilakukan oleh siswa dan guru SMA Maitreyawira Batam,” kata Kasiyanto.

Panitia juga melaksanakan pemeriksaan kesehatan untuk masyarakat Tanjung Uma dengan membayar berupa 10 buah botol plastik.

“Kita juga membuat aksi pengumpulan baju bekas untuk disalurkan kepada yang membutuhkan, penyaluran dilakukan oleh Dompet Dhuafa Kepri kepada masyarakat yang menjadi objek program mereka,” ujarnya.

baca juga :  Cerita Anak Muda di Bintan, Pungut 600 Ton Sampah Laut

 

Beberapa relawan membawa sampah yang berhasil dipunggut di Tanjung Uma, Kota Batam, Sabtu, 24 Februari 2024. Foto : Yogi Eka Sahputra/Mongabay Indonesia

 

Beberapa tahun belakangan Kasiyanto dan beberapa anak muda di Tanjung Uma didukung PT BatamOn Global Group juga membuat kegiatan belajar bahasa Inggris bersama dengan pembayaran berupa sampah botol plastik.

“Kami menemukan, angka partisipasi pendidikan tinggi di Tanjung Uma tergolong rendah. Maka kami memutuskan untuk menyelenggarakan kelas bahasa Inggris gratis yang tujuannya adalah membekali angkatan kerja muda di Tanjung Uma dengan kemampuan bahasa Inggris minimal, kami berharap dengan kemampuan ini, peluang mereka diterima bekerja akan semakin besar, untuk mendukung komitmen lingkungan kami,” katanya.

Dalam kegiatan itu, ratusan relawan berhasil mengumpulkan 730 kg sampah, memberikan pelayanan pemeriksaan kesehatan gratis kepada 62 warga lansia, serta mengumpulkan kurang lebih 30 kg pakaian bekas yang akan disalurkan melalui Dompet Dhuafa Kepri. “Semoga kegiatan ini dapat mengubah pandangan masyarakat bahwa sampah khususnya sampah plastik dan organik memiliki nilai ekonomis jika diolah dengan benar,” katanya. (***)

 

Teror Sampah Plastik Dimata ‘Lord’ Luhut

 

Exit mobile version