Mongabay.co.id

Manfaat Puasa: Ubah Ekspresi DNA Tikus dan Tingkatkan Kesehatan

 

Puasa ternyata berpengaruh terhadap ekspresi genetik mamalia, dalam hal ini tikus. Tikus yang hanya makan pada waktu tertentu respon tubuhnya berubah, yang memberikan manfaat kesehatan seperti menurunnya risiko obesitas dan peradangan.

Hasil penelitian sejumlah ilmuwan itu dimuat di jurnal Cell Metabolism, 2022. Studi lebih baru bahkan mengungkapkan, puasa berkontribusi menghambat pertumbuhan beberapa tumor, seperti dilaporkan pada Journal of Nutrition, 2024. Hasil-hasil penelitian itu bisa memberi landasan bagi penelitian lebih lanjut terhadap penggunaan puasa untuk mengobati berbagai penyakit di masa depan.

Puasa secara teknis disebut pemberian makan dengan batasan waktu tertentu atau time restricted feeding (TRF) yang kerap dipertukarkan dengan time restricted eating (TRE). Istilah pertama dipakai untuk hewan, dan yang kedua untuk manusia. Pemberian makan dengan batasan waktu biasanya dalam rentang waktu 8 hingga 10 jam secara konsisten.

“Menariknya, beberapa tanda penuaan dibalikkan oleh TRF, sehingga mengurangi tingkat peradangan, meningkatkan autophagy, meningkatkan homeostasis RNA dan protein, serta meningkatkan fluks metabolisme,” tulis Shaunak Deota, peneliti utama dari laporan itu. Dia bekerja pada The Salk Institute for Biological Studies, California.

Singkatnya, TRF meningkatkan kesehatan dan peluang umur panjang.

baca : Gulai Pisang Muda, Makanan Khas Bengkulu Pelengkap Buka Puasa

 

Seekor tikus di sebuah laboratorium. Foto : freepik

 

Untuk mengetahui pengaruh puasa pada hewan, peneliti menggunakan dua kelompok tikus. Hewan pengerat ini diberi makan dengan jumlah yang sama, namun waktu dan cara pemberian makan dibedakan. Kelompok pertama diberi makan yang memicu obesitas tanpa puasa, sedang kelompok kedua dengan puasa.

Hasilnya, kelompok pertama menunjukkan penambahan berat badan, lemak, dan disfungsi metabolisme. Sementara kelompok kedua yang mendapat terapi TRF tidak didapati gejala itu. Saat mereka melihat ke dalam jaringan, ditemukan perubahan ekspresi gen dan yang terbanyak adalah gen pengkode protein.

Tidak tanggung-tanggung, mereka meneliti 22 jaringan yang dimiliki tikus. Mulai dari otak, jantung, lambung, otot, paru-paru, hingga ginjal. Setiap dua jam mereka akan mengambil tikus dan membawanya ke meja bedah.

Ekspresi gen adalah proses pengolahan informasi di dalam gen untuk diubah menjadi suatu fungsi. Contohnya adalah gen insulin yang mengatur metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Perubahan pada ekspresi gen meski kecil akan berpengaruh pada fungsi tertentu yang bisa berdampak besar.

Tikus yang mendapat terapi TRF diketahui belajar mengaktifkan gen insulin saat makan, dan menekan gen tersebut saat waktunya berpuasa. Sel-sel kemudian menyelaraskan diri dalam sistem jaringan sehingga optimal bagi kesehatan tubuh.

baca juga : Menu Puasa Sehat dengan Tinutuan, Makanan Legendaris Manado

 

Berbagai jenis makanan cepat saji. Foto : freepik

 

Bagaimana kemungkinan diterapkan pada manusia?

Para peneliti berpandangan bahwa ekspresi gen yang terlihat pada tikus mungkin saja tidak sama dengan manusia, sehingga menghasilkan kesimpulan yang berbeda jika diterapkan pada manusia.

Namun penelitian itu dianggap penting karena semakin mendekatkan pada pemahaman yang lebih baik tentang manfaat puasa bagi kesehatan manusia.

“Untuk dapat menarik kesimpulan pada manusia, kita perlu mengambil beberapa langkah sebelum dapat melakukannya secara pasti dengan puasa,” kata Dani Renouf, ahli diet, seperti dikutip The Star, mengomentari hasil penelitian itu.

Sementara pada penelitian terbaru yang dikerjakan kelompok peneliti lain dan dilaporkan pada Februari, 2024 itu menemukan bahwa TRF selama 6 jam bisa menghambat pembelahan sel, menginduksi kematian sel, dan penghentian sel pada salah satu jenis kanker paru-paru, tenggorokan, dan payudara. Dalam penelitian ini para pakar menggunakan sel manusia.

 

Berbagai jenis makanan. Foto : freepik

 

Temuan itu menjadi salah satu bukti puasa bisa memberi manfaat kesehatan untuk manusia. Rupanya proses pertumbuhan tumor dan ritme sirkadian saling terkait. Sehingga memperbaiki metabolisme sirkadian dengan pemberian makan berbatas waktu berkontribusi pada penundaan pertumbuhan kanker.

Metabolisme sirkadian adalah mekanisme perubahan kimia di dalam sel tubuh yang mengubah makanan menjadi energi selama 24 jam. Metabolisme sirkadian ini mengikuti ritme sirkadian yang kerap disebut juga jam biologis yang mengatur waktu bangun dan tidur. Jam istirahat, beraktivitas, makan, ataupun buang air besar dan kecil memiliki pola siklus tertentu.

Agar memperoleh derajat kesehatan yang lebih baik manusia disarankan untuk beraktivitas, makan, dan istirahat secara teratur. Pola makan teratur bisa dilatih dengan berpuasa. (***)

 

 

Bukber Minim Sampah dan Puasa Plastik Isi Ramadhan di Bali

 

Exit mobile version