Mongabay.co.id

Nasib Berang-berang, Terancam Punah di Alam Liar

 

Tahukah Anda tentang berang-berang atau otters?

Ya pemburu mungil ini terlahir sebagai perenang ulung. Mereka ditemukan di perairan di setiap benua kecuali Australia dan Antartika.

Terdapat 13 spesies berang-berang di dunia, empat dari lima jenis berang-berang yang tersebar di Asia hidup di Indonesia. Jenis berang-berang asli Nusantara itu ialah berang-berang pantai (Lutra lutra), berang-berang gunung (Lutra sumatrana), dan berang-berang wregul (Lutrogale perspicillata).

Tiga jenis berang-berang itu dilindungi oleh Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi. Hanya berang-berang cakar kecil (Aonyx cinerea) yang belum termasuk dilindungi. Namun, belakangan statusnya naik menjadimenjadi Appendix 1, dari awalnya ada di Appendix 2.

Berang-berang adalah mamalia yang masuk dalam keluarga Mustelidae yang berkerabat dengan cerpelai, wolverine, dan juga musang. Sebagian besar nasib berang-berang berada dalam status hampir terancam, rentan, atau terancam punah.

Menurut Kelompok Spesialis Berang-berang dari International Union for Conservation of Nature (IUCN), semua populasi berang-berang di dunia menurun, kecuali berang-berang sungai Amerika Utara, yang terdaftar sebagai stabil dan “tidak terlalu mengkhawatirkan” terhadap kepunahan.

Adapun berang-berang raksasa, berang-berang berhidung berbulu, berang-berang sungai Amerika Selatan, dan berang-berang laut kini nasibnya menghadapi risiko kepunahan yang sangat tinggi di alam liar dalam waktu dekat. Terutama berang-berang laut Aleutian mengalami penurunan lebih dari 50 persen selama 45 tahun terakhir.

Baca : Nasib Berang-berang, Minim Perhatian dan Penelitian

 

Berang-berang cakar kecil yang berhasil ditemukan oleh tim Asta Indonesia di segmen 4 sungai Ciliwung, Depok. Foto: Dokumentasi Averroes Oktaliza

 

Berang-berang laut Aleutian telah mengalami perubahan sebelumnya. Para pedagang bulu pada abad ke-18 dan 19 memburu hewan-hewan ini hingga ke ambang kepunahan, sehingga jumlah bulu babi meroket.

Padahal perannya dalam ekosistem sangat dibutuhkan. Keberadaannya mampu mengontrol laju perubahan iklim karena mampu mengontrol populasi bulu babi yang mengancam keberadaan rumput laut.

Berdasarkan studi Frontiers in Ecology and the Environment, para peneliti menyimpulkan bahwa hutan rumput laut dapat menyerap 12 kali lebih banyak karbon dioksida. Tanpa peran berang-berang ini bakal terjadi ketidakseimbangan dan mengganggu siklus alam.

“Saat ini upaya mengatasi perubahan iklim yang diusulkan untuk menyerap karbon kerap mengabaikan hewan. Bisa jadi hewan di seluruh dunia mungkin memiliki dampak besar dalam mempengaruhi siklus karbon,” ujar profesor UC Santa Cruz, Chris Wilmers, salah satu penulis studi tersebut dikutip Livescience.

Menurut Chris, jika para ahli ekologi memahami dengan baik tentang peran satwa dalam mengatasi dampak perubahan iklim, mungkin ada peluang untuk skenario konservasi bisa saling menguntungkan dari keduanya. Di mana spesies hewan dilindungi bisa ditingkatkan dan peningkatan penyerapan karbon dapat dimaksimalkan.

Baca juga : Hidup Berang-berang Terancam Akibat Perdagangan Online di Asia Tenggara

 

Sepasang berang-berang cakar kecil tampak berpelukan. Foto: IUCN-OSG

 

Ciri khas

Berang-berang atau kucing air, yang dalam bahasa Sunda disebut sero ini lumayan populis sebagai hewan peliharaan. Mereka acapkali menghiasi lini masa perdagangan satwa melalui media sosial.

Berang-berang cakar kecil yang paling banyak. Mungkin diperjualbelikan karena memiliki tubuh paling kecil diantara berang-berang lainnya.

Berang-berang cakar kecil bertubuh panjang dengan rambut berwarna abu-abu cerah. Panjang tubuh bisa mencapai 45-55 cm, panjang ekornya 25-35 cm, dan beratnya bisa mencapai 3-6 kg. Bentuk kepalanya agak gepeng dan moncongnya bundar.

Sedangkan berang-berang terbesar yaitu berang-berang raksasa dari Amazon atau Pteronura brasiliensis. Berang-berang ini dapat tumbuh sepanjang 1,5 hingga 1,8 meter. Meskipun merupakan yang terbesar, ia bukanlah yang terberat. Yang menjadi berang-berang terberat adalah berang-berang California (Enhydra lutris nereis) memiliki berat hingga 90 pon (41 kg).

Kebiasaan yang mudah diketahui dari mereka adalah sering terlihat mengambang. Bulunya yang tebal memungkinkan memerangkap udara dan membuat mereka bisa tidur dan beristirahat.

Sayangnya, keunggulan dari bulu mereka menyebabkan peningkatan perburuan hingga hampir punah di banyak tempat. Alasannya, menurut Defenders of Wildlife, berang-berang memiliki bulu terpadat dari satwa manapun di dunia. Kisarannya antara 250.000 hingga satu juta bulu per inci persegi.

Baca juga :  Platipus, Mamalia Unik yang Terancam Bendungan dan Perubahan Iklim

 

Berang-berang laut, yang dapat memakan hampir 1.000 bulu babi dalam sehai.Foto : Randal Davis/ USFWS

 

Dalam soal reproduksi, berang-berang betina memiliki masa kehamilan 2-5 bulan dengan jumlah anakan paling banyak 5 ekor. Berang-berang laut satu-satunya berang-berang yang melahirkan di dalam air. Sedangkan berang-berang lainnya melahirkan di dalam sarang.

Bayi berang-berang lahir dengan berat hanya 4,5 ons atau setara 128 gram untuk spesies yang lebih kecil. Sedangkan untuk bayi berang-berang dengan ukuran besar bisa mencapai 5 pon atau 2,3 kilogram.

Biasanya pada usia 2 bulan, anak berang-berang mulai berenang. Baru di usia 1 tahun, anak berang-berang meninggalkan induknya. Pada usia 2 hingga 5 tahun, mereka akan siap untuk memiliki anak sendiri. Berang-berang dapat hidup hingga usia 12 tahun di alam liar, dan lebih lama lagi di penangkaran.

Jadi itulah sedikit informasi menyoal berang-berang. Dan tahukan Anda jika berang-berang punya hari untuk diperingati? Ya Hari Berang-berang Sedunia (World Otter Day) selalu diperingati setiap 26 Mei. Semoga Anda makin paham dan peduli dengan keberadaannya. (***)

 

 

Saat Perubahan Iklim Berdampak pada Spesies yang Hidup di Arktik

 

Exit mobile version