Mongabay.co.id

Alternatif Pengganti Karbohidrat dari Pangan Lokal di Bulan Ramadhan

Banyak pilihan makanan yang bisa kamu santap saat berbuka puasa dan sahur. Bulan Ramadhan bisa menjadi momen baik untuk mengubah pola makan menjadi lebih sehat. Salah satunya, beralih ke sumber pangan lokal yang bisa menjadi alternatif pengganti karbohidrat. Beragam pilihan pangan lokal bisa menemani kebutuhan menu ramadhan kamu. 

Bulan Ramadhan menjadi kesempatan untuk memperhatikan asupan nutrisi yang seimbang, termasuk sumber karbohidrat. Pasalnya konsumsi nasi berlebihan bisa menyebabkan rasa kantuk dan lemas. Apalagi sejak Februari 2024, kita dihadapkan pada harga beras merangkak naik

Oleh karena itu, penting untuk mencari alternatif pangan lokal yang baik dan sehat untuk menggantikan kebutuhan karbohidrat kamu. Selain lebih mudah ditemukan, pangan lokal ini juga memiliki kandungan nutrisi yang baik untuk kesehatan tubuh. Dengan mengonsumsi pangan lokal, kamu juga turut mendukung perekonomian lokal dan menjaga keberlanjutan lingkungan.

Baca juga: Harga Beras Naik, Food Estate Bukanlah Sebuah Solusi

Proses peremasasn pokok sagu oleh para petani di samo Hakmahera Selatan. Foto: M Ichi/ Mongabay Indonesia

Berikut beberapa pilihan alternatif karbohidrat yang berasal dari pangan lokal yang bisa kamu coba:

  1. Sagu

Sagu merupakan sumber pangan tertua yang dikonsumsi masyarakat Indonesia, selain pisang dan umbi-umbian. Pangan ini mengandung karbohidrat kompleks, serat, dan rendah lemak. Tak hanya itu, sagu juga mengandung beberapa mineral penting seperti kalsium, magnesium, dan fosfor. Kandungannya dapat membantu menjaga keseimbangan gula darah selama puasa. 

Sagu juga dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan. Mulai dari papeda, mie sagu hingga berbagai cemilan. Sayangnya, sumber karbohidrat ini kian terancam oleh industri ekstraktif dan alih fungsi lahan. 

  1. Sorgum  

Sorgum merupakan tanaman biji-bijian yang bisa menjadi pengganti karbohidrat dari Nusa Tenggara Timur. Kandungan karbohidratnya rendah dan kaya akan serat, terdiri dari pati, asam fenolat, dan antioksidan. Bahkan ini menjadi salah satu sumber pangan yang sejak lama ditanam oleh petani di NTT. 

Tak hanya itu, sorgum juga menjadi pilihan tanaman pangan yang lebih tahan terhadap perubahan iklim, dibandingkan jagung. Hadir sebagai pengganti gandum, tanaman ini bisa diolah menjadi nasi sorgum, bubur, mie, roti hingga berbagai jenis kue.

Baca juga: Sorgum: Bahan Pangan yang Tahan Terhadap Krisis Iklim 

Seorang ibu rumah tangga di Desa Kawalelo, Kabupaten Flores Timur, NTT, memanen sorgum di kebunnya. Foto: Ebed de Rosary/Mongabay Indonesia
  1. Pisang

Kamu pernah mendengar gulai pisang muda? Di Bengkulu, makanan gulai pisang muda biasa menjadi pelengkap berbuka puasa. Kuliner ini dimasak dengan beragam rempah-rempah, mulai dari ketumbar, jintan, cabai merah, serai, jahe, lengkuas, bawang putih, bawang merah, santan kelapa, kunyit dan kecombrang. 

Pisang menjadi salah satu alternatif pengganti karbohidrat karena banyaknya pisang liar yang berada di pegunungan Bukit Barisan. Apalagi kandungannya sangat baik bagi tubuh, diantaranya karbohidrat, kaya akan serat, potassium, vitamin B6, dan vitamin C. Pisang dapat membantu mengatasi rasa lapar dan memberikan energi cepat. 

  1. Ganyong

Ganyong merupakan tanaman umbi-umbian yang banyak tumbuh di daerah tropis, termasuk Indonesia. Umbi ganyong kaya akan karbohidrat, protein, serat, dan rendah lemak. Kandungan karbohidrat dan mineralnya memberikan energi yang stabil dan tahan lama, sehingga cocok untuk menunjang aktivitas selama puasa. Biasanya ganyong diolah menjadi umbi rebus, tiwul, bubur, ataupun keripik.

  1. Singkong, ubi jalar dan talas

Umbi-umbian ini sangat mudah ditemukan dan serbaguna untuk bisa diolah menjadi menu makanan yang beragam. Selain mengandung karbohidrat dan serat, singkong, ubi jalar dan talas juga mengandung vitamin A, vitamin C, vitamin B dan beberapa mineral seperti potasium dan magnesium. Kandungan seratnya membantu menjaga pencernaan dan memberikan rasa kenyang lebih lama. Bahkan, ubi jalar bisa menjaga kadar gula darah tetap stabil.

Baca juga: Kasoami, Makanan Legendaris Buton Berbahan Singkong

Pangan lokal hasil panen petani di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, diletakkan dalam wadah anyaman daun koli atau lontar. Foto: Ebed de Rosary/Mongabay Indonesia
  1. Garut

Garut atau juga dikenal dengan nama lain yaitu suweg atau eleusin. Garut mengandung karbohidrat kompleks yang baik untuk memberikan energi selama puasa. Selain itu, garut juga kaya akan serat dan beberapa mineral seperti zat besi dan kalsium.

Banyak kandungan karbohidrat dan serat baik yang ada dalam pangan di Indonesia. Kamu bisa mengombinasikan alternatif karbohidrat tersebut dengan beragam protein untuk pemenuhan gizi harian kamu. 

Tidak hanya menjaga keseimbangan nutrisi, memilih pangan lokal dalam menu Ramadhan juga turut menjaga kekayaan kuliner Indonesia. Konsumsi bahan pangan lokal juga turut menjaga lingkungan dan mencegah dari alih fungsi lahan. Dari pilihan tersebut, pilihan pangan lokal apa yang menarik dan pernah kamu coba?

Mewujudkan Kedaulatan Pangan dengan Pangan Lokal, Seperti Apa?

 

*Ramadila Winokta, mahasiswa magang dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang fokus pada komunikasi digital media. Lala–nama panggilannya senang belajar hal baru, membaca buku dan mendengarkan podcast. Dia memiliki pengalaman dalam ilmu hubungan masyarakat, bisnis dan jurnalisme.

Exit mobile version