Mongabay.co.id

Pemburuan Data Stok Ikan Nasional Mendekati Tahap Akhir, Seperti Apa?

Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan berjanji akan memberikan data yang transparan berkaitan dengan penilaian stok ikan yang saat ini sedang dilakukan oleh tim khusus yang berlayar dengan kapal riset Bawal Putih III. Sikap tersebut dipilih, karena KKP tidak ingin keraguan masyarakat pada 2015 terulang kembali.

Hal itu ditegaskan Kepala BRSDM KP Sjarief Widjaja saat memberi keterangan resmi di Jakarta, Rabu (5/9/2018). Menurutnya, pelaksanaan riset memang dilaksanakan secara rutin untuk kepentingan penilaian stok ikan nasional. Untuk tahun ini, penilaian kembali melibatkan para pakar di bidangnya dan berlayar selama 80 hari.

“Kita tidak akan menutupi atau menyembunyikan apa yang sudah menjadi hasil dari riset. Sejak awal, kita memang ingin memperbarui data stok ikan nasional. Buat siapa? Iya buat kita semua,” ucapnya.

Bagi siapa saja yang meragukan hasil riset, Sjarief menantang mereka untuk bisa melihat langsung prosesnya. Atau, kalaupun masih tidak percaya, siapapun dipersilakan untuk terlibat langsung dalam proses riset. Semua tantangan itu, walau tidak bisa direalisasikan, tapi menegaskan bahwa Pemerintah Indonesia tidak main-main dalam menentukan data stok ikan nasional.

“Kita maklumi kalau masih ada yang meragukan, tapi kita juga tidak berniat menipu. Buat apa coba? Lagipula, itu kan metode internasional yang dipakai. Itu artinya internasional percaya,” sebutnya.

baca : Kenapa KKP Tidak Transparan untuk Data Stok Ikan Nasional?

 

Tim Pengkajian Stok Sumberdaya Ikan Pusat Riset Perikanan melaksanakan Survei Laut pada WPP 713, 714, dan 718 dengan Kapal Riset Bawal Putih III. Tim berangkat dari Pelabuhan Muara Baru, Jakarta pada Sabtu (01/7/2018). Foto : BRSDM KKP/Mongabay Indonesia

 

Untuk melaksanakan riset dan menjalankan penilaian, Sjarief menjelaskan, tim menggunakan tiga metode yang seluruhnya melibatkan pakar yang kompeten di bidangnya. Ketiga metode itu, adalah port sampling oleh enumerator di lokasi-lokasi pendaratan ikan pada setiap wilayah pengelolaan perikanan (WPP), pengambilan sampel (sampling) yang dilakukan oleh peneliti dan meliputi karakteristik biologi jenis-jenis target spesies.

“Serta, metode ketiga adalah melaksanakan survei laut dengan kapal riset,” jelasnya.

Ketiga metode untuk mengumpulkan data dan informasi stok ikan itu, kata Sjarief dilakukan oleh tim yang dipimpin langsung Balai Riset Perikanan Laut (BRPL). Di dalam tim tersebut, dilibatkan juga para pakar yang kompeten di bidang keilmuan masing-masing.

Adapun, untuk melaksanan pengumpulan data dan informasi stok ikan, menurut Sjarief, dilaksanakan di semua WPP yang jumlahnya ada 11. Tetapi, khusus untuk kapal riset Bawal Putih III yang sudah bergerak sejak Sabtu (2/9/2018), akan berlayar di tiga WPP selama 80 hari. Masing-masing WPP, dijadwalkan akan mendapatkan jatah berlayar selama 25 hari di WPP 713, 30 hari WPP 714, dan 25 hari di WPP718.

Dengan semua metode yang terjadwal dan sudah ditetapkan waktunya, Sjarief berharap pada Desember mendatang sudah ada hasil akhir dan kemudian ditetapkan dalam keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan. Ketetapan seperti itu, sudah dilakukan pada data stok ikan nasional sebelumnya, termasuk pada 2016 yang didapat dari hasil riset pada 2015.

baca juga : Indonesia Gelar Penelitian Stok Ikan Terlengkap Sepanjang Sejarah

 

Seorang penyelam berada di samping gerombolan ikan di Raja Ampat, Indonesia. Foto : Robert Delfs/WWF

 

Lebih lanjut Sjarief menerangkan, dalam melaksanakan survei, tim akan menggunakan metode akustik dengan cara melihat di kawasan seluas sekitar 1 hektare. Di atas luasan tersebut, kemudian dilepaskan sensor akustik dan hasilnya nanti akan menjelaskan kerapatan ikan seperti apa. Setelah itu, baru kemudian dihitung kalkulasi total berapa kira-kira jumlah ikan dan potensinya yang ada di sana.

Untuk metode kedua, Sjarief menjelaskan, itu adalah menggunakan citra satelit yang bertujuan untuk mendapatkan data kerapatan klorofil. Terakhir, adalah menggunakan metode landing, yaitu pendataan ikan-ikan yang didaratkan di pelabuhan-pelabuhan tertentu. Di sana, tim akan mencari asal muasal ikan yang ditangkap.

“Yang menggembirakan, saat ini tim melakukan riset lebih baik lagi dibandingkan pada sebelumnya. Sekarang kita sudah bisa mendata ikan-ikan pelagis besar dan kecil, ikan karang, dan juga ikan seperti tongkol dan cakalang,” tandasnya.

Sjarief menuturkan, jika nanti data final sudah didapatkan dan stok ikan nasional ditetapkan secara resmi oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, maka Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap harus bisa mengatur populasi ikan di setiap WPP RI. Kemudian, harus juga diatur bagaimana komposisi kapal bisa menangkap dengan tetap menerapkan prinsip berkelanjutan.

baca juga : Hasil Kajian KKP, Stok Ikan Nasional Tinggal 7,305 Juta Ton

 

Potensi ikan yang melimpah di Indonesia, sudahkah dimanfaatkan secara benar? Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia

 

Turunan Kebijakan

Sementara, Sekretaris BRSDM KP Maman Hermawan menjelaskan, pelaksanaan riset untuk penilaian stok ikan nasional, pada akhirnya akan berkaitan dengan kebijakan lain yang ada di lingkup KKP. Di antaranya, adalah kebijakan tentang daerah penangkapan ikan, alat penangkapan ikan, dan juga kebijakan lain.

“Jadi, BRSDM itu tugasnya sampai pada tahap jumlah tangkapan yang dibolehkan. Nanti itu, dampaknya, hasil assesment, itu akan menjadi tanggung jawab kita,” ucap dia.

Tentang metode yang digunakan untuk melaksanakan survei, Maman menjelaskan bahwa itu adalah metode ilmiah yang biasa dipakai oleh para pakar di seluruh dunia. Untuk metode yang dipakai pun, seperti sampling, itu akan mewakili seluruh bagian laut, baik yang subur ataupun tidak. Sementara, untuk metode fish landing, itu juga akan dilaksanakan analisa dan sekaligus kalibrasi oleh pakar.

Kepala Pusat Riset Perikanan (Pusriskan) Tony Ruchimat menjelaskan, kapal riset Bawal Putih III yang berangkat dari Muara Baru, Jakarta Utara, akan melaksanakan survei yang meliputi pengambilan sampel oseanografi, larva, plankton di 153 lokasi, sampling trawl di 79 lokasi, data hidroakustik (fish finder) yang dicatat selama pelayaran.

“Data dan informasi ilmiah tentang status terkini sumber daya ikan yang valid dan dapat dipercaya berdasarkan metode ilmiah terbaik, jelas sangat diperlukan untuk menentukan langkah-langkah pengelolaannya,” ungkap dia.

baca : Stok Ikan Lestari Naik Karena Penanganan IUU Fishing Berhasil?

 

Ikan roa yang terjaring nelayan di perairan Bolaang Mongondow Timur, Sulawesi Utara. Foto : Wisuda/Mongabay Indonesia

 

Menurut Tony, riset penilaian stok sumber daya ikan laut merupakan program prioritas KKP yang dilaksanakan pada tahun anggaran 2015 hingga 2019. Untuk kepentingan itu, riset dilakukan langsung oleh BRPL yang di dalamnya terdapat para pakar.

Tony menambahkan, dengan melakukan riset di atas kapal, akan didapat estimasi potensi stok ikan dan sekaligus kondisi lingkungan perairan. 0leh itu, dengan melakukan riset, diharapkan data stok ikan secara nasional akan kembali mengalami kenaikan dibandingkan sebelumnya yang sudah ditetapkan pada 2016 di angka 12,54 juta ton.

menarik dibaca : Kenapa Stok Ikan Terbaru Jadi 12,5 Juta Ton Per Tahun? Ini Jawabannya

Sebelum menggelar riset di 3 WPP, Tony menyebutkan, pada 2017 pihaknya juga sudah melaksanakan riset di 5 WPP yang meliputi WPP 711, 712, 7125, 716, dan 718. Untuk kajian stok menggunakan metode hidroakustik, dilaksanakan pada WPP 711, 712, dan 715. Sementara, untuk metode port sampling, dilaksanakaan pada WPP 716 dan 718.

Tahun lalu, Komisi Nasional Pengkajian Stok Ikan (Komnas Kajiskan) menyatakan akan melakukan penghitungan yang lebih akurat lagi untuk penetapan data stok ikan nasional 2018. Penghitungan itu, akan memanfaatkan data terbaik yang ada yang sudah dikumpulkan tim riset dengan melakukan pelayaran di perairan WPP di seluruh Indonesia.

Ketua Komnas Kajiskan Indra Wijaya menerangkan, pengkajian stok ikan yang dilaksanakan oleh para pakar, dilakukan dengan menggunakan metodologi yang sudah mapan dan biasa digunakan oleh dunia internasional. Dari data yang dihasilkan, pihaknya kemudian melaksanakan kajian dan diskusi mendalam dengan para pakar profesional seperti ilmuwan dari perguruan tinggi dan KKP.

 

Exit mobile version