Mongabay.co.id

Perdagangan Hiu Marak di TPI Brondong, Berikut Foto-fotonya

Daging dan sirip hiu dijual terpisa., Untuk daging Rp25.000 per kilogram, sedangkan sirip sampai Rp400.000 per kg. Foto: Falahi Mubarok/ Mongabay Indonesia

 

 

 

 

Penangkapan dan perdagangan hiu terus terjadi, salah satu titik di Tenpat Pelelangan Ikan (TPI) Brondong, Lamongan, Jawa Timur. Dalam beberapa hari pengamatan saya, terlihat ratusan hiu diperjualbelikan.

Hampir setiap hari ada pemotongan sirip hiu di TPI di Pesisir Lamongan itu. Ukuran beragam. Ada kecil sekitar 60 cm, dan besar sekitar 100-150 cm. Berat per hiu antara 8–30 kg.

Baca juga: Konservasi Hiu Paus Perlukan Data Populasi dan Pola Migrasi. Untuk Apa?

Pada Minggu awal Februari lalu, meskipun sedang musim sepi karena ombak besar, setidaknya ada 100 kg hiu dijual di TPI Brondong. “Satu ikan kecil itu kira-kira dua kilogram,” kata Mazan, penjual ikan.

Pengamatan di TPI Brondong, pemotong sirip hiu tampak lihai memisahkan sirip hiu dari bada. Daging dijual terpisah. Sirip hiu yang dikumpulkan akan dikirim ke Surabaya untuk restoran. Daging dijual ke penjual ikan asap di Lamongan dan Tuban.

Baca juga : Ada Mitos Sirip Hiu dalam Perayaan Imlek, Seperti Apa Itu?

Mazan sudah 40 tahun berjualan ikan mengatakan, harga hiu Rp25.000 per kilogram, belum termasuk sirip. Kalau harga sirip, ada bisa sampai Rp400.000 perkg.

Mazan pernah didatangi petugas untuk sosialiasi tak tangkap dan jual hiu. Namun, dia beranggapan, hiu yang tak boleh tangkap dan jual berukuran besar, yang kecil tidak apa-apa.

 

Seorang pekerja saat memotong daging hiu berukuran kecil di Sekaran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia
Daging yang sudah dipotong, kemudian dibersihkan. Lalu dilakukan proses pengasapan. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Dari TPI Brondong, daging hiu itu dibawa ke tempat-tempat pengolahan baik dimasak dengan pengasapan ataupun sup. Salah satu lokasi pengasapan berada di Desa Sekaran, Kecamatan Sekaran, Lamongan.

“Saat ini sepi, karena cuaca buruk. Kalau musim begini, kiriman hiu paling banyak satu kuintal. Dibandingkan saat cuaca bagus, bisa sampai dua kuintal,” kata Suarto, pedagang daging hiu.

Dia bilang, daging hiu asap yang sudah dipotong-potong dibandrol Rp5.000 per potong. Pasarnya, terutama Lamongan dan Surabaya. Daging hiu mentah dia beli harga bervariasi antara Rp18.000-Rp20.000 per kilogram.

Hampir semua bagian tubuh hiu dimanfaatkan, seperti sirip, daging, tulang, kulit, gigi, minyak hati hingga usus.

Di TPI Brondong, Lamongan, jenis hiu yang sering dijumpai antara lain hiu martil dan hiu harimau pasir untuk diambil sirip.

Baca juga : Miris.. Hotel Ini Sajikan Menu Sirip Hiu Saat Imlek.

Arifin Zainal, pernah riset untuk gelar master tentang komposisi jenis ikan di TPI Brondong. Dari riset itu, dia mengatakan, antara daerah pendaratan hiu di perairan Indonesia, TPI Brondong, salah satu yang besar.

Jenis hiu di TPI Brondong dari hasil tangkapan nelayan setempat yang menggunakan dua alat tangkap utama yaitu payang (trawl) dan pancing (handline). Umumnya, hasil tangkapan ikan dari alat tangkap payang adalah jenis ikan demersal seperti ikan sebelah, pari, swanggi, tonang, termasuk juga hiu.

 

Pengendara bentor (becak motor) membawa berbagai jenis hiu untuk dikirim ke penjual daging hiu asap di Sekaran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia
Salah satu penjual hiu menunggu pembeli di TPI Brondong, Lamongan, Jawa Timur. Hampir setiap hari ada aktifitas jual beli hiu di TPI yang berada di pesisir Lamongan tersebut. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Begitupun untuk nelayan setempat yang menggunakan alat tangkap pancing, hasil tangkapan terutama ikan-ikan karang seperti kerapu, kakap, lodi dan hiu.

Fishing ground nelayan Brondong, katanya, berada pada perairan WPP-RI 712 di utara Brondong (Laut Jawa). Nelayan juga mencari ikan sampai perairan WPP-RI 713 (selatan Kalimantan dan Selat Malaka) dengan kapal ber-gross tonasse (GT) besar dan sedang berbekalan makan dan solar banyak. Kondisi ini, memungkinkan mereka menangkap ikan ke tempat lebih jauh.

Karena itulah, katanya, hasil tangkapan mereka bervariasi dalam komposisi dan jumlah lebih banyak.

Lama nelayan ke laut berkisar 7-21 hari dengan anak buah kapal (ABK) berkisar 10-16 orang, bergantung seberapa cepat boks ikan penuh.

Dalam menjaga kesehatan ekosistem laut, hiu merupakan predator puncak. Diperkirakan 90% populasi hiu di berbagai wilayah di dunia alami penurunan drastis karena penangkapan tinggi, baik disengaja maupun tidak.

Indonesia merupakan negara penangkap hiu dan pari terbesar di dunia. Organisasi FAO, mencatat ragam produk hiu dan pari asal Indonesia mencapai 103.245 ton pada 2011. Sebagai perbandingan, dengan volume 91.247 ton/ pertahun pada 2008, Indonesia merupakan pemasok sekitar 12,31% produksi hiu dan pari dunia.

 

Keterangan foto utama:     Daging dan sirip hiu dijual terpisa., Untuk daging Rp25.000 per kilogram, sedangkan sirip sampai Rp400.000 per kg. Foto: Falahi Mubarok/ Mongabay Indonesia

 

Pekerja melakukan proses pengasapan daging hiu yang sudah dipotong-potong di Sekaran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Papan infromasi yang menunjukkan pelarangan untuk menangkap dan memanfaatkan bagian tubuh hiu, salah satunya adalah hiu paus. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia
Jual beli hiu di TPI Brondong, Lamongan, Jawa Timur. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia
Exit mobile version