Mongabay.co.id

Pasar Ikan Modern Muara Baru, Simbol Kemajuan Perikanan Nasional?

 

Pasar Ikan Modern (PIM) Muara Baru yang dibangun di lahan bekas pasar ikan lama di kawasan Muara Baru, Kecamatan Penjaringan, Provinsi DKI Jakarta, diklaim menjadi pasar ikan segar yang higienis dan modern di Indonesia. keberadaannya diklaim bisa menyaingi pasar ikan modern yang sudah lama termashyur ke seluruh dunia di Tokyo, Jepang.

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang meresmikan pasar tersebut pada Rabu (13/3/2019) malam, menyebut bahwa PIM menjadi representasi pasar ikan untuk saat ini dan masa yang akan datang. Dia sangat mengharapkan seluruh daerah bisa mengadopsi konsep pembangunan di Muara Baru untuk pasar ikan di lokasi masing-masing.

Menurut Joko Widodo, semua provinsi harus bisa mempelajari konsep pembangunan PIM yang dinilainya sukses menjadi percontohan. Dengan mengadopsi konsep PIM, masing-masing provinsi akan memiliki pusat perdagangan sekaligus wisata kuliner ikan yang bisa dibanggakan. Konsep seperti itu, sudah lama menjadi unggulan di negara maju, utamanya di Jepang.

“Biasanya kalau pasar ikan itu identik dengan kotor dan bau. Namun di PIM semua predikat itu akan hilang karena pasarnya bersih, modern, dan higienis. Selain itu, para pedagangnya juga adalah mereka yang biasa berjualan di pasar yang lama. Jadi, ini adalah pasar tradiisonal yang berwujud pasar modern,” ucapnya.

baca :  Pasar Ikan Segar Muara Baru untuk Tingkatkan Konsumsi Makan Ikan?

 

Presiden Joko Widodo meresmikan Pasar Ikan Modern (PIM) Muara Baru, Penjaringan, Jakarta, pada Rabu (13/03/2019) yang diklaim menjadi pasar ikan segar yang higienis dan modern di Indonesia. Foto : Humas KKP/Mongabay Indonesia

 

Gambaran modern dari PIM, disebutkan Jokowi, bisa dilihat dari beragam fasilitas yang ada di sana. Mulai dari pusat jajanan, lemari pendingin, hingga konsep sanitasi semuanya menerapkan standar internasional. Tetapi, perubahan tersebut, nyatanya tidak serta merta mengubah sisi tradisional pada budaya para pedagangnya.

“Saya nanti mau minta ke Bu Susi semua pedagang pasar pakai seragam setiap hari harus pakai seragam biar kelihatan bersihnya,” ungkapnya.

Sebelum berwujud menjadi pasar ikan yang megah seperti sekarang, perlu waktu panjang untuk bisa mewujudkannya. Sejak Joko Widodo memerintahkan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti pada Juli 2016 untuk membangun pasar ikan modern seperti di Jepang, saat itu juga prosesnya segera dilakukan. Tetapi, pengerjaan fisiknya baru bisa dikerjakan mulai Februari 2018 atau dua tahun kemudian. Sementara, proses pemindahan pedagang dilakukan mulai 16 Februari lalu.

“Jawaban Bu Menteri bisa. Ya, cepat kerjakan. Bangun,” ungkap Presiden Jokowi.

 

Konsumsi Ikan

Menteri KP Susi Pudjiastuti saat mendampingi Presiden RI Joko Widodo mengatakan, pembangunan PIM Muara Baru didasarkan pada beberapa tujuan. Di antaranya adalah untuk meningkatkan konsumsi ikan masyarakat DKI Jakarta dan sekitarnya, penyediaan tempat jual beli yang nyaman, bersih, memenuhi standar sanitasi, dan higienis.

Kemudian, juga untuk menyediakan ikan yang bermutu, aman dikonsumsi, kontinyu, beragam, dan terjangkau. Tujuan lain dari pembangunan PIM, juga untuk mengembangkan sentra bisnis perikanan dan industri pendukunganya, mengembangkan tempat promosi dan edukasi sektor kelautan dan perikanan, hingga sebagai destinasi wisata sektor kelautan dan perikanan.

“Pasar ikan bisa jadi destinasi wisata, selain sebagai tempat menjual ikan, kita bangun pasar ikan yang higienis. Kita ubah paradigma pasar ikan yang identik dengan kotor dan bau menjadi tempat yang bersih dan nyaman. Jadi orang-orang bisa dengan nyaman menyaksikan aktivitas perikanan,” tutur Susi.

Dengan segala keunggulan tersebut, Susi memberi garansi kepada pengunjung PIM bahwa mereka akan mendapat kenyamanan dan menemukan sensasi berbeda untuk berwisata kuliner laut. Dengan konsep yang modern, para pengunjung juga akan mendapatkan kemudahan dalam bertransaksi dan itu menjadi keunggulan PIM dibandingkan pasar ikan lain di Jakarta, atau bahkan di Indonesia.

baca juga :  Sulap Muara Baru Jadi Pasar Ikan Kelas Dunia, Pemerintah Gelontorkan Rp560 M

 

Presiden Joko Widodo menawar ikan di Pasar Ikan Modern (PIM) Muara Baru, Penjaringan, Jakarta, pada Rabu (13/03/2019) yang baru diresmikannya. Foto : Humas KKP/Mongabay Indonesia

 

Walau sudah berdiri dan resmi beroperasi, Susi mengatakan, pihaknya sempat mengalami kesulitan untuk melaksanakan proses pemindahan para pedagang. Hal itu, karena tidak semua pedagang memiliki pandangan dan cara berpikir yang sama dan juga kebiasaan budaya yang berbeda antara satu pedagang dengan pedagang lainnya.

“PIM ini terobosan baru karena menjadi tempat belanja aneka produk perikanan,” tuturnya.

Sebagai pasar ikan modern pertama di Indonesia, Susi menjanjikan pelatihan teknis kepada para petugas yang ada di pasar tersebut, mulai manajemen, teknis, kebersihan, hingga keamanan. Tak hanya itu, demi memberikan kenyamanan dan keamanan para pengunjung, para pedagang juga akan mendapat pelatihan sesuai dengan standar mutu dan kualitas yang disyaratkan.

Untuk memberikan perlindungan dan pemberdayaan pelaku usaha, Susi menyebutkan, setiap pedagang di PIM akan dibekali dengan kartu pelaku usaha kelautan dan perikanan (KUSUKA). Kartu tersebut bisa digunakan untuk mendorong percepatan pelayanan, peningkatan kesejahteraan, dan menciptakan efektivitas serta efesiensi program Pemerintah. Dengan demikian, program bisa tepat sasaran dan sesuai dengan yang dimaksud.

Dari 397 pedagang PIM yang sudah beroperasi, KKP akan memberikan kartu KUSUKA untuk 231 pedagang. Sisanya, KKP menjanjikan akan memberikannya di kemudian hari. Dengan memiliki kartu KUSUKA, pelaku usaha akan mendapatkan kemudahan untuk memproses perizinan, sertifikasi/karantina, mendapatkan bantuan asuransi pelaku usaha, mendapatkan bantuan dari Pemerintah, dan mendapatkan penyuluhan/pelatihan untuk meningkatkan produk usaha.

Diketahui, PIM Muara Baru dibangun berdasarkan amanat Instruksi Presiden No.7/2016 tentang Percepatan Pembangunan Industri Perikanan Nasional dan Peraturan Presiden No.3/2017 tentang Rencana Aksi Percepatan Pembangunan Perikanan Nasional. Pembangunan fisik sendiri dilaksanakan selama setahun sejak Februari 2018.

baca juga : Revitalisasi Muara Baru Tidak Tepat Sasaran?

 

 

Presiden Joko Widodo melihat lapak ikan di Pasar Ikan Modern (PIM) Muara Baru, Penjaringan, Jakarta, pada Rabu (13/03/2019) yang baru diresmikannya. Foto : Humas KKP/Mongabay Indonesia

 

Program Prioritas

Pada 2018, Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) menetapkan pembangunan PIM sebagai program prioritas yang dilaksanakan di dua lokasi, yaitu Muara Baru (DKI Jakarta) dan Kabupaten Bandung (Jawa Barat). Untuk PIM, pembangunan dilaksanakan di atas lahan seluas 4,15 hektare dengan bangunan seluas 2 ha.

Untuk PIM Muara Baru, anggaran yang digunakan besarnya mencapai Rp150,69 miliar dengan konsep pembangunan mengadopsi system design and built. Pembangunan fisik PIM dilaksanakan oleh PT Pembangunan Perumahan (PP) Persero dan manajemen konstruksi PT Fajar Nusa Consultants. Dengan dua perusahaan tersebut, pembangunan PIM dikawal untuk menjadi yang terbaik dan modern. Bagi Susi, kehadiran PIM akan menjadi magnet baru, karena lokasinya yang strategis di pesisir Utara Jakarta dan ada dalam kawasan Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman.

Dari data yang diberikan PPS Nizam Zachman, pusat pelelangan ikan (PPI) Muara Baru dalam sehari bisa memasarkan 400 ton ikan dengan nilai omset rerata mencapai Rp8-10 miliar. Ikan-ikan yang dipasarkan tersebut berasal dari wilayah Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur (sepanjang pantai utara Jawa).

“Ikan ini didominasi oleh jenis ikan laut yaitu kembung, cumi, tongkol, kakap, dan udang, dan jenis ikan air tawar seperti patin, bawal, dan mujair,” tandasnya.

 

Suasana pengolahan ikan di Pelabuhan Perikanan Nizam Zachman Muara Baru, Jakarta Utara pada November 2016. Foto : Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia

 

Sebagai pasar ikan modern, PIM Muara Baru dilengkapi dengan lapak ikan segar, 155 kios maritim, 8 unit pusat jajanan, 2 unit ice flake machine kapasitas 10 ton, area pemasaran ritel, laboratorium, chilling room kapasitas 30 ton, area bongkar muat, pengepakan, depot es dan garam, serta instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Sebagai fasilitas penunjang juga dibangun gedung pengelola, perbankan, ruang informasi dan edukasi, ruang pertemuan, gudang, pos jaga, dan masjid.

Dengan segala fasilitas yang sudah tersedia, Susi meminta kepada para pedagang dan juga pengunjung untuk sama-sama menjaga kebersihan dan kenyamanan PIM. Dia berharap, budaya para pedagang untuk memasarkan ikan tidak lagi sembarangan dengan membiarkan ikan berceceran di lantai. Kebiasaan tersebut, bukan saja menimbulkan bau tidak sedap, tapi juga kotor dan tidak higienis.

“Bapak-bapak pedagang ikan, saya mohon agar ikan tidak berceceran di lantai. Buang sampah tenggelamkan, kalau ikan berceceran tenggelamkan. Lautnya juga dekat untuk menenggelamkan,” pungkas dia.

Diketahui, PIM Muara Baru dikelola oleh Perum Perikanan Indonesia (Perindo) berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan No. 130/KEP-DJPDSPKP/2018 tentang Penugasan kepada Perusahaan Umum Perikanan Indonesia sebagai Pengelola Sementara Operasionalisasi PIM Muara Baru Jakarta.

 

Exit mobile version