Mongabay.co.id

Bukan Monster, Memang Begini Penampakan Kepiting Purba

 

 

Kepiting, Anda pasti mengenalnya. Anggota krustasea ini memiliki karapas keras berfungsi melindungi tubuhnya, yang tersusun dari zat kitin. Ada sepasang capit pada hewan dekapoda alias berkaki sepuluh ini.

Penelitian terbaru berjudul Exceptional preservation of mid-Cretaceous marine arthropods and the evolution of novel forms via heterochrony terbitan Science Advances, 24 April 2019, telah mengungkap bagaimana penampakan kepiting purba. Nenek moyangnya kepiting.

 

Begini karakter kepiting purba yang tubuhnya tersusun dari berbagai anggota tubuh hewan, sebagai nenek moyang kepiting. Ilustrasi: Credit: Oksana Vernygora/University of Alberta via Live Science

 

Makhluk ini dinamakan Callichimaera perplexa, yang berarti chimera indah membingungkan. Disebut aneh karena bagian tubuhnya yang seperti gado-gado, alias percampuran dari berbagai bentuk bagian hewan.

Julukan chimera [khimaira] merujuk pada mitologi Yunani yaitu makhluk berkepala singa, tubuh kambing, dan ekor ular.

Baca: Begini Penampakan Ketam Kenari, Kepiting Terbesar di Dunia

 

Javier Luque, peneliti yang menemukan Callichimaera perplexa. Foto: Daniel Ocampo R., Vencejo Films via Live Science

 

Sungguh ada

Bukan monster, bentuk kepiting purba memang unik. Menurut peneliti, mulutnya seperti mulut udang, capitnya persis kepiting katak [frog crab] moderen, bercangkang lobster, dan kaki layaknya kalajengking laut purba.

Kalajengking laut purba diperkirakan hidup sekitar 460 juta tahun silam. Ukurannya sekitar 1,7 meter atau sebesar manusia dewasa. Tubuhnya terdiri 12 ruas dan memiliki sepasang kaki yang berfungsi untuk menjepit mangsa.

 

Fitur penampakan Callichimaera perplexa yang ditemukan di Kolombia. Sumber: Science Advances/Javier Luque

 

“Mata kepiting purba begitu besar, seperti manusia,” terang ketua peneliti studi, Javier Luque, yang menempuh postdoctoral bidang paleontologi di Yale University and the University of Alberta, Canada.

Dalam hal ini, C. perplexa kemungkinan menggunakan mata yang besar, ditambah cakar kuat, untuk berburu krustasea kecil, seperti udang. “Kami pikir makhluk ini merupakan predator aktif,” kata Luque dilansir dari Live Science, 24 April 2019.

Baca juga: Ini Uniknya Rajungan, Si Kepiting Berenang dari Lautan

 

 

Penemuan tak terduga

Luque pertama kali menemukan sisa-sisa C. perplexa pada 2005, ketika berburu fosil saat berstatus mahasiswa di Pesca, sebuah kota di Pegunungan Andes, Kolombia.

“Benda-benda itu tampak berkaki panjang. Terlihat seperti kepiting, tapi saya pikir laba-laba,” jelasnya.

Setelah banyak meneliti, Luque menemukan bahwa makhluk temuannya adalah kepiting yang hidup sekitar 95 juta hingga 90 juta tahun silam. Tepatnya, di periode Cretaceous atau periode Kapur.

 

Bentuk tubuh berbagai jenis kepiting, tampak Callichimaera perplexa di tengah [i]. Sumber: Science Advances, 24 April 2019

 

Dalam perkembangannya, Luque mendengar informasi fosil kepiting serupa yang ditemukan di Wyoming dan Maroko. Luque telah memiliki lebih dari 70 spesimen ini, termasuk bayi, dewasa, jantan dan betina.

“Kepiting ini ditemukan di tempat dan lingkungan berbeda, sangat mudah beradaptasi. C. perplexa sangat luar biasa, membentuk cabang yang sama sekali baru dari pohon evolusi untuk kepiting,” tambahnya.

 

Kepiting kelapa atau ketam kenari di Pulau Maratua, Kalimantan Timur, yang merupakan arthropoda darat terbesar di dunia. Foto: Anton Wisuda/Mongabay Indonesia

 

Selain terlihat seperti perpaduan hewan, kepiting renang ini juga bagai kombinasi bayi dan dewasa. Misalnya, individu dewasa memiliki mata majemuk besar tanpa soket, cakar bengkok, mulut seperti kaki, ekor terbuka, dan tubuh panjang yang semua itu terlihat dalam larva kepiting.

Luque mengatakan, penemuan C. perplexa menunjukkan bahwa “kepiting sejati” hilang dan tubuhnya berkembang seiring perjalanan waktu. “Saya menyebut mimpi buruk yang indah karena frustasi mengungkapnya,” tandasnya.

 

 

Exit mobile version