Mongabay.co.id

Garuda di Lautku, Upaya Mengembalikan Ekosistem Laut di Kodingareng Keke

 

Kodingareng Keke merupakan salah satu kepulauan di wilayah Spermonde, Sulawesi Selatan yang tidak berpenghuni. Namun demikian, lokasi tersebut menjadi salah satu spot wisata bahari terutama pencinta dunia penyelaman bawah laut, dengan adanya sejumlah patung yang disebut Atlantis Garden.

Kodingareng Keke terletak tidak jauh dari Makassar, Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan, dengan waktu tempuh sekitar 1 jam dari pelabuhan Makassar. Mengingat potensi wisata dan juga upaya mengembalikan ekosistem laut, maka aksi transplantasi terumbu karang.

Upaya konservasi ini diinisiasi Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) VI, dalam program Penanaman Terumbu Karang Kebangsaan 2020 dengan tema Garuda di Lautku, yang akan digelar pada 18 Maret 2020, dengan target melibatkan 500 penyelam.

“Nantinya akan menjadi momentum terbaik bagi semuanya untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Transplantasi karang berbentuk Garuda akan diletakkan di dasar laut dekat pulau Kodingareng Keke,” ujar Danyon Markas Lantamal VI Makassar, Letkol Marinir Aang Andy Warta, beberapa waktu lalu.

baca : Begini Dedikasi Noel Janetski untuk Rehabilitasi Terumbu Karang Pulau Badi

 

Personel dari Lantamal VI Makassar, melakukan survey penanaman Terumbu Karang kebangsaan 2020, di Pulau Kodingareng Keke. Foto : Lantamal VI Makassar/Mongabay Indonesia

 

Salah satu Panitia Garuda di Lautku, Kapten Marinir Ardi Pernando mengatakan acaraitu bertujuan untuk mengingatkan ideologi pancasila, sekaligus eksplorasi bawah laut.

Transplantasi terumbu karang itu nantinya menggunakan media tanam berupa replika burung Garuda berdiameter 40×40 meter, setinggi 2-3 meter, yang akan dipasang pada kedalaman 6-18 meter menyesuaikan kontur bawah laut.

“Kami dan BPSPL (Balai Pengelolaan Sumber Daya Laut) Makassar, melakukan transplantasi terumbu karang ini. Bibitnya akan dipindahkan dari media yang telah disiapkan,” ujar Ardi.

Guna menghindari penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan ke depannya, pihaknya juga melakukan bakti sosial juga sosialisasi tentang fungsi terumbu karang kepada warga pulau berpenghuni untuk turut serta menjaga pasca-transplantasi nanti.

Sementara, Kepala BPSPL Makassar, Andry Indryasworo Sukmoputro, mengatakan bahwa kegiatan Penanaman Terumbu Karang Kebangsaan 2020 merupakan gagasan dari Lantamal VI Makassar.

“Kami dari BPSPL Makassar hanya bersifat memberikan dukungan teknis dalam rangka memberikan arahan dan masukan secara teknis tentang bagaimana melaksanakan kegiatan tranplantasi karang yang baik, sesuai kaidah konservasi yang berlaku,” jelas Andry saat dihubungi Mongabay.

baca juga : Kelompok Ini Sukses Tumbuhkan Kembali Terumbu Karang. Bagaimana Ceritanya?

 

Personel dari Lantamal VI Makassar, melakukan survey penanaman Terumbu Karang kebangsaan 2020, di Pulau Kodingareng Keke. Foto : Lantamal VI Makassar/Mongabay Indonesia

 

Terkait kebutuhan bibit terumbu karang, diperkirakan mencapai 12.800 piece dengan asumsi kepadatan bibit 8 piece per meter persegi dan ini bisa berubah cukup signifikan jika pemasangannya hanya pada tempat-tempat tertentu pada setiap modul.

“Untuk kebutuhan bibit bisa terpenuhi dari Pulau Kodingareng Keke semuanya, yang akan diambil secara bertahap melalui proses aklimatisasi terlebih dahulu, sebelum ditransplantasi ke media substrat yang telah dibuat sebelumnya oleh pihak Lantamal VI Makassar,” jelas Andry.

Andry menambahkan, luas perairan karang berpasir Pulau Kodingareng Keke seluas 385 m2 dan perkiraan luas terumbu karang Pulau Kodingareng Keke sekitar 150-230 m2. Dari hasil survey cepat diketahui kondisi tutupan terumbu karang hidup di sekitar Kodingareng Keke di sekitar Pulau Kodingareng Keke antara 40-60% dengan jenis karang yang mendominasi dari Acropora branching (ACB), Acropora tabulate (ACT), Acropora sub massive (ACS), Acropora digitate (ACD) dan Acropora encrusting (ACE).

Selain itu pula, ada jenis Coral tubipora (CT), Bambu Laut, Coral massive (CM), Coral masroom (CMR), Coral foliose (CF), coral branching (CB), soft coral (SC), rubble (R), Dead Coral (DC), Dead Coral with Algae (DCA), Turf algae (TA), Fungia, Sponge (SP), Sand (S) dan lain-lain.

Andry juga menyebutkan, dari jenis megabentos dijumpai jenis Kima dan bulu babi. Sedangkan jenis ikan ada Napoleon, Hiu (Carcharhinus melanopterus), Pari dan jenis Kelompok Ikan karang kelompok ikan indikator (famili chaetodontidae), kelompok ikan herbivora (famili scaridae, acanthuridae, dan siganidae), dan untuk kelompok ikan karnivora (famili lutjanidae, lethrinidae dan haemulidae).

perlu dibaca : Bolaang Mongondow Selatan, Primadona Wisata Underwater Baru

 

Personel dari Lantamal VI Makassar, melakukan survey penanaman Terumbu Karang kebangsaan 2020, di Pulauu Kodingareng Keke. Foto : Lantamal VI Makassar/Mongabay Indonesia

 

Secara pemanfaatan berdasarkan Perda No.2/2019 tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (RZWP3K) Provinsi Sulawesi Selatan, lokasi Pulau Kodingareng Keke masuk dalam Kawasan Pemanfaatan Umum Zona Pariwisata dan layak untuk dijadikan lokasi penanaman terumbu karang dengan ukuran 40×40 meter dengan syarat mempertimbangkan aspek keberlanjutan, perawatan terhadap modul substrat yang akan ditanam, sehingga bisa benar-benar bermanfaat bagi wisata selam di Kota Makassar serta perlu dilakukan monitoring dan perawatan secara rutin terhadap karang yang ditransplantasikan agar dapat hidup dan tumbuh dengan baik.

Andry juga menyebutkan, mengingat marak pengeboman ikan di wilayah Spermonde (termasuk Kodingareng Keke), perlu ada keseriusan dalam melakukan pengawasan dan penegakan hukum tentunya dari pihak aparat keamanan seperti PSDKP (Pengawas Sumber Daya Kelautan Perikanan), Polair dan TNI AL, bekerja sama dengan kelompok masyarakat pengawas yang dibina oleh Pemerintah Daerah.

“Diharapkan dengan penempatan modul Garuda di Lautku yang masih dapat terlihat dari permukaan laut maka upaya oknum yang akan melakukan pengeboman tidak akan melakukannya,” tandasnya.

Sebelumnya, dalam sebuah diskusi publik yang diadakan oleh Pembela Lautan (Ocean Defender) Greenpeace Indonesia bekerja sama dengan MSDC (Marine Science Diving Club) Universitas Hasanuddin bertajuk “Peran Terumbu Karang dan Ancaman yang Dihadapi Bagi Keberlanjutan Ekosistem Laut,” di Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Unhas, Senin (2/9/2019), telah melakukan kegiatan dokumentasi bawah laut di Kepulauan Spermonde, tepatnya di Pulau Barrang Lompo, Pulau Barrang Caddi, dan Kodingareng Keke, Makassar.

Dari hasil pengamatan, kerusakan terumbu karang terus terjadi, yang disebabkan oleh bom dan bius cukup kentara.

baca juga : Peneliti Temukan 133 Spesies Karang di Pulau Weh

 

Salah satu Terumbu Karang dari Genus Acropora hasil survey dari BPSPL Makassar. Foto : Doc BPSPL Makassar/Mongabay Indonesia

 

Sedangkan dilansir dari kkp.go.id, disebutkan Indonesia merupakan pusat segi tiga terumbu karang dunia, terdapat sekitar 600 spesies terumbu karang yang merupakan 75% spesies terumbu karang di dunia. Indonesia mempunyai 2,5 juta hektare terumbu karang yang mempunyai peranan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem perairan, dan menjaga keberlanjutan sumber daya ikan.

Dalam konteks pengelolaan sumber daya ikan, ekosistem terumbu karang berperan sebagai hatchery alam karena merupakan tempat memijah (spawning ground), daerah mencari makan (feeding ground) dan tempat asuhan (nursery ground) bagi berbagai jenis ikan dan biota laut lainnya sehingga keberadaan dan kelestariannya harus tetap terjaga dengan baik.

Namun demikian, berdasarkan data LIPI pada tahun 2017 status terumbu karang di Indonesia sebagai berikut: sangat baik (6,39%), baik (23,40%), sedang (35,06%) dan rusak (35,15%). Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa 70,21% terumbu karang di Indonesia mempunyai tutupan kurang dari 50%.

 

Exit mobile version