Mongabay.co.id

Paus Sperma Kembali Ditemukan Terdampar di Kepulauan Aru. Bagaimana Akhirnya?

 

Seekor Paus Sperma atau Whale Sperm (Physester Macrocephalus) kembali ditemukan terdampar di wilayah Maluku. Kali ini paus ditemukan mati terdampar di pesisir Pantai Desa Hokmar, Kecamatan Aru Tengah Utara, Kabupaten Kepulauan Aru.

Christian Tamaela, Petugas Satuan Kerja (Satker) Aru Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang,  mengungkap paus itu ditemukan terdampar oleh warga seempat sejak Kamis (05/3/2021), kemudian diselamatkan dengan mendorong kembali ke laut.

Namun di hari berikutnya, yakni Jumat (6/3/2021), satwa itu kembali ditemukan terdampar ke pesisir pantai dalam kondisi yang sangat lemas. Warga kemudian berkoordinasi dengan komunitas Whale Strading Network untuk penanganan paus sperma berjenis kelamin betina dengan panjang empat meter itu.

“Paus itu ditemukan pada tanggal 5 Maret kemarin. Warga sudah selamatkan, tapi kembali terdampar di hari berikutnya. Tepat hari Senin, paus itu akhirnya mati dan langsung dikuburkan warga setempat,” katanya saat dihubungi, Senin (8/3/2021).

baca : Mengerikan, Paus Sperma Mati dengan 100 kg Sampah Plastik Diperutnya

 

Seekor Paus Sperma (Physester Macrocephalus) yang terdampar di pesisir Pantai Desa Hokmar, Kecamatan Aru Tengah Utara, Kabupaten Kepulauan Aru, Kamis (05/3/2021). Foto : istimewa/ BKKPN Kupang Satker Aru

 

Dia mengatakan, penguburan dilakukan dengan ritual adat desa setempat. Bahkan masyarakat di desa itu sangat menyayangi paus terdampar itu dan menjaganya hingga berhari-hari, sebelum akhirnya mati.

Sedangkan Santoso Budi Widiarto, Kepala Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (PSPL) Sorong mengatakan, kejadian tersebut ditangani oleh BKKPN Kupang, yang memiliki kantor di KKPN Suaka Alam Perairan Kepulauan Aru.

Santoso mengatakan paus itu kemudian dikubur menggunakan ritual adat, mengingat masyarakat setempat memiliki kepercayaan jika mamalia laut adalah leluhur mereka.

“Masyarakat di sana memiliki kepercayaan kalau paus itu adalah leluhur mereka,” kata Santoso kepada Mongabay Indonesia.

Masyarakat menguburkan bangkai paus sperma secara ritual adat tepat di depan perkampungan setempat. Sebelumnya juga, ada riwayat dua ekor paus yang dikubur di Desa Hokmar, Kepulauan Aru.

baca juga : Pertama Kali Terjadi, Dua Jenis Paus Terlihat di Perairan Mempawah

 

Proses penguburan bangkai paus sperma yang mati terdampar di pesisir Pantai Desa Hokmar, Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku. Prosesi penguburan secara ritual adat dengan bangkai paus dibungkus pakai kain putih, diikat menggunakan kain merah layaknya manusia, karena menurut kepercayaan warga setempat paus itu adalah leluhur mereka. Foto : Victor Amahuat

 

Berdasarkan informasi yang dihimpun, masyarakat desa Hokmar juga membuat rumah sebagai tempat penyimpanan tulang-belulang paus untuk menghormati leluhur.

Wahab Mangar, warga Aru mengaku memang masyarakat di Kepulauan Aru mempunyai kepercayaan bahwa paus atau Jom Bi’Jarum dalam bahasa lokal Aru adalah leluhur mereka. Namun ia enggan menjelaskan sejarah tersebut, karena hal itu merupakan kewenangan tetua adat.

“Memang masyarakat Kepulauan Aru punya kepercayaan perihal itu. Jadi bukan saja masyarakat di Desa Hokmar. Semua masyarakat di sana percaya itu. Kalau soal ini para tua adat lebih tahu,” kata Wahab kepada Mongabay Indonesia, Selasa (9/3/2021).

 

Penyebab Terdampar

Imam Fauzi, Plt Kepala BKKPN Kupang menjelaskan penyebab paus terdampar pada umumnya karena sakit. Selain itu bisa karena sumber pakan atau makanan.

“Sebenarnya ada beberapa hal penyebabnya, mungkin karena sakit, sudah tua, atau soal makanan,” kata Imam menduga.

perlu dibaca : Refleksi dari Peristiwa Satwa Terdampar pada 2020

 

Warga Desa Hokmar, Kecamatan Aru Tengah Utara, Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku, Senin (8/3/2021), menggelar upacara adat penguburan paus sperma di depan perkampungan mereka. Prosesi ini dihadiri oleh puluhan orang warga desa setempat. Foto : Victor Amahuat

 

Sisi lain, paus juga kadang terjebak dalam proses perjalanan migrasi. Karena paus memiliki prilaku yang bergerak secara kelompok atau gerombolan. Tapi, lanjut Imam, ada juga paus yang terdampar lantaran gangguan sonar karena karena tekanan patahan dari bawah laut. Prinsipnya banyak hal yang bisa menjadi penyebab paus terdampar ke pesisir pantai.

“Paus sperma yang terdampar itu masih anakan dan ditemukan dalam kondisi hidup. Bisa saja paus itu tertinggal induknya. Tapi kok kondisi masih hidup bisa terpisah dari induknya?. Bisa jadi paus itu sakit,” kata Imam kepada Mongabay Indonesia Selasa (9/3/2021).

Dalam beberapa penjelasan ilmiah menyebut, paus terdampar bisa disebabkan karena perubahan iklim, seperti perubahan arus dan pergerakan massa air laut menjadi rendah. Tingkat kesuburan perairan dan kadar oksigen yang tinggi juga dapat meningkatkan ketersediaan sumber makanan bagi paus.

Tingkat kesuburan perairan tersebut juga disebabkan karena pemanasan global dan pengaruh asap yang menghalangi cahaya matahari masuk ke dasar laut. Karena paus merupakan mamalia yang bermigrasi pada beberapa musim tertentu.

Paus juga bisa tersesat ke pantai karena sistem navigasinya yang terganggu, dan mungkin juga tertinggal dari rombongannya saat perburuan pakan.

baca juga : ‘Gelar Perkara’ Kejadian Mamalia Laut Terdampar di Perairan Indonesia

 

Warga Desa Hokmar, Kecamatan Aru Tengah Utara, Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku, Senin (8/3/2021), menggelar upacara adat penguburan paus sperma di depan perkampungan mereka. Prosesi ini dihadiri oleh puluhan orang warga desa setempat. Foto : Victor Amahuat

 

Exit mobile version