Mongabay.co.id

Dialog Dengan Jokowi, Nelayan Curhat Ketidakstabilan Harga Ikan dan Isu Cantrang

 

Presiden Joko Widodo, mengunjungi Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Brondong, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, untuk melakukan beberapa agenda penting, secara khusus salah satunya yaitu ingin bertemu dan berdialog secara langsung dengan para nelayan setempat, untuk mengetahui kondisi nelayan serta sektor perikanan dimasa pandemi COVID-19 di Pelabuhan Perikanan yang mempunyai keluasan kurang lebih 8 hektare ini.

Sebelum berdialog, Presiden ke-7 Indonesia ini terlebih dahulu meninjau ikan hasil tangkapan nelayan yang dipamerkan di lapak-lapak para pedagang. Dengan didampingi Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Sakti Wahyu Trenggono, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansah dan Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, Jokowi mendatangi satu persatu para pedagang ikan yang ada di area Pusat Pemasaran dan Distribusi Ikan (PPDI) tersebut.

Ada beberapa komoditas ikan yang di tunjukkan oleh para pedagang ini diantaranya yaitu ikan ayam-ayam (Abalistes stellaris), kakap merah utara (Lutjanus campechanus), kerapu (Epinephelus), cumi-cumi (Loligo).

baca : Tinjau PPN Brondong Lamongan, Menteri KKP Dorong Pengembangan Pelabuhan Perikanan

 

Sebelum berdialog dengan nelayan, Jokowi terlebih dahulu meninjau ikan hasil tangkapan nelayan yang dipamerkan di lapak-lapak para pedagang. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Usai melihat-lihat beberapa komoditas ikan hasil tangkap itu, rombongan kemudian menuju ke area dermaga. Pemandangan tidak seperti biasanya, dalam kunjungan pertama kali di pelabuhan terbesar di wilayah pantai utara Jawa Timur ini Presiden kelahiran Solo tersebut disambut antusias oleh para nelayan.

“Pak Jokowi ayo naik kapal sini, pak. Rasakno rasane numpak kapale nelayan Brondong (rasakan rasanya naik kapal nelayan Brondong),” teriak salah satu nelayan dalam bahasa Jawa dari atas kapal berkapasitas sekitar 30 Gross Tonnage (GT). Teriakan itu kemudian disahut dengan gelak tawa para pengunjung yang hadir.

baca juga : Mengganggu Aktivitas, Puluhan Bangkai Kapal Dibersihkan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong

 

Dalam kunjungan pertama kali di pelabuhan terbesar di wilayah pantai utara Jawa Timur ini Presiden kelahiran Solo tersebut disambut antusias oleh para nelayan. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

SIPI Terhambat

Dalam kesempatan itu Jokowi kemudian melakukan dialog bersama perwakilan nelayan Kabupaten Lamongan untuk mendengarkan dan menampung aspirasi para nelayan. Agus Mulyono, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Jawa Timur, menyampaikan, jika saat pandemi ini pekerjaan nelayan normal-normal saja.

Hanya tahun lalu, kata dia, ada kendala di harga ikan yang turun drastis lantaran supply atau ekspedisinya terhambat. Begitu sudah lancar, harga ikan kembali stabil lagi. Selain itu dia menyampaikan, berdasarkan pengalaman sebelumnya jika menjelang lebaran ini harga ikan lebih murah, sebab para nelayan mulai banyak yang bersandar sehingga stok ikan melimpah.

Pria yang juga ketua Rukun Nelayan Desa Kadangsemangkon, Lamongan ini juga menyampaikan pandangannya terkait dengan Permen KP No.59 Tahun 2020 tentang jalur Penangkapan Ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia dan Laut Lepas.

“Tentang legalitas alat tangkap di permen KP No.59 Tahun 2020 itu baiknya tidak usah di evaluasi lagi. Saya setuju misal alat tangkap itu namanya bukan lagi cantrang. Tapi dalam catatan konstruksinya harus tetap, jadi tidak boleh berubah,” ujar pria 54 tahun ini, Kamis (06/05/2021).

baca juga : Cerita Pahit Manis Pengepul Tongkol dari “Uang Macet” Hingga Kendala Pengiriman

 

Suasana Pusat Pemasaran dan Distribusi Ikan (PPDI) di PPN Brondong saat kedatangan Jokowi. Kehadiran Jokowi ini untuk mengetahui kondisi nelayan serta sektor perikanan dimasa pandemi COVID-19. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Selain itu, karena sebagian besar nelayan setempat menggunakan alat tangkap cantrang, dia berharap Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI) dikeluarkan Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Timur. Supaya ada kepastian usaha, dan nelayan siap membayar pajak sesuai dengan GT.

Pemilik kapal perikanan tangkap, Aditya, menyampaikan kondisi pelabuhan yang sudah dangkal. Karena pendangkalan itu kapal-kapal yang akan berlayar ini harus menunggu momentum air pasang. Selain itu, karena pendangkalan dermaga ini juga membuat baling-baling kapal nelayan sering rusak.

“Saya memohon ini ada kebijakan atau solusinya,” ungkapnya. Keluhan lainnya yaitu terkait dengan harga ikan yang tidak bisa stabil, perlunya dibangun breakwater atau pemecah gelombang dan lampu mercusuar yang kondisinya perlu diperbaiki.

perlu dibaca : Bahaya Mikroplastik di Pesisir Lamongan Diperlukan Solusi Penanganan

 

Jokowi berinteraksi dengan nelayan yang berada di atas kapal ikan di PPN Brondong. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Harga Tidak Bisa Dikendalikan

Menanggapi beberapa keluhan para nelayan tersebut Jokowi menyampaikan akan melakukan perbaikan sejumlah fasilitas di PPN Brondong agar nantinya bisa mempermudah nelayan dalam beraktivitas, dan kesejahteraanya bisa meningkat. Melalui sambungan seluler Jokowi kemudian menelpon Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, untuk memastikan proyek yang dikeluhkan nelayan tersebut bisa digarap di Lamongan.

 “Breakwaternya Agustus, terus yang pendangkalan dua bulan, pun” kata Jokowi usai telponan dengan Basuki yang kemudian disambut tepuk tangan para tamu.

Sementara terkait dengan harga ikan yang tidak bisa stabil Jokowi mengaku pemerintah tidak bisa mengendalikan harga. Alasanya karena menyangkut pasar yang luas dari dalam maupun luar negeri. Sehingga tidak ada mekanisme yang bisa mengendalikan harga. Pemerintah, kata dia, hanya bisa memberikan mengenai perizinan.

 

Seorang bocah menangis usai terjepit saat Jokowi membagikan kaos dan sarung ke nelayan dan warga yang datang berkunjung. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

“Ya kalau harga komoditas, harga ikan itu kan tergantung dari permintaan pasar. Kalau permintaanya banyak supplyynya sedikit pasti harga naik. Kalau ikannya gak banyak yang mintak banyak pasti harganya juga naik. Tapi kalau ikanya banyak permintaan menurun ya pasti harga akan jatuh,” ujarnya. Hal ini lanjut Jokowi juga berlaku pada semua komoditas. Terkait dengan SIPI secara teknis presiden menyerahkan kepada Menteri KKP.

Kabupaten Lamongan sendiri mempunyai potensi perikanan yang cukup besar. Di tahun 2020 misalnya, sektor perikanan tangkap di Kabupaten berjuluk kota tahu campur ini mencatatkan produksi sebesar 76.692,96 ton. Sementara sektor perikanan budidaya di tahun yang sama mampu menghasilkan sebesar 59.728,16 ton.

Usai berdialog, Jokowi dan rombongan kemudian berjalan menyusuri dermaga sambil membagikan kaos dan sarung kepada para nelayan dan juga warga yang hadir, sebelum pada akhirnya bertolak menuju PT. Bumi Menara Internusa (BMI) di Deket, Lamongan, Jawa Timur, untuk meninjau Fasilitas Ekspor udang Vannamei. Dalam kunjungannya itu hadir juga Menteri Sekretaris Negara, Praktikno.

 

Warga bergerombol berebut souvenir kaos dan sarung yang dibagikan presiden Jokowi dari dalam mobil Kepresidenan sebelum meninggalkan kawasan PPN Brondong. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Exit mobile version