Mongabay.co.id

Berkenalan Dengan Burung Cekakak Sungai yang Gemar Mengoceh

 

Tubuhnya mungil, suaranya berisik lagi nyaring ketika hendak terbang. Jika dicermati sebagian suaranya itu ada yang menyerupai suara kuntilanak ketika tertawa. Dialah burung cekakak sungai, termasuk salah satu jenis burung yang suka mengoceh. Ciri lain dari kicauan burung ini yaitu berupa teriakan yang terdengar agak parau dengan volume yang lumayan tinggi.

Sementara untuk tempo kicauannya tergolong sedang dengan irama yang datar dari awal sampai akhir bunyi kicauannya. Burung dengan nama latin Todhirampus chloris ini memiliki bulu berwarna biru terang pada sayap dan punggung, bulu hitam pada leher terlihat seperti kalung. Sementara, bulu pada bagian perut berwarna putih bersih.

Burung cekakak sungai ini termasuk burung yang unik, keunikannya terlihat dari paruhnya yang berukuran agak panjang dan bentuknya agak lebar atau pipih lumayan tebal. Paruhnya berwarna hitam. Matanya berbentuk bulat berwarna hitam kecoklatan dengan ukuran yang agak besar, tatkala melihat sorot pandangnya tajam.

baca : Menikmati Celoteh Cekakak Jawa di Hutan Desa di Yogyakarta

 

Bulu burung cekakak sungai mempunyai corak yang berbeda, ada tigas jenis warna diantaranya yaitu putih, biru dan hitam. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Sementara itu, ciri-ciri ekornya berwarna biru berukuran sedang yang terdiri dari beberapa helai bulu. Ukuran kakinya sedang dengan bentuk agak besar atau berotot berwarna hitam keabu-abuan. Burung dalam bahasa Inggris dikenal dengan Collared kingfisher cirik fisiknya mempunyai ukuran tubuh sedang, panjangnya sekitar 24 centimeter.

Bulunya mempunyai corak yang berbeda, ada tiga jenis warna diantaranya yaitu putih, biru dan hitam. Nampak warna putih menutupi bagian depan wajah dekat paruh, begitu juga dari sisi leher hingga tengkuk, perut, dada dan tunggirnya. Sedangkan warna biru terlihat dibagian atas tubuh mulai dari mahkota kepala, punggung, sayap dan ekornya, warna biru ini lebih mendominasi. Kemudian warna hitam terlihat di area sisi wajah, di pinggir ujung sayapnya, dan sisi pinggir bawah ekornya.

baca juga : Kelik Suparno : Ingin Menjaga Burung 20 Tahun Lagi

 

Tidak hanya di Indonesia, cekakak sungai habitatnya juga tersebar di berbagai negara Asia Selatan, Asia Tenggara, Australia. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Persebaran

Di wilayah Indonesia burung cekakak tergolong banyak, jumlah kurang lebih mencapai 28 jenis. Meskipun jenisnya banyak tetapi hanya sedikit orang yang tahu dan melihatnya secara langsung di alam. Tidak hanya di Indonesia, cekakak sungai habitatnya juga tersebar di berbagai negara Asia Selatan, Asia Tenggara, Australia.

Sementara di Indonesia burung cekakak sungai bisa dijumpai di Sumatra, Kalimantan, Jawa, Bali, Sulawesi, Maluku dan Papua. Luasnya cakupan negara yang menjadi habitatnya tidak terlepas dari jumlah sup-spesies yang mencapai sekitar 49 jenis. Di alam liar, burung ini biasanya mendiami area dataran rendah sampai perbukitan dengan ketinggian bisa mencapai 1.200 Mdpl.

perlu dibaca : Surganya Burung Endemik, Maluku Utara Tempat yang Tepat untuk Pengamatan

 

Di alam liar, burung cekakak sungai biasanya mendiami area dataran rendah sampai perbukitan dengan ketinggian bisa mencapai 1.200 Mdpl. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Untuk area lahan yang menjadi tempat tinggalnya terletak di area terbuka yang lokasinya tidak jauh dari permukiman warga seperti perkebunan, dekat aliran air, pinggiran kota, dan tepian pantai. Ketika mencari makan perilakunya seringkali dengan cara menghempas di batang pohon, kabel listrik, atau juga tiang-tiang lain seperti gawang lapangan sepak bola.

Sementara jenis makanan burung cekakak sungai ini yaitu katak, udang, serangga kecil, kepiting, dan ikan yang berukuran kecil, siput, dan cacing. Sebelum makan, mangsa yang besar terlebih dahulu dibanting-bantingkan. Suaranya sangat keras dan ribut hampir terdengar setiap hari.

Burung cekakak sungai bersarang di bawah pohon atau tepi sungai, caranya dengan menggali. Saat berbiak di bulan-bulan tertentu seperti bulan Maret-Juni, September-Desember. Telurnya berwarna putih dengan jumlah 2-3 butir. Karena populasinya banyak burung cekakak sungai status konservasinya menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN) tidak dilindungi atau resiko rendah. Sementara di Indonesia burung cekakak termasuk jenis burung yang dilindungi.

baca juga : Surga Burung Itu Ada di Taman Nasional Matalawa [4]

 

Cekakak sungai termasuk burung yang mudah dijumpai diberbagai tempat. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Polusi Menjadi Ancaman

Cekakak sungai merupakan burung yang mudah untuk diamati, Adityas Arifianto, Mahasiswa Pascasarjana Biologi Universitas Brawijaya (UB) yang pernah pengamatan mengaku tertarik dengan burung dari keluarga Alcedinidae ini. Alasanya karena selain mempunyai warna biru metalik yang mencolok burung ini juga mudah diamati diberbagai kawasan perkotaan, misal di kampus, di sekitar tepian sungai ataupun lapangan. Jadi untuk ukuran burung yang bagus dan bisa diamati itu salah satunya yaitu burung cekakak sungai.

Dia mengaku ketertarikan itu bermula saat melihat informasi dari internet. Begitu berkesempatan kuliah di Biologi dan mempelajari tentang ornitologi burung, muncul lah keinginan untuk melakukan observasi burung cekakak sungai. Setelah melakukan observasi, pria 28 tahun ini jadi lebih paham tentang peranan burung cekakak sungai di alam.

Keberadaan burung ini, lanjut dia, bisa menjadi salah satu indikator bahwa suatu habitat itu masih sehat. Sehingga adanya burung ini sangat bermanfaat untuk lingkungan sekitar. Hanya seiring berjalannya waktu tekanan yang dihadapi juga semakin tinggi lantaran habitat makananya terganggu akibat alih fungsi lahan.

 

Di pedesaan suara burung cekakak sungai sangat keras dan ribut hampir terdengar setiap hari. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

“Cekakak sungai ini termasuk hewan pemangsa, keberadaan dia ini tergantung mangsanya. Jika mangsanya sudah sulit dia akan berpindah,” jelas Adit yang tergabung dalam kelompok pengamat burung Zoothera, UB ini, Minggu (09/05/2021).

Mahasiswa Pascasarjana asal Wonogiri, Jawa Tengah ini melanjutkan, ancaman lainnya yaitu polusi lingkungan, terutama pada habitat perairan. Berdasarkan beberapa penelitian yang dia baca ternyata polutan itu juga bisa menjadi ancaman terhadap hewan pemangsa. Untuk itu menurutnya regulasi tentang pengolahan limbah itu lebih diperhatikan. Selain itu, perlu dikuatkan kebijakan yang sudah ada misalnya seperti alih fungsi lahan.

“Atau larangan tentang pembangunan disekitar bantaran sugai itu sebenarnya sudah benar, hanya kenyataanya pemerintah masih belum tegas terhadap aturan ini, sehingga masih banyak bangunan di bantaran sungai,” imbuh pria yang juga tergabung dalam paguyuban Serikat Birdwatcher Malang ini. Karena cekakak sungai ini bukan termasuk burung ocehan, sehingga keberadaanya tidak rentan terhadap perburuan.

 

Telur burung cekakak sungai berwarna putih dengan jumlah 2-3 butir. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Exit mobile version