Mongabay.co.id

Bisa Pindahkan Batu Besar, Inilah Katak Terbesar di Planet Bumi

 

 

Katak Goliath namanya. Sesuai namanya, katak ini memang berukuran raksasa dan menjadi  spesies katak terbesar di dunia. Tubuhnya bisa sepanjang 33 cm [tidak termasuk kaki] dan berat mencapai 3.5 kg.

Katak bernama ilmiah Conraua goliath ini umurnya bisa mencapai 15 tahun. Predatornya adalah ular, buaya nil, dan tentu saja manusia.

Katak ini bersifat karnivora sebagaimana katak-katak lainnya, dan biasa memakan kalajengking, serangga, dan katak kecil. Katak ini disebut-sebut memiliki pendengaran tajam, tapi tak punya kantung vokal sehingga tak bisa mengorek, hanya sanggup bersiul.

Hidupnya di sungai-sungai berkarakteristik bebatuan padat, lembab, dan suhu relatif tinggi di kawasan Afrika Barat.

Baca: Jenis Baru, Katak Mini dari Sumatera Bagian Selatan

 

Inilah penampakan katak Goliath sebagai spesies terbesar di dunia. Foto: Marvin Schäfer et al., 2019 via Gizmodo

 

Beberapa waktu lalu, Agustus 2019, para peneliti yang melakukan studi terbaru pada katak ini menemukan bahwa jenis ini memiliki perilaku unik. Mereka bisa membangun kolam atau tempat khusus untuk menampung kecebong agar bisa tumbuh baik. Katak-katak itu ditemukan di Kamerun dan Guinea Ekuator.

Penelitian menunjukkan, mereka membangun kolamnya dengan memindahkan bebatuan berbobot hampir 3 kg, hampir seberat tubuhnya sendiri.

Penulis utama studi, Mark-Oliver Rödel dan Marvin Schäfer dari Museum Sejarah Alam Berlin, Jerman, mengatakan bahwa ukuran katak Goliath yang luar biasa ini terkait dengan ‘kerja keras’ dalam membangun kolam.

“Kami berpikir bahwa aktivitas pekerjaan seperti ini dapat menjelaskan mengapa katak dewasa memiliki tubuh besar,” kata kepala penelitian tersebut, Marvin Schäfer.

Foto: Bentuk Aneh Tengkorak Kepala Katak

 

Anak katak Goliath yang baru keluar sari sarangnya. Foto: Marvin Schäfer et al., 2019 via Gizmodo

 

Penelitian yang dipimpin oleh tim dari Museum Sejarah Alam Berlin menemukan bahwa katak-katak itu mengubah kolam natural yang ada atau membentuk sarang baru di dalam kolam kecil.

Selain memiliki tubuh yang besar dan kuat, katak-katak itu juga membuktikan bahwa mereka adalah orangtua yang cemas. Mereka menjaga anak-anak dan memberi makan di tempat yang jauh dari bahaya predator dan hewan lain.

“Katak Goliath tak cuma berukuran besar. Penemuan kami menunjukkan bahwa mereka adalah orangtua yang selalu cemas penuh perhatian,” ujar Schäfer dalam siaran pers seperti dilansir Gizmodo.

“Mereka membuat kolam kecil di tepi sungai sebagai tempat berlindung yang aman bagi telur-telur dan kecebong. Kolam ini bisa mencegah arus air yang kadang terlalu deras dan melindungi dari predator di sungai,” imbuhnya.

Perhatian yang dilakukan katak Goliath dalam memindahkan batu dan membuat kolam adalah alasan kenapa katak ini mengalami gigantisme dalam evolusinya” ujar Rödel.

Baca juga: Katak dan Kodok, Apa Bedanya?

 

Kolam kecil yang dijadikan sarang oleh katak Goliath. Foto: Marvin Schäfer et al., 2019 via Gizmodo

 

Katak Goliath biasanya ditemukan dekat sungai berarus deras dengan dasar berpasir di negara-negara Afrika Tengah seperti Kamerun dan Guinea Ekuatorial. Sungai-sungai ini biasanya jernih dan mengandung kadar oksigen yang tinggi.

Jangkauan mereka sebenarnya dari 200 km terakhir cekungan Sanaga di Kamerun ke utara hingga 50 km terakhir dari cekungan Sungai Benito di Guinea Ekuatorial di selatan. Sistem sungai tempat katak ini hidup sering ditemukan di daerah yang padat dan sangat lembab dengan suhu yang relatif tinggi.

Meski umumnya tinggal di sungai pada siang hari, mereka sering muncul di darat pada malam hari.

Ancaman utama bagi katak goliath adalah perburuan, karena dianggap sebagai sumber makanan di daerah asalnya. IUCN telah menyoroti perlunya tindakan konservasi untuk memastikan perburuan berada pada tingkat yang berkelanjutan.

Pada tingkat yang lebih rendah, mereka juga terancam oleh hilangnya dan degradasi habitat. Mereka secara ekstensif diekspor ke kebun binatang dan diperdagangkan sebagai hewan peliharaan.

Meskipun di penangkaran mereka dapat hidup lebih lama [21 tahun], spesies ini belum dibiakkan di penangkaran. Karena klasifikasi mereka sebagai spesies yang terancam punah, Pemerintah Guinea Ekuatorial telah menyatakan bahwa tidak lebih dari 300 ekor Goliat dapat diekspor per tahun untuk diperdagangkan sebagai hewan peliharaan.

Penelitian ini telah diterbitkan di Journal of Natural History, edisi 9 Agustus 2019, Volume 53, Issue 21-22.

 

 

Exit mobile version