- Penampakan kepala katak berbeda jauh antara permukaan dan tengkoraknya.
- Tampak mulus dan membulat di luar, ternyata tengkorak katak bentuknya aneh. Ada yang menyerupai kepala naga, bertabur paku, juga duri.
- Gambaran ini didapatkan para ilmuwan saat menyoroti keanekaragaman tengkorak katak guna mengetahui evolusi dan fungsinya. Penelitian berjudul “Evolution of hyperossification expands skull diversity in frogs” ini telah dipublikasikan di jurnal Proceedings of National Academy of Sciences [PNAS], 27 Maret 2020.
- Katak merupakan amfibi yang dikenal karena kemampuannya melompat, bersuara serak, serta memiliki mata menonjol dengan kulit berlendir.
Bentuk kepala katak sungguh berbeda jauh dari aslinya. Tampak mulus dan membulat di permukaan, ternyata penampakan tengkoraknya aneh. Ada yang menyerupai kepala naga, bertabur paku, duri, hingga struktur ganjil lainnya.
Gambaran ini didapatkan para ilmuwan saat menyoroti keanekaragaman tengkorak katak yang sungguh luar biasa. Riset dilakukan untuk menyibak evolusi tengkorak beserta fungsinya.
Baca: Katak Tanduk, Spesies Baru dari Kalimantan
Para peneliti menuturkan, tengkorak katak bisa berbentuk perisai atau sangat lebar. Ini bisa jadi dikarenakan bengkak atau adanya bentuk runcing yang fungsinya memberikan perlindungan ekstra terhadap apa yang dimakan.
“Sementara warna tiruan gambar menunjukkan variasi kepadatan tulang di bagian tengkorak berbeda,” terang Daniel J. Paluh, kandidat doktoral di Departemen Biologi, University of Florida, yang merupakan penulis utama studi ini.
Baca: Katak Bertanduk Lancip Ini Jenis Baru di Sumatera
Penelitian berjudul “Evolution of hyperossification expands skull diversity in frogs” ini telah dipublikasikan di jurnal Proceedings of National Academy of Sciences [PNAS], edisi 27 Maret 2020. Tim penulisnya ada Daniel J. Paluh, Edward L. Stanley, dan David C. Blackburn.
Baca juga: Katak dan Kodok, Apa Bedanya?
Paluh, sebagaimana dikutip dari Live Science mengatakan, gambar katak bertanduk Hemiphractus scutatus menunjukkan, bagian biru tengkorak, seperti tempurung kepala, adalah kepadatan yang lebih rendah ketimbang daerah hijau. Termasuk bagian rahang.
Untuk penelitian ini, para ilmuwan mengumpulkan data dari 158 spesies yang mewakili semua keluarga utama katak.
Dari riset ini, mereka menemukan informasi penting, tidak hanya terdapat banyak variasi dalam bentuk tengkorak katak, bahkan beberapa variasi muncul di garis keturunan yang berbeda. Ini semua dipisahkan akibat evolusi yang berlangsung selama jutaan tahun.
“Misal, tengkorak besar yang dibentengi pola lubang dan alur rumit telah berevolusi sendiri pada jenis African bullfrog [Pyxicephalus adspersus], South American horned frog [Ceratophrys], dan Solomon Island leaf frog [Ceratobatrachus guentheri],” terang Paluh.
“Dan semua jenis ini merupakan predator penyergap yang akan memakan vertebrata lain,” lanjutnya.
Shovel-headed tree frogs atau katak pohon berkepala sekop, yang tengkoraknya menyerupai alat berkebun ini, menggunakan kepalanya untuk menghalangi jalan masuk ke celah dan lubang tempatnya tinggal.
Tengkoraknya juga memiliki duri, punggung, dan lekukan, “Selain tulang atap tengkorak yang sangat lebar, memberikan perlindungan dari pemangsa,” jelas Paluh.
Paluh melanjutkan, karena semua katak terlihat sangat mirip, ada kajian terbatas untuk mempelajari evolusi anatominya. “Studi kami menunjukkan, banyak hal yang harus dipelajari mengenai evolusi, ekologi, dan anatomi hewan-hewan menakjubkan ini,” tuturnya.
Ciri khas katak
Katak merupakan amfibi yang dikenal karena kemampuannya melompat, bersuara serak, serta memiliki mata menonjol dengan kulit berlendir. Mereka hidup di seluruh dunia dan merupakan hewan yang paling beragam. Jumlahnya di seluruh dunia diperkirakan sebanyak 6 ribu jenis.
Dalam penamaan Bahasa Inggris, frog artinya katak, sementara toad adalah kodok. Hal ini untuk mempresentasikan dua suku. Katak berasal dari Suku Ranidae sedangkan kodok dari Suku Bufoidae. Secara umum, perbedaan mendasarnya adalah kulit katak lebih halus sementara kebanyakan kulit kodok berbintil, kering dan bergelombang.
Katak terbesar bernama Goliath, yang panjangnya 34 sentimeter dan beratnya 3 kilogram. Sementara katak setan atau devil frog yang sudah punah, pernah memegang gelar katak terbesar. Panjangnya 41 sentimeter dengan berat 4,5 kilogram.
Untuk katak terkecil adalah katak emas atau gold frog, yang panjangnya 1 sentimeter dengan berat 200 gram.
Katak hidup di sekitar sumber air untuk berkembang biak. Mereka ditemukan di setiap benua, kecuali Antartika. Katak merupakan satwa yang hidup berkelompok, sering terlihat berenang bersama di air.