Mongabay.co.id

Tumbuh Subur di Indonesia, Inilah Pohon Penghasil Minyak Kayu Putih

 

 

Anda pastinya pernah menggunakan minyak kayu putih. Minyak dengan aroma khas ini diperoleh melalui hasil penyulingan daun dari pohon kayu putih.

Minyak ini biasanya kita oleskan ke kulit dan khasiatnya langsung terasa yaitu  melancarkan peredaran darah dengan melebarkan pori-pori kulit, sehingga badan kita menjadi lebih hangat. Pastinya, minyak kayu putih tidak mengganggu pernafasan kulit karena sifatnya yang mudah menguap.

Mengutip alodokter, khasiat utama minyak kayu putih ini adalah meredakan sakit kepala dan hidung tersumbat, mengobati luka kecil, dan meningkatkan konsentrasi.

Selain bermanfaat sebagai minyak, pohon kayu putih pun memiliki kegunaan lain. Kayunya bisa untuk konstruksi maupun sebagai bahan kerajinan karena memiliki tingkat kepadatan yang cukup [kompak], kuat, warna merah muda merata, serta teksturnya halus. 

Manfaat lainnya adalah bagian kulit batang digunakan sebagai sambungan kayu pada pembuatan sampan dan kapal tradisional.  

Baca: Kapur Barus, Pohon Kamper, dan Kejayaan Nusantara

 

Minyak kayu putih dihasilkan dari pohon kayu putih melalui penyulingan daunnya. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia

 

Dalam Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol. 31 No. 4 Desember 2013 berjudul Karakteristik Daun dan Rendemen Minyak Atsiri Lima Jenis Tumbuhan Kayu Putih karya Ary Widiyanto dan Mohamad Siarudin, diketahui bagian pohon yang paling berpotensi menghasilkan minyak kayu putih adalah daun.

“Daun yang sudah dipanen, kemudian disuling untuk mendapatkan minyak kayu putih,” tulis Ary Widiyanto dan Mohamad Siarudin.

Tanaman kayu putih termasuk jenis tumbuhan kormus karena tubuhnya secara nyata memperlihatkan diferensiasi dalam tiga bagian pokok, yaitu akar [radix], batang [caulis], dan daun [folium]. Daun kayu putih dikatakan sebagai daun tidak lengkap karena hanya terdiri dari atas dua bagian, yaitu tangkai daun [petiolus] dan helaian daun [lamina]. 

Tangkai daun merupakan bagian daun yang mendukung helaian daun, bertugas menempatkan helaian daun pada posisi sedemikian rupa sehingga dapat memperoleh cahaya matahari dengan intensitas sebanyak-banyaknya. Tangkai daun berbentuk bulat kecil, terdapat rambut [bulu-bulu] halus pada permukaannya. Panjang tangkai bervariasi. Sementara helaian daun tumbuh pada tiap cabang, selang seling, pada satu tangkai terdapat lebih dari satu helai. Jenis ini termasuk jenis daun majemuk.

Baca: Terancam Punah, 30 Persen Spesies Pohon di Bumi akibat Penebangan dan Perubahan Iklim

 

Minyak kayu memiliki banyak manfaat untuk kesehatan kita. Foto: Junaidi Hanafiah/Mongabay Indonesia

 

Sekeluarga dengan jambu

Andes Hamuraby Rozak, peneliti dari Pusat Riset Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya Badan Riset dan Inovasi Nasional [BRIN] menjelaskan, secara taksonomi pohon kayu putih termasuk marga Melaleuca, anggota dari keluarga jambu-jambuan [Myrtaceae]. 

Ciri khas keluarga jambu-jambuan yang dapat mudah dikenali adalah kulit kayunya yang mengelupas. Dalam keluarga jambu-jambuan terdapat juga marga lain yang cukup terkenal yaitu Eucalyptus dan Psidium. Marga yang terakhir ini cukup banyak dikonsumsi buahnya, yaitu jenis jambu biji yang memiliki nama ilmiah Psidium guajava. 

“Ciri khas pada keluarga Myrtaceae adalah bentuk bunganya yang bertipe cawan dan kulitnya yang mengelupas, karena biasanya tumbuhan mengalami peremajaan kulit,” tutur Andes kepada Mongabay Indonesia, Selasa [28/9/2021].

Sesungguhnya, pohon ini mudah tumbuh dan mampu beradaptasi pada kondisi tanah yang miskin hara serta berbagai kondisi lingkungan yang beragam. Kemampuan tersebut menjadikan pohon penghasil kayu putih ini berperan sebagai tumbuhan perintis [pioneer]. 

Pada habitatnya, jenis Melaleuca cajuputi dapat ditemui dan tumbuh secara alami di hutan rawa. Sementara, jenis Melaleuca leucadendra tumbuh di pinggiran hutan, dekat sungai pada berbagai jenis tanah.

Baca: Mengenal Nothofagus, Pohon yang Menjadi Sorotan UNESCO di Papua

 

Bunga pohon kayu putih jenis Melaleuca leucadendra. Foto: Wikimedia Commons/Marwan Mohamad/CC BY-SA 4.0

 

Jenis-jenis pohon kayu putih

Di Indonesia, ada dua jenis pohon kayu putih yang kita kenal luas, yaitu Melaleuca cajuputi dan Melaleuca leucadendra.

Jenis Melaleuca cajuputi berasal dari Pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Maluku. Selain itu juga ditemukan di Kamboja, Myanmar, Thailand, Nugini hingga Australia Barat. Tumbuhan ini juga telah dikenalkan di Asia Timur, seperti di Taiwan, Sri Lanka, dan China.

Tanaman ini pertama kali ditemukan di kawasan pantai daerah tropik lembab yang panas. Ia dapat tumbuh di berbagai kondisi lingkungan, termasuk di dataran pantai berawa, serta daerah tergenang air selama musim hujan pada kedalaman lebih satu meter.

Jenis pohon ini sering digunakan untuk produksi minyak atsiri untuk obat hingga makanan dan kosmetik. Ciri khasnya seperti eukaliptus, mudah menguap jika terkena panas.

Sedangkan Melaleuca leucadendra berasal dari Maluku, Nugini, Queensland hingga Australia Barat. Jenis ini juga telah dikenalkan di Gabon, Honduras, Pulau Nicobar, hingga Trinidad-Tobago.

Ciri khasnya adalah memiliki kulit batang berwarna putih dan mengandung zat lignin dan melaleucin. Daunnya mengandung senyawa atsiri yang dimanfaatkan bagi dunia pengobatan.

Baca juga: Walabi, Minyak Kayu Putih dari Taman Nasional Wasur

 

Pohon kayu putih di Ambon [1926]. Foto: Wikimedia Commons/Tropenmuseum, part of the National Museum of World Cultures/CC BY-SA 3.0

 

Berumur panjang

Pohon kayu putih Melaleuca cajuputi merupakan tanaman berumur panjang. Ia tumbuh cepat, walau berada di daerah tergenang air, apalagi di tanah yang berdrainase baik. 

Pohon ini berperawakan tinggi, mencapai 40 meter, berakar panjang dan melebar, dan kadang muncul akar adventif. Batangnya terbungkus kulit tebal dengan banyak lapisan, namun mudah dibelah sehingga sering dimanfaatkan sebagai kayu bakar dan bahan bangunan. Sementara daunnya, apabila diremas mengeluarkan  aroma khas karena mengandung minyak atsiri.

Bunganya berada di pucuk-pucuk ranting, berwarna putih. Saat tua, warnanya tampak merah tua keabu-abuan. Untuk buah, bentuknya bulat, berlubang, dan mengandung biji-biji sangat halus dan ringan, di dalamnya. 

Mengutip Balai Litbang LHK Palembang, Melaleuca cajuputi pada awal penamaan disebut Melaleuca leucadendron, dari kata Yunani yaitu melas [hitam atau gelap] dan leucon artinya putih. 

“Penamaan ini merujuk pada bagian cabang tanaman berwarna putih, serta batang yang terkadang berwarna hitam seperti bekas terbakar. Pohon kayu putih merupakan satu-satunya spesies dari 290 marga Melaleuca yang tumbuh di sebelah barat garis Wallacea.” 

Sejauh ini, produktivitas minyak kayu putih Indonesia yang rendah menyebabkan tingginya impor minyak ekaliptus, sebagai campuran minyak kayu putih, untuk mencukupi produksi minyak kayu putih dalam negeri. 

“Diperkirakan, kebutuhan minyak kayu putih nasional sekitar 1.500 ton/tahun, sedangkan kemampuan produksi hanya 450 ton/tahun,” jelas laporan tersebut. 

 

 

Exit mobile version