Mongabay.co.id

Kisah Tragis Unta-unta Pertama Penjelajah Keringnya Pedalaman Australia

 

 

Australia adalah rumah bagi kawanan unta liar terbesar di dunia, dan jutaan di antaranya berkeliaran di alam liar. Pemerintah Australia kewalahan dengan unta-unta ini, yang bukan asli Benua Australia, dan telah menyatakan mereka sebagai hama, dan kemudian membantai ratusan ribu individu.

Pertanyaannya adalah, bagaimana unta mencapai Benua Australia? Dan untuk apa?

Pada abad ke-17, bangsa-bangsa Eropa telah memantapkan dirinya sebagai pioneer dan di era penjelajahan, atau bahasa yang lazim digunakan adalah Age of Discovery. Para penjelajah melakukan ekspedisi luar negeri yang panjang dan berani untuk ‘menemukan’ negeri-negeri jauh, yang belum pernah dikunjungi orang Eropa.

Asia telah lama mereka ‘temukan’ lewat jalur sutera maupun jalur laut, begitu pula Afrika, Amerika Utara dan Selatan, koloni-koloni Eropa mulai bermunculan. Di masa inilah, tepatnya pada 26 Februari 1606, penjelajah Belanda Willem Janszoon mendarat di Benua Australia dan menjadi orang Eropa pertama yang mencapai benua itu, sebagaimana dikutip dari India Today.

Dalam kunjungan pertamanya, Janszoon nyaris tidak tinggal di Australia, yang saat itu dihuni Suku Aborigin, yang tinggal berjauhan satu sama lain. Seandainya dia menetap dan berkelana ke pedalaman Australia yang luas dan gersang, pengalamannya melihat medan mungkin tidak jauh berbeda dengan kondisi hari ini, kecuali satu hal, yakni unta. Kala itu, tak satupun unta ada di Australia.

Baca: Setan Ini Memusnahkan Populasi Penguin di Sebuah Pulau di Australia

 

Penunggang unta Afghan, pendudul Aborigin, dan orang Eropa di Coolgardie, Australia Barat antara tahun 1892 dan 1900. Foto: Dok. State Library of Western Australia

 

Pada 2008, Australia memiliki kawanan unta liar terbesar di dunia yang populasinya sekitar 1 juta individu, diperkirakan jumlahnya menjadi 2 kali lipat dalam tiap 8-10 tahun. Dalam waktu singkat, populasi unta liar berkembang sangat pesat sehingga sebarannya mencapai luasan wilayah lebih dari 3,3 juta km persegi atau menempati sekitar 40% wilayah Australia, serta mengancam sekitar 80% padang penggembalaan.

Kondisi Australia yang terasa semakin panas dan kering dapat mendorong naluri bertahan hidup yang luar biasa pada hewan yang terkenal karena kekuatan dan ukurannya yang menakutkan.

Unta minum air dalam jumlah besar, sekitar 200 liter hanya dalam beberapa menit, dan ini mengancam sumber air minum bagi hewan-hewan ternak Australia. Seorang peternak bahkan mengatakan dia telah melihat unta membunuh hewan ternaknya untuk diminum dari bangkainya.

Selain itu, banyak untuk yang juga menghancurkan tanaman-tanaman perkebunan dan lahan pertanian. Pemerintah mencatat banyak kerusakan lanskap yang luas termasuk kerusakan vegetasi melalui perilaku mencari makan dan menginjak-injak tanaman. Juga, perusakaan  beberapa spesies tanaman, termasuk flora langka dan terancam, persaingan dengan hewan asli Australia dalam mendapatkan makanan dan tempat berlindung, serta hilangnya karbon yang diserap dalam vegetasi.

Pemerintah Australia telah menyatakan unta sebagai “hama” dan memperlakukannya sebagai spesies asing invasif yang harus segera dihentikan penyebarannya. Populasi mereka dikurangi dengan cara menembak mati unta-unta tersebut [sebagian besar] dari udara, agar jumlahnya tak lebih dari 300 ribu di seluruh Australia.

Operasi pembantaian unta-unta tersebut telah menuai kecaman luas di seluruh dunia, dengan banyak yang menyebut, tidak manusiawi.

Lalu, bagaimana populasinya bisa meledak?

Baca: Peneliti Australia Temukan Ikan Karang Tertua Di Dunia

 

Pawang unta yang didatangkan langsung dari Afghanistan. Foto: Wikimedia Commons/Public Domain

 

Selama hampir 230 tahun setelah Janszoon mendarat di Australia, di benua itu tidak ada unta hidup di wilayah gersangnya yang luas. Alasannya: unta bukan hewan asli Australia. Mereka mencapai benua terkecil tersebut untuk memenuhi kebutuhan eksplorasi pemerintah kolonial Inggris.

Pada paruh awal abad ke-19, Inggris ingin menjelajahi pedalaman Benua Australia yang luas, dan dalam hal ini, kuda mereka terbukti tidak akan mampu, mengingat medan dan kondisi cuaca yang begitu kering.

Tahun 1836, pemerintah kolonial di New South Wales menjajaki kemungkinan mendatangkan unta dari India. Tidak seperti kuda, unta dirasa sangat cocok untuk bertahan hidup di daerah kering pedalaman Australia. Mereka diminati karena dapat digunakan untuk perjalanan dan transportasi selama perjalanan panjang ke pedalaman benua tersebut. Selain itu, kemampuan mereka untuk berjalan tanpa air minum selama berminggu merupakan keuntungan tambahan.

Oktober 1840, unta pertama kali berjalan di tanah Australia, tetapi bukan dari India. Itu adalah unta berpunuk satu [Camelus dromedarius]. Beberapa ekor diimpor dari Kepulauan Canary yang terletak di Samudera Atlantik, namun hanya satu dari mereka, yang bertahan hidup selama perjalanan laut yang panjang.

Pada Desember 1840, sepasang unta jantan dan betina kembali didatangkan ke Australia, namun catatan sejarahnya tak begitu banyak ditemukan. Setelah itu, banyak lagi unta yang didatangkan ke Australia melalui laut dari berbagai negara.

Selama beberapa dekade setelahnya, unta telah menjadi aset berharga dalam kehidupan sehari-hari para penguasa kolonial di Australia. Ketergantungan mereka sedemikian rupa sehingga pada 1907, pemerintah kolonial Inggris telah mengimpor hampir 20.000 unta ke Australia. Sebagian besar didatangkan dari Afghanistan, India [termasuk kini Pakistan], dan kawasan Arab.

Tak hanya mengimpor unta dari kawasan tersebut, Pemerintah Inggris juga mendatangkan para penunggangnya. Selama beberapa dekade, mereka memainkan peran penting dalam pengembangan Australia dan juga mulai berintegrasi dengan komunitas Aborigin, memulai perdagangan dengan membawa barang-barang seperti teh dan tembakau ke kawasan-kawasan pedalaman benua tersebut.

Baca: Bukan Australia, Kanguru Pohon Mantel Emas Ini Memang Khas Papua

 

Sekawanan unta mengangkut sebuah rumah di Kalgoorlie, Australia Barat [1928]. Wikimedia Commons/William E. Fretwell

 

Ekspedisi terbesar pertama ke pedalaman Australia menggunakan unta sebagai alat transportasi utama adalah ekspedisi Burke and Wills, tahun 1860. Pemerintah negara bagian Victoria mengimpor 24 unta untuk ekspedisi tersebut. Penunggang unta pertama, tiba tanggal 9 Juni 1860 di Port Melbourne dari Karachi [kini Pakistan] dengan Kapal Chinsurah.

Pemerintah mengatakan bahwa “unta-unta akan relatif tidak berguna kecuali jika ditemani oleh pengemudi asli mereka”. Para penunggang unta tersebut juga bertugas merawat unta-unta mereka, membawa peralatan dan perbekalan, serta cadangan air saat ekspedisi.

Sejak 1860-an, sekelompok kecil penunggang unta, yang sebagian besar muslim, dikirim masuk dan keluar Australia dengan interval tiga tahun. Tujuannya, melayani industri penggembalaan pedalaman Australia Selatan.

Mengangkut barang dan benang wol dengan unta adalah mata pencaharian yang menguntungkan bagi mereka. Ketika pengetahuan mereka tentang pedalaman dan ekonomi Australia meningkat, para penunggang unta memulai bisnisnya sendiri, mengimpor dan menjalankan “camel train” atau rangkaian unta berjalan bersama yang mengangkut penumpang dan barang dalam jadwal reguler, atau semi-teratur antar-titik-titik tujuan.

Sedikitnya 15.000 unta dengan penunggangnya [disebut pawangnya] diperkirakan datang ke Australia antara tahun 1870 dan 1900. Seekor unta diperkirakan sanggup memikul beban hingga 600 kilogram dan dapat menempuh jarak lebih dari 40 kilometer per hari.

Baca: Apakah Pemindahan Badak dari Afrika ke Australia Sebagai Langkah Perlindungan yang Tepat?

 

Unta yang berkembang biak di alam di Australia. Foto: Wikimedia Commons/Mark Marathon

 

Unta terus digunakan untuk eksplorasi pedalaman oleh Peter Warburton [1873], William Christie Gosse [1873], Ernest Giles [1875-1876], David Lindsay [1885–1886], Thomas Elder [1891–1892], Ekspedisi Calvert [1896-97], dan Cecil Madigan [1939]. Mereka juga digunakan dalam pembangunan jalur komunikasi telepon Overland Telegraph Line, dan membawa bagian-bagian pipa untuk perusahaan pengelolaan air Goldfields Water Supply Scheme.

Pengenalan Undang-Undang Pembatasan Imigrasi 1901 dan kebijakan Australia Putih [White Australia Policy] mempersulit penunggang unta untuk memasuki Australia, dan membuat unta-unta tak lagi dijaga sebagaimana mestinya.

Selain itu, di awal abad ke-20, penggunaan kendaraan bermotor menjadi populer dan Australia tak ketinggalan.

Sejak tahun 1920-an, populasi unta domestik di Australia mulai menurun karena orang-orang mulai menggunakan kendaraan dan penggunaan unta banyak ditinggalkan. Selama dekade berikutnya, Australia mengalami “pengabaian besar-besaran” unta domestik.

Akhirnya, unta-unta tersebut dilepas ke alam liar dan mulai berkembang biak dengan cepat, hingga upaya-upaya pemusnahan dilakukan Pemerintah Australia. Unta di Australia diberkati oleh alam. Mereka memiliki stamina dan daya tahan untuk bertahan hidup dalam kondisi yang keras dan pedalaman yang sangat jarang penduduknya, yang berarti mereka tidak menghadapi banyak persaingan dari spesies lain.

Baca juga: Akibat Perubahan Iklim, Bentuk Tubuh Hewan Bisa Berubah

 

Unta yang berada di APY Lands, Australia Selatan tahun 2013. Foto: Wikimedia Commons/Tenniscourtisland/CC BY-SA 3.0

 

Faktor lain yang sangat menguntungkan adalah bahwa lanskap Australia hampir tidak menampung predator unta. Dingo, subspesies serigala, diyakini sebagai satu-satunya pemangsa potensial, tetapi mereka pun hanya menyerang bayi dan anak unta yang baru lahir.

Jadi, selain manusia, yang terkadang memburu mereka untuk diambil dagingnya, unta di Australia hampir tidak memiliki musuh. Tidak heran populasinya meledak dalam waktu singkat.

Saat ini, unta liar ditemukan di Australia Barat, Australia Selatan, Queensland, dan Northern Territory, dengan wilayah mencakup luas hampir 3,3 juta km persegi.

Sebenarnya, dalam beberapa tahun terakhir, Australia juga telah menjajaki cara lain untuk mengendalikan populasi unta, seperti menyiapkan infrastruktur untuk memfasilitasi ekspor daging dan memelihara di peternakan.

Fakta bahwa unta di Australia menikmati status hampir bebas penyakit sangat meningkatkan kesesuaiannya untuk penggunaan komersial dalam industri daging dan bahkan untuk ekspor dalam keadaan hidup. Perkiraan pemerintah menunjukkan sekitar 5.000 unta disembelih untuk dikonsumsi manusia setiap tahun di Australia.

Intervensi lain adalah termasuk domestikasi dan pemanfaatan produk seperti susu unta, rambut, atau mendirikan taman hiburan yang menawarkan wahana unta kepada wisatawan.

Tetapi, langkah-langkah itu tidak memiliki skala ekonomi yang besar, sehingga porsinya sangat kecil dalam pemanfaatan populasi unta yang begitu besar. [Berbagai sumber]

 

 

Exit mobile version