- Penelitian Institut Ilmu Kelautan Australia (AIMS) berhasil menemukan seekor kakap malam (Macolor macularis) berusia 81 tahun di perairan Rowley Shoals, Australia barat, yang tercatat sebagai ikan karang tropis tertua di dunia.
- Penelitian itu juga menemukan 11 individu ikan yang berusia lebih dari 60 tahun, termasuk ikan bass merah (Lutjanus bohar) berusia 79 tahun yang juga ditangkap di perairan Rowley Shoals, Australia barat
- Ilmuwan kelautan dapat secara akurat menentukan usia ikan dengan mempelajari tulang telinga ikan atau ‘otolith’, yang perhitungannya mirip dengan lingkaran pohon.
- Fenomena perubahan iklim akan membuat suhu laut berubah menjadi hangat yang mempengaruhi pertumbuhan dan rentang hidup spesies ikan kakap dan ikan bas. Pada 2100, diperkirakan tidak akan ada lagi ikan kakap malam berusia 80 tahun.
Penelitian yang dilakukan oleh Institut Ilmu Kelautan Australia (AIMS) berhasil menemukan seekor kakap malam (Macolor macularis) berusia 81 tahun yang ditangkap di lepas pantai Australia Barat. Ikan itu menjadi ikan karang tropis tertua yang tercatat di dunia.
Ikan yang ditemukan di perairan Rowley Shoals –sekitar 300 km sebelah barat Broome—mengubah pengetahuan selama ini tentang rentang umur ikan tropis.
Penelitian tersebut mengidentifikasi 11 individu ikan yang berusia lebih dari 60 tahun, termasuk ikan bass merah (Lutjanus bohar) berusia 79 tahun yang juga ditangkap di Rowley Shoals.
Ahli biologi ikan dari Institut Ilmu Kelautan Australia (AIMS), Dr Brett Taylor, yang memimpin penelitian tersebut, mengatakan bahwa ikan kakap malam itu mengalahkan pemegang rekor ikan karang tropis tertua sebelumnya dari Karibia dengan selisih usia 20 tahun.
“Sampai saat ini, ikan tertua yang kami temukan di perairan dangkal tropis berusia sekitar 60 tahun. Kami telah mengidentifikasi dua spesies berbeda di sini yang menjadi octogenarian (berusia 80-an tahun), dan mungkin lebih tua,” kata Brett seperti dikutip dari website AIMS.
baca : Hiu Tertua di Dunia ini Berusia 512 Tahun

Dia mengatakan penelitian ini akan membantu ilmuwan memahami bagaimana panjang dan umur ikan akan dipengaruhi oleh perubahan iklim. “Kami mengamati ikan di lintang yang berbeda — dengan suhu air yang berbeda-beda — untuk lebih memahami bagaimana mereka mungkin bereaksi saat suhu menghangat di mana-mana,” katanya.
Penelitian itu dilakukan pada empat lokasi di sepanjang pantai perairan barat Australia, serta kawasan konservasi perairan Kepulauan Chagos di tengah Samudra Hindia.
Penelitian itu melihat melihat tiga spesies yang bukan jenis ikan komersial tangkapan nelayan di perairan barat Australia yaitu ikan bas merah (Lutjanus bohar), ikan kakap malam (Macolor macularis), dan kakap hitam putih (Macolor niger).
Peneliti lainnya dalam tim tersebut yaitu Dr Stephen Newman, dari Departemen Industri Primer dan Pengembangan Wilayah Australia Barat, mengatakan ikan berumur panjang umumnya dianggap lebih rentan terhadap tekanan penangkapan.
“Ikan kakap merupakan komponen besar dari perikanan komersial di Australia tropis dan mereka juga menjadi target utama untuk nelayan rekreasional. Jadi, penting bagi kita untuk mengelolanya dengan baik, dan perikanan Australia Barat adalah salah satu perikanan yang dikelola terbaik di dunia,” katanya.
baca juga : Kecoak Raksasa Ini Ditemukan di Laut Dalam Indonesia

Perhitungan Otolith
Ilmuwan kelautan dapat secara akurat menentukan usia ikan dengan mempelajari tulang telinga ikan atau ‘otolith’. Otolith ikan mengandung pita pertumbuhan tahunan yang dapat dihitung dengan cara yang sama seperti lingkaran pohon.
Brett mengatakan bas merah tertua lahir selama Perang Dunia I. “(Ikan bas) itu berarti selamat dari Depresi Besar dan Perang Dunia II, melewati masa keemasan The Beatles menguasai dunia, dan melihat kejayaan band Nirvana. Sungguh luar biasa bagi seekor ikan hidup di terumbu karang selama 80 tahun,” katanya.
Selain dua ikan tertua, penelitian menemukan sembilan spesimen lain yang berusia lebih dari 60 tahun. “Banyak spesies kakap yang dipanen secara komersial berusia 40, 50 dan 60 tahun yang dibeli orang,” lanjut Brett.
Dia telah menganalisis secara terpisah suhu lautan di Samudra Hindia tropis di mana ikan kakap tertua dan ikan bass merah ditangkap. “Kami berbicara tentang perubahan iklim menjadi sesuatu di masa depan, tetapi ikan berusia 80 tahun ini melihat peningkatan suhu yang luar biasa [di laut] dalam rentang hidup mereka,” kata Brett.
Dia mengatakan penelitian tersebut menggarisbawahi bahwa saat lautan menghangat, umur dan tingkat pertumbuhan ikan akan berubah. Hal itu menjadi informasi penting bagi ekonomi dan komunitas yang bergantung pada penangkapan ikan.
“Poin utamanya adalah untuk memahami bagaimana suhu mempengaruhi pertumbuhan dan rentang hidup spesies ini. Pada 2100, saya rasa kita tidak akan memiliki lagi ikan kakap malam berusia 80 tahun. Lokasi-lokasi ini akan memanas hingga berdasarkan model saat ini, hal itu akan berdampak pada biologi mereka,” pungkas Brett.
perlu dibaca : IUCN Red List : 31 Jenis Satwa Punah dan Semua Lumba-lumba Air Tawar Terancam Punah

Sumber : aims.gov.au dan theguardian.com