Mongabay.co.id

Seekor Paus Sperma Terdampar di Alor. Bagaimana Penanganannya?

 

Seekor Paus Sperma (Physeter macrosepalus) terdampar dan kemudian mati di perairan Sebanjar, Desa Alor Besar, Kecamatan Alor Barat Laut, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (22/11/2021).

Sri Pratiwi Saraswati Dewi, dari BPLSP Denpasar wilayah kerja NTT menjelaskan pihaknya mendapatkan informasi dari Nautika Dive Alor bahwa ditemukan seekor paus dalam kondisi mati terapung di perairan Sebanjar.

BPSPL Denpasar kemudian berkoordinasi dengan tim Respon Cepat Terpadu (RCT) KKPD Alor dan Perairan Sekitarnya untuk mekanisme penanganan lebih lanjut.

“Tim lapangan ini baru dibentuk seminggu sebelumnya oleh kami usai pelatihan mamalia laut terdampar. Tim yang yang terdiri dari WWF dan KCD DKP NTT Alor langsung menuju lokasi paus yang sudah ditarik ke pesisir pantai oleh nelayan,” ungkapnya kepada Mongabay Indonesia, Rabu (24/11/2021),

Pratiwi melanjutkan tim dari Basarnas, Lanal Maumere Pos Alor, Kodim 1622 Alor, Satuan Polairud Polda NTT, Polsek Alor Barat Laut dan Polres Alor ikut bergabung ke lokasi.

baca : Bangkai Paus Sperma Ditemukan Tanpa Kepala dan Ekor di Sumba Tengah

 

Paus Sperma (Physeter macrosepalus) yang terdampar di perairan Pantai Sebanjar, Desa Alor Besar, Kecamatan Alor Barat Laut, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT). Foto : BPSPL Denpasar

 

Sampai di TKP, tim melakukan identifikasi dan pengukuran, dengan hasil paus sperma itu tberjenis kelamin betina, dengan panjang badan 10,5 m, tinggi badan 1,2 m, lebar ekor 1,6 m, lebar dada 1,6 m serta terdapat luka pada hidung.

“Tim memutuskan penanganan paus tersebut dengan cara dikubur di Pantai Sebanjar. Paus kemudian ditarik lebih dekat ke daratan di atas garis pasang tertinggi untuk dilakukan penguburan,” jelasnya.

Pratiwi menerangkan, alat yang dipergunakan adalah satu unit ekskavator, untuk menarik bangkai paus dan menggali kubur.

Warga juga memberikan bantuan kapal untuk penarikan paus dari tengah laut menuju daratan. Proses penguburan juga di bantu oleh warga Sebanjar dan sekitar. “Bangkai paus berhasil dikubur, Selasa (23/11/2021) pada pukul 01.00 WITA,” jelasnya.

baca juga : Paus Biru Ditangkap dan Dikonsumsi Warga Lamakera. Kenapa Masih Terjadi?

 

Seorang nelayan sedang mengamati Paus Sperma (Physeter macrosepalus) yang terdampar di perairan Pantai Sebanjar, Desa Alor Besar, Kecamatan Alor Barat Laut, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT). Foto : BPSPL Denpasar

 

Penyebab Paus Mati

Lektor Kepala Bidang Keahlian Pengelolaan  Sumberdaya Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Univrsitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Dr. Chaterina Agusta Paulus, kepada Mongabay Indonesia, Rabu (24/11/2021) menyebutkan wilayah perairan Laut Sawu khususnya Taman Nasional Perairan (TNP) Laut Sawu mempunyai koridor-koridor penting perlintasan atau alur migrasi dari mamalia laut termasuk paus.

Chaterina menjelaskan, ada beberapa penyebab paus terdampar di NTT. Pertama, massa arus di perairan Laut Sawu sangat dinamis dan merupakan pertemuan dua massa arus besar yakni massa air dari Samudera Hindia dan Laut Banda.

Dia katakan secara oseanografi, kawasan ini termasuk diantaranya arus laut Indonesia yang terkenal kuat. Laut yang dalam, menjadikan Laut Sawu bagaikan kolam raksasa yang sangat dinamis akibat pergerakan massa air laut.

Fenomena pengadukan massa air laut dalam (upwelling) yang dingin dan air permukaan yang hangat menjadikan daerah ini merupakan daerah dengan produktifitas perairan yang sangat tinggi.

“Kedalaman perairan yang mencapai 4.000 meter dan tebing tebing curam merupakan ciri dominan bentang laut di Laut Sawu,” jelasnya.

perlu dibaca : Seekor Paus Sperma Terdampar di Perairan Timor. Kenapa Sering Terjadi?

 

Paus Sperma (Physeter macrosepalus) yang terdampar sudah ditarik ke pesisir Pantai Sebanjar, Desa Alor Besar, Kecamatan Alor Barat Laut, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT). Foto : BPSPL Denpasar

 

Chaterina menjelaskan Laut Sawu juga merupakan daerah upwelling rendah hingga sangat tinggi. Upwelling tertinggi merupakan laut yang dalam yang sesuai untuk jalur ruaya paus.

Daerah upwelling tinggi selain sebagai tempat paus mencari makan, juga karena kondisi kedalaman yang sedemikian rupa merupakan zona yang mendukung sekali paus untuk berkomunikasi satu sama lainnya melalui saluran SOFAR (sonar fixing and ranging channel).

Penyebab lainnya paus terdampar papar Dosen pada Pasca Sarjana Ilmu Lingkungan Undana ini, akibat kondisi paus sudah tua, sakit atau cedera.

Chaterina menyebutkan, seringkali hewan yang muncul di pantai menjadi kelelahan, kurang gizi atau belum makan karena mereka sakit. Paus yang sudah tua mungkin kesulitan mengikuti kelompoknya atau menahan gelombang besar atau arus darat.

“Akibat lemahnya kekuatan, hewan-hewan ini dapat terdampar. Umumnya mereka ditemukan dalam kesehatan yang buruk. Hewan ini bisa juga berada pada tahap akhir hidupnya dan mati di laut lalu berakhir dengan terdampar di pantai,” terangnya.

Chaterina paparkan, saat kondisi sakit atau cedera kebanyakan terjadi saat hanya hewan itu terdampar sendirian, tidak berkelompok.

Lanjutnya, penyebab ketiga paus terdampar yakni kesalahan navigasi. Beberapa ahli mengatakan bahwa aspek-aspek tertentu dari garis pantai atau dasar laut dapat membingungkan paus, terutama jika hewan ini berkeliaran di luar habitat biasanya.

baca juga : Miris.. Gerombolan Paus Pilot Terdampar di Sabu Raijua, Malah Dikonsumsi Warga

 

Proses penguburan bangkai Paus Sperma (Physeter macrosepalus) yang terdampar mati di Pantai Sebanjar, Desa Alor Besar, Kecamatan Alor Barat Laut, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT). Foto : BPSPL Denpasar

 

Beberapa Jenis Paus

Paus Sperma atau Sperm Whale (Physeter macrocephalus) memiliki nama lokal Kote Kelema. Hasil pengamatan Kahn (2005) menyatakan bahwa pola pergerakan Paus Sperma  dari Solor dan Alor. Paus Sperma bergerak dari Samudera Hindia ke Laut Sawu.

Chaterina menerangkan, ada 14 jenis spesies paus di TNP Laut Sawu meliputi paus sperma, paus sperma cebol, paus sperma kecil, paus pemandu sirip pendek dan paus pembunuh.

Ada juga paus pembunuh palsu, paus pembunuh kerdil,  paus kepala semangka, paus paruh cuvier, paus bryde, paus bryde kecil, paus biru, paus bongkok dan beaked whale.

Dalam buku Marine Megafauna Research Group Misool Foundation – Savu Sea Program Megafauna Laut di Perairan Solor, Flores Timur Nusa Tenggara Timur – Indonesia 2016 – 2017 disebutkan jenis-jenis paus yang ditemukan.

menarik dibaca : Tercatat Pertama Kali, Paus Orca Melintasi dan Terdampar di Perairan Flores Timur. Bagaimana Nasibnya?

 

Proses penguburan bangkai Paus Sperma (Physeter macrosepalus) yang terdampar mati di Pantai Sebanjar, Desa Alor Besar, Kecamatan Alor Barat Laut, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT). Foto : BPSPL Denpasar

 

Secara keseluruhan di Perairan Solor setidaknya tim mencatat ditemukan 11 jenis paus dengan rincian 5 jenis paus yang teramati pada saat survey 2016-2017.

Paus tersebut meliputi paus minke (Balaenoptera acutorostrata), paus pemandu sirip pendek (Globicephala macrorhynchus), paus pembunuh palsu (Pseudorca crassidens), paus biru (Balaenoptera musculus), dan paus pembunuh kerdil (Feresa attenuata).

Ada juga paus brydei (Balaenoptera brydei) yang didaratkan di Desa Lamakera, Solor Timur pada tahun 2014, paus pembunuh (Orchinus orca) yang didaratkan di Lamalera.

Selain itu ditambah 4 jenis paus yang diamati Benjamin Khan yang meliputi paus kepala semangka (Peponocephala electra), paus sperma (Physeter macrocephalus), paus sperma kerdil (Kogia sima), dan paus beaked (Ziphiidae spp).

 

Exit mobile version