Mongabay.co.id

Daun Kelor, Berkhasiat untuk Kesehatan dan Potensial Sebagai Bahan Makanan

 

 

Kelor atau Moringa oleifera merupakan tanaman banyak manfaat. Daunnya paling sering dikonsumsi dalam bentuk sayur bening atau sayur kunci. Khasiat penting lainnya adalah membantu meningkatkan produksi air susu ibu [ASI] pada ibu menyusui.

Hal menarik lainnya adalah daun kelor dapat diolah menjadi produk makanan berupa mi kelor, serta minuman yang berguna bagi kesehatan tubuh, teh kelor. Pengembangan ini dilakukan Dosen Fakultas Farmasi Universitas Surabaya, melalui Program Pengembangan Desa Mitra [PPDM].

Menurut Karina Citra Rani, Dosen Fakultas Farmasi, Universitas Surabaya, daun kelor dijadikan bahan dasar mi karena kandungan antioksidannya sangat dibutuhkan tubuh, sebagai penangkal radikal bebas.

“Manfaatnya banyak, untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan membantu memelihara kesehatan,” katanya, baru-baru ini kepada Mongabay.

Baca: Kelor, Tanaman dengan Segudang Nutrisi

 

Daun kelor yang memiliki beragam manfaat. Foto: Pixabay/Public Domain/Ninetechno

 

Mi dipilih karena merupakan jenis makanan yang banyak disukai atau dikonsumsi masyarakat, serta banyak dijual di pasaran. Selama ini mi hanya dibuat dari bahan tepung terigu. Padahal, olahannya dapat ditambahkan komponen lain yang dapat menjadikan mi lebih bermanfaat secara kesehatan. Untuk membuat mi kelor, tetap diperlukan bahan-bahan lain seperti tepung terigu protein rendah, telur, sedikit air, serta daun kelor yang telah dijadikan serbuk.

Nikmatul Ikhrom Eka Jayani, Dosen Fakultas Farmasi, Universitas Surabaya, menambahkan serbuk daun kelor dibuat dari daun pilihan yang dipetik dalam kondisi baik dan segar. Daun tidak boleh berwana kuning, atau ada bekas gigitan hewan.

“Suhu pengeringan tidak lebih dari 40-50 derajat Celcius, agar senyawa aktifnya tidak rusak. Ini menggunakan semacam oven ruangan, yang pengeringannya membutuhkan waktu 3-7 hari,” ujarnya.

Baca: Buah Jamblang Dibentuk Tablet, Hasil Inovasi Mahasiswa Universitas Surabaya

 

Daun kelor yang mudah dikenali dari bentuk dan warna hijaunya. Foto: Pixabay/Public Domain/svibhandik

 

Untuk membuat mi kelor, semua adonan disatukan dan didiamkan selama setengah jam, sebelum dibentuk menjadi mi. Dikarenakan berbahan utama daun kelor, mi yang dihasilkan berwarna hijau daun.

Sedangkan untuk menjadi teh, daun yang terpilih dirajang menjadi ukuran kecil, sebelum dikeringkan. Berikutnya, dimasukkan dalam tea bag, lalu dikemas untuk diseduh atau dipasarkan.

“Yang ada di tea bag, berisi daun kelor rajangan, hanya diberi air panas. Teh kelor tidak ada rasa pahitnya,” tutur Nikmatul.

Baca: Inovasi Mahasiswa ITS, Bikin Kantong Plastik Ramah Lingkungan Berbahan Kentang

 

Inilah bahan-bahan yang digunakan untuk membuat mi kelor. Foto: Petrus Riski/Mongabay Indonesia

 

Selain kelor, Nikmatul menyebut, banyak tanaman lain yang mengandung senyawa antioksidan. Dari jenis buah seperti stroberi, anggur, dan jeruk. Nikmatul mengatakan, dibanding buah-buahan ini, kelor memiliki kandungan antioksidan yang lebih tinggi.

Pada masa pandemi ini, konsumsi daun kelor cukup meningkat di kalangan masyarakat. Ini disebabkan, kelor diyakini dapat meningkatkan daya tahan tubuh dari ancaman berbagai penyakit.

“Seluruh bagian dari tanaman kelor dapat dimanfaatkan. Buahnya yang disebut klentang, bijinya yang dikeringkan dapat dijadikan obat. Kami sudah buat biji kelor kering, sebagai pil yang langsung ditelan. Tapi, untuk dikembangkan jadi produk pangan masih sulit karena rasanya pahit,” terangnya.

Baca: Cegah Corona, Mahasiswa Universitas Surabaya Buat Hand Sanitizer dari Lidah Buaya

 

Teh daun kelor. Foto: Petrus Riski/Mongabay Indonesia

 

Pengembangan tanaman kelor dan pemanfaatannya sebagai produk makanan maupun minuman, dapat dilakukan masyarakat. Pohon ini dapat ditanam di lahan sempit. Bahkan, media tanam hidroponik sudah mulai dilirik untuk mengatasi masalah keterbatasan lahan.

Potensi kelor, imbuh Karina, semakin terbuka karena sangat bermanfaat untuk kesehatan. Bahkan, kelor sudah dipasarkan ke sejumlah tempat karena dianggap sebagai miracle tree.

“Kelor dikembangkan sebagai obat tradisional. Penelitian lain banyak menyebutkan, kandungan Vitamin C di kelor lebih banyak 9 kali lebih ketimbang jeruk,” ujarnya.

Baca: Awalnya Dicibir, Inilah Hi Trash, Aplikasi Antar Jemput Sampah Ciptaan Mahasiswa

 

Inilah mi dan teh yang dibuat dari daun kelor. Foto: Petrus Riski/Mongabay Indonesia

 

Karina berharap, ada kesinambungan pendampingan dari pemerintah serta universitas kepada masyarakat.

“Kelor sangat potensial dikembangkan, ada manfaat ekonomi dan kesehatan bagi masyarakat. Banyak produk jajanan dibuat, seperti nuget kelor, ulat sutra kelor, kembang goyang kelor, dan amplang kelor. Sedangkan minuman bisa jadi kopi kelor, jahe kelor, dan kunyit asam kelor,” pungkasnya.

 

 

Exit mobile version