Mongabay.co.id

Diduga Paus Bryde, Terdampar Mati Membusuk di Pesisir Tabanan

 

Seekor paus, diduga paus Bryde (Balaenoptera brydei) dalam kondisi mati membusuk (kode 4) terdampar di Pantai Pasut, Kabupaten Tabanan, Bali. Foto paus terdampar itu tersebar di media sosial pada Minggu (20/02/2022) malam.

Paus ditemukan pada posisi koordinat 8°33’49.9″S 115°02’12.9″E. Pantai berpasir hitam sunyi dan deretan nyiur kelapa ini kemudian jadi lokasi penguburan yang dilakukan sejumlah pihak seperti Yayasan Bali Bersih, BPSPL Denpasar, Dinas Perikanan Kabupaten Tabanan, dan lainnya menggunakan alat berat eskavator.

Laporan BPSPL Denpasar menyebutkan penguburan dilakukan sekitar 50 meter sebelah timur pantai dari lokasi terdampar. Kondisi paus sudah hancur, tak terlihat utuh lagi. Bangkai paus dikubur dalam lubang besar hampir 50 meter persegi yang berjarak sekitar 20 m dari pasang tertinggi.

Penemuan awal pada Minggu malam sekitar 19.00 WITA ini menyatakan bangkai paus terbawa ombak di Pantai Pasut. Menuk, salah seorang nelayan setempat lalu melaporkan ke Dinas Perikanan Kabupaten Tabanan, BPBD, dan pihak lain.

Keesokan hari, sejumlah pihak memantau lokasi terdampar. Salah satunya Rodney Wasterlaken dari Yayasan Bali Bersih yang juga berinisiatif melakukan pengambilan sampel bangkai paus untuk uji DNA. Tes ini dilakukan untuk mengidentifikasi jenis spesies. “Kondisinya busuk sekali, sulit diidentifikasi. Sampel DNA yang diambil dagingnya,” ujarnya pada Selasa (22/12/2022) usai penguburan.

baca : Paus Bryde Terdampar di Perairan Lombok. Bagaimana Selanjutnya?

 

Seekor paus yang diduga jenis Bryde ditemukan mati terdampar dalam kondisi membusuk di pesisir Tabanan, Bali. Foto : Yayasan Bali Bersih

 

Rodney mengaku belum pernah lihat bangkai paus terdampar sebusuk ini. Perkiraaanya, karena terombang-ambing ombak dan akhirnya baru terdampar. Walau sudah tak utuh, dari susunan tulang, diprediksi termasuk famili paus baleen berjenis Bryde.

Peristiwa terdamparnya paus Bryde pernah terjadi di Bali pada 21 Januari 2021 di Pantai Batu Belig, Kabupaten Badung. Ini pesisir yang segaris dengan Pantai Pasut di Tabanan. Kondisinya juga mati dan sudah membusuk.

Dikutip dari laman lembaga kelautan Amerika Serikat, NOAA, paus Bryde (diucapkan broodus) adalah anggota dari keluarga paus baleen. Mereka dianggap sebagai salah satu great whales, atau paus rorquals, yang merupakan kelompok yang juga mencakup paus biru dan paus bungkuk. Paus Bryde dinamai Johan Bryde, seorang Norwegia yang membangun stasiun perburuan paus pertama di Afrika Selatan pada awal abad ke-20.

Paus Bryde ditemukan di lautan yang hangat dan beriklim sedang termasuk Atlantik, India, dan Pasifik. Beberapa populasi paus Bryde melakukan gerakan migrasi pendek sesuai musim, sementara yang lain tidak bermigrasi, menjadikannya unik di antara paus baleen yang bermigrasi lainnya. Paus Bryde rentan terhadap banyak tekanan dan ancaman, termasuk ditabrak kapal, kebisingan laut, dan perburuan paus.

Kebisingan bawah air berfrekuensi rendah dapat mengancam paus Bryde. Hal itu bisa mengganggu perilaku normal dan menjauhkan dari area yang penting bagi kelangsungan hidup mereka, seperti perairan untuk mencari makan. Semakin banyak bukti menunjukkan bahwa paparan suara bawah air yang intens dapat menyebabkan beberapa paus terdampar dan akhirnya mati.

baca juga : Seekor Paus Bryde Terdampar di Raja Ampat, Ada Apa?

 

Proses penguburan seekor paus yang diduga jenis Bryde di di Pantai Pasut, Kabupaten Tabanan, Bali. Foto : Yayasan Bali Bersih

 

Paus dan Penyu Terbanyak

Catatan BPSPL Denpasar yang mewilayahi Jawa Timur, Bali, NTB, dan NTT menyebutkan pada 2021, biota laut dilindungi terbanyak yang ditemukan terdampar adalah paus sebanyak 71 ekor. Kemudian penyu 102 ekor, lumba-lumba 39 ekor, hiu paus enam ekor, dugong lima ekor, dan ikan mola-mola satu ekor. Lokasi terdamparnya paus merata di seluruh wilayah kerja.

Jumlah terbanyak paus terdampar pada 19 Februari 2021 yakni 52 ekor berjenis paus pilot sirip pendek, namun hanya satu yang bertahan hidup di Pantai Pangpanjung, Bangkalan, Madura. Sangat sedikit paus terdampar hidup saat ditemukan terdampar.

Sementara kasus penyelundupan terbanyak adalah baby lobster hampir 150 ribu ekor dan terumbu karang 1465 pcs.

Dibandingkan tahun 2020, jumlah satwa dilindungi terdampar lebih sedikit. Didominasi penyu 182 ekor, lalu paus 24 ekor. Kemudian lumba-lumba 16 ekor, hiu paus 6 ekor, dan dugong satu ekor. Sementara penyelundupan baby lobster lebih dari 118 ribu ekor dan terumbu karang 200 buah.

baca juga : Ghost Fishing, Penyebab Paus Bryde Mati di Mimika Papua

 

Seekor paus bryde (Balaenoptera brydei). Foto : us.whales.org

 

Ada sejumlah panduan jika menemukan satwa laut terdampar. Pertama, melaporkan ke kontak desa atau unit perikanan dan kelautan terdekat. Jika menemukan mamalia terdampar hidup, warga atau tim evakuasi diminta tidak menyentuh mata, sirip, dan lubang nafas. Tidak menuangkan air ke lubang nafas, memastikan basah dengan menggali pasir sekitarnya dan diisi air, jika sulit menutup sebagian badan dengan handuk basah, dan mengurangi terpaan matahari langsung.

Menghindari kerumunan orang terlalu dekat agar hewan tidak stres kemudian mencoba mendorong atau membopong ke perairan bebas agar bisa kembali berenang.

Sementara jika sudah mati, untuk penghancuran bangkai disebutkan bisa dengan sejumlah cara dan resikonya. Misal dibakar tapi rangkanya rusak. Mengubur di titik atas pasang surut laut dan beberapa bulan kemudian rangkanya bisa dimanfaatkan. Atau ditenggelamkan dengan metode khusus agar rangka bisa ditemukan.

 

Exit mobile version