Mongabay.co.id

Dukung jadi Geopark, Bupati Trenggalek Kukuh Tolak Tambang Emas

 

 

 

 

Nur Arifin, Bupati Trenggalek mendukung penuh rencana para pihak yang ingin menjadikan wilayah penting seperti kawasan karst di Kabupaten Trenggalek sebagai geopark. Gagasan itu sudah lama muncul.

Gus Ipin, sapaan akrabnya mengatakan, penetapan geopark jadi cara paling masuk akal untuk memanfaatkan alam Trenggalek ketimbang industri ekstraktif seperti pertambangan. Sebab, selain merusak alam, industri ekstraktif hanya akan meninggalkan kesengsaraan di masa mendatang.

“Dengan geopark, kita bisa mendapatkan nilai lebih, tanpa merusak alam. Bisa untuk edukasi, riset, maupun rekreasi. Ini sejalan dengan keinginan kita untuk terus mengembangkan green economy,” kata orang nomor satu di lingkungan Pemerintah Trenggalek ini.

Untuk itu, menanggapi rencana Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) akan melakukan penyelidikan lanjutan mineral di Watulimo, bupati pun tak buru-buru menerima. Dia bilang, perlu waktu untuk kajian sebelum memutuskan memberikan rekomendasi.

“Kalau rekomendasi, tahan dulu. Saya perlu berdiskusi dengan banyak pihak. Dengan akademisi, pelaku pariwisata dan lain-lain,” katanya dalam pertemuan yang berlangsung di ruang Smart Center, Komplek Pendapo Trenggalek, 24 Mei lalu.

 

Baca juga: Was-was Tambang Emas Rusak Trenggalek [1]

Nur Arifin, Bupati Trenggalek, mendukung kawasan di kabupaten itu jadi geopark, bukan tambang emas. Foto: A. Asnawi/ Mongabay Indonesia

 

Bawa anak usaha Freeport?

Sebelumnya, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) sempat melakukan penyelidikan mineral di Desa Tasikmadu, Kecamatan Watulimo, Trenggalek. Hasil kegiatan itu yang disampaikan kepada bupati,  24 Mei lalu. Ada dua lokasi yang sebenarnya hendak dilakukan penyelidikan. Namun, satu lokasi ditolak oleh kepala desa.

Awaluddin, Koordinator Tim Badan Geologi mengatakan, dari sisi geologi, Trenggalek memiliki banyak keistimewaan yang tak banyak dijumpai di tempat lain. Misal, ada dua tipe bebatuan berbeda yang saling berdekatan. Kondisi itu, katanya, bisa untuk rekreasi dan edukasi.

Melihat keunikan itu, Badan Geologi, kata Awaluddin, berencana jadikan Trenggalek sebagai pusat geopark di Jawa Timur. Untuk mewujudkan hal itu, Badan Geologi juga akan menggandeng salah satu anak usaha Freeport.

“Nanti beberapa sisa material dari Freeport akan dikirim ke sini. Karena kalau untuk pembelajaran, kan terlalu jauh untuk ke Papua,” kata Awaluddin. Bila setujui, perusahaan dimaksud akan menanggung biaya pembangunan museum di lahan seluas 20 hektar.

Selain bicara geopark dia tetap memasukkan pertambangan sebagai upaya pemanfataan alam di Trenggalek. Namun, masih perlu proses panjang, katanya, karena potensi mineral masih sebatas sumber daya, belum ada data cadangan.

Awaluddin juga berdalih, rencana pengeboran lanjutan di lokasi penyelidikan sebelumnya perlu untuk mengkonfirmasi hasil penyelidikan sebelumnya. Bila disepakati, kegiatan itu akan jalan September-Oktober mendatang.

Bupati Trenggalek tak mendukung rencana pengeboran lanjutan itu. Dia menilai, pengeboran lanjutan tak perlu lantaran hasil penyelidikan geofisika sudah cukup membuktikan karakter dan juga kandungan mineral di Tasikmadu.

“Usul saya, tak perlu ada pengeboran lanjutan. Sebaiknya diperluas saja ke titik-titik lain yang belum diselidiki,” katanya.

Dia menekankan perlu ada kajian menyeluruh dengan melibatkan multipihak. “Saya kan juga tidak tahu latar belakang ini gimana, user-nya siapa dari hasil penyelidikan itu nanti,” kata bupati setengah bertanya.

 

Baca juga: Menyoal Izin Tambang Emas di Trenggalek [2]

Lahan pertanian dan bentang karst itu bakal jadi tambang emas? Foto: A. Asnawi/ Mongabay Indonesia

 

Layak, tak layak

Gus Ipin mengatakan, Trenggalek merupakan kabupaten di Jawa Timur yang sebagian besar wilayahnya berupa hutan. Keberadaan hutan itu menjadi sumber penghidupan warga sejak lama.

Warga hidup dalam kawasan hutan tanpa merusak. “Warga lebih padat di luar jalur-jalur utama. Kawasan hutan itu lebih padat daripada di wilayah datar (perkotaan)’ katanya.

Dalam pertemuan lebih dua jam itu, bupati juga mempertanyakan keabsahan izin tambang emas di wilayahnya. Sebab, dengan banyaknya penduduk yang tinggal di kawasan hutan, dia meyakini tambang emas akan berdampak buruk pada kehidupan mereka.

“Jangan hanya feasible karena ada emasnya. Sosial cost, disaster cost sudah dihitung nggak? Ini logika sederhana, kalau dikeruk, pasti ada sedimen ke laut. Kami ingin membuat kebijakan yang the best interest for people, bukan for company.”

Bila kemudian penyelidikan dimaksudkan untuk mendukung rencana geopark atau geosite, dia sepakat tetapi tidak kalau buat pertambangan. Karena itu, dalam pertemuan itu, Pemerintah Trenggalek mengkritik sikap Badan Geologi yang bikin opsi mendua soal hasil penyelidikan.

“Potensi terbaiknya untuk apa? Jangan ambigu. Narasinya harus jelas, kalau untuk geopark atau geosite saya setuju, jangan ada narasi untuk tambang. Karena ini untuk legacy di masa depan,” kata bupati.

Awaluddin berusaha menepis kekhawatiran Gus Ipin. Dia bilang, penyelidikan hanya untuk menginventarisir kandungan potensi mineral di Jawa Timur bukan buat tambang.

Data-data itu perlu untuk melengkapi hasil penyelidikan sebelumnya, sekaligus dipakai untuk museum geopark, kalau nanti dibangun.

Awaluddin bisa saja berupaya mengelak. Faktanya, lokasi rencana penyelidikan berada di Kecamatan Watulimo, satu dari sembilan kecamatan yang masuk konsesi PT Sumber Mineral Nusantara (SMN).

Bupati bilang, kondisi psikologi masyarakat saat ini tidak memungkinkan bagi Badan Geologi mengebor lanjutan. Saat ini, masyarakat gerah dengan izin produksi SMN.

“Kalau mau lancar, cabut dulu izin-nya. Dengan begitu, masyarakat baru bisa yakin, pengeboran benar-benar bukan untuk kepentingan pertambangan. Faktanya, yang akan dibor ada di peta konsesi.”

 

Baca juga: Bupati Trenggalek Siap Pasang Badan Tolak Tambang Emas

Hutan dan bentang karst Trenggalek, merupakan ekosistem penting. Bupati Trenggalek, Nur Aripin, kukuh tak ingin wilayahnya jadi tambang emas. Foto: A. Asnawi/ Mongabay Indonesia

 

Dukung langkah bupati

Mukti Satiti, Ketua Masyarakat Speleologi Indonesia (SMI) mempertanyakan sikap Badan Geologi yang terkesan ambigu. “Pada satu sisi merekomendasikan geopark, sisi lain juga membuka ruang untuk tambang. Ini bagaimana?”

Menurut Jhe Mukti, sapaannya, geopark dan tambang adalah dua hal berbeda. Karena fungsi dan orientasi berbeda, tak mungkin keduanya bisa berjalan linier untuk saling mendukung.

Geopark atau taman bumi, kata Mukti, lebih untuk konservasi. Upaya pemanfaatan sebatas edukasi dan rekreasi. Sedangkan tambang, justru eksploitatif yang ujung-ujungnya membuat kerusakan.

Dia justru mencurigai ada agenda tersembunyi (hidden agenda) di balik kengototan Badan Geologi yang ingin melakukan pengeboran lanjutan di Tasikmadu, Kecamatan Watulimo.

Menurut dia, pada konteks kebutuhan geopark, sudah banyak riset yang menjelaskan struktur geologi Trenggalek. Misal, karakter bebatuan yang banyak didominasi karst.

“Ini aneh. Mau bikin geopark, lalu menggandeng anak usaha Freeport, kemudian melakukan pengeboran lanjutan, ini apa maksudnya?” tanya Mukti.

Dia duga, yang dilakukan tim riset Badan Geologi hanya modus. “Yang sebenarnya adalah melakukan penyelidikan untuk memenuhi data dalam rangka penetapan wilayah usaha pertambangan. Karena dimana-mana selalu begini awalnya.”

Karena itu, katanya, pernyataan Badan Geologi terkait ragam keistimewaan dan keunikan geologi Trenggalek sebagai hal tak berguna. “Apa masih ada keistimewaan itu kalau akhirnya ditambang juga?”

Awaluddin bilang, data yang diperoleh bisa dipakai untuk beberapa keperluan, antara lain, untuk geoheritage, geowisata atau geoedukasi. Terlebih, di Watulimo, Trenggalek punya keistimewaan berupa dua tipe bebatuan yang saling berdekatan.

“Melalui Badan Geologi, kami mengumpulkan data, melakukan inventarisasi mineral di seluruh Indonesia. Termasuk di wilayah hutan lindung dan konservasi.”

Namun, katanya, tak menutup kemungkinan bila data juga untuk pencadangan negara.

 

Baca juga: Perusahaan Coba Galang Dukungan, Aliansi Trenggalek Tegaskan Tolak Tambang Emas

Gua Ngerit di kawasan karst Trenggalek. Foto: A. Asnawi/ Mongabay Indonesia

 

*******

 

Exit mobile version