Mongabay.co.id

Riset: Udang dan Cacing yang Pertama Pulih Setelah Kepunahan Massal Periode Permian

Stenasellus javanicus mempunyai organ perasa seperti antena, tidak memiliki mata, serta pigmen tubuh mencolok dengan warna merah jambu. Kondisi ini mengindikasikan tingkat adaptasi tinggi di lingkungan gua. Foto: Indonesian Speleological Society [ISS]

 

 

Peristiwa kepunahan massal pernah terjadi di Bumi. Kejadian itu terkenal dengan nama Kepunahan Permian-Triassic atau Kepunahan Permian Akhir. Terjadi pada akhir periode Permian, sekitar 257-299 juta tahun lalu. Periode ini adalah era akhir Paleozoikum [kehidupan purba].

Kepunahan massal Permian-Triassic sangat menguras keanekaragaman hayati. Ketika itu 95 persen spesies laut dan 70 persen spesias darat punah.

Lalu bagaimana seluruh ekosistem dibangun kembali?

Baca: Ikan Purba Hidup yang Melebihi Era Dinosaurus Ini Ada di Indonesia

 

Stenasellus javanicus yang merupakan udang purba ini mempunyai organ perasa seperti antena, tidak memiliki mata, serta pigmen tubuh mencolok dengan warna merah jambu. Kondisi ini mengindikasikan tingkat adaptasi tinggi di lingkungan gua. Foto: Indonesian Speleological Society [ISS]

 

Tulisan berjudul Resilience of Infaunal Ecosystems During The Early Triassic Greenhouse Earth, karya Xueqing Feng, Zhong-Qiang Chen, Michael J. Benton dan kolega dalam Jurnal Science Advances, Vol 8, issue 26, 29 Juni 2022, memaparkan bahwa hewan pertama yang pulih dari kejadian tersebut adalah pengumpan deposit seperti cacing dan udang.

Sedangkan pemulihan pengumpan suspensi seperti brakiopoda, bryozoa, dan banyak bivalvia membutuhkan waktu lebih lama.

Para peneliti dari China, Amerika Serikat, dan Inggris itu menduga pengumpan deposit membuat dasar laut berantakan sehingga airnya tercemar lumpur.

“Lumpur yang bergejolak berarti pengumpan suspensi tidak bisa mengendap dengan baik di dasar laut,” tulis peneliti.

Sedangkan beberapa hewan, seperti karang, telah menghilang sepenuhnya.

“Terumbu karang tidak kembali sampai beberapa saat kemudian.”

Penelitian ini berfokus di China Selatan. Di beberapa daerah tersebut, sejumlah besar temuan fosil sangat menakjubkan, pengawetan secara alami terjadi sangat baik. Bentuk detilnya bisa dilihat dan dapat menunjukkan perilaku rekayasa ekosistem yang tidak wajar.

“Salah satu aspek yang paling luar biasa dari data ini adalah luasnya lingkungan kuno yang bisa dijadikan sampel,” tulis peneliti.

Fosil ini menjadi jejak yang menunjukkan kapan dan di mana hewan bertubuh lunak tumbuh subur di era tersebut.

“Misalnya, suhu yang meningkat dan anoksia yang diperpanjang bertepatan dengan nilai keragaman perilaku dan ekologi yang rendah di seluruh batas Permian-Triassic. Butuh sekitar 3 juta tahun untuk pemulihan ekologis hewan bertubuh lunak agar sesuai dengan tingkat pra-kepunahan.”

Baca: Penampakan Udang Purba yang Bertahan di Gelapnya Gua

 

Rekonstruksi ekositem laut yang terjadi sebelum dan sesudah masa kepunahan. Sumber: Jurnal Science Advances, Vol 8, issue 26, 29 Juni 2022

 

Melacak data fosil

Jejak fosil yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada pengamatan lapangan dan spesimen yang dikumpulkan selama 10 tahun terakhir. Sebagian besar lokasi fosil telah dikunjungi lebih dari tiga kali.

“Selalu membutuhkan waktu sekitar 5 hari atau 1 minggu untuk mengerjakan suksesi yang mengandung fosil pada masa Permian Akhir hingga Trias Awal untuk sebagian besar bagian yang dipelajari. Waktu yang dihabiskan untuk pengumpulan fosil sekitar 2 hari di setiap lokasi,” tulis peneliti dalam jurnalnya.

Selain itu, peneliti juga mengumpulkan dataset dari semua genera invertebrata laut yang diketahui dengan menggunakan data range-through yang mencakup Permian Akhir hingga akhir Trias Awal.

“Kami menggunakan model ecospace hewan laut sebagai dasar analisis kuantitatif ekologi dari semua genus laut bentik yang diketahui. Analisis refraksi juga digunakan untuk menguji bias pengambilan sampel menggunakan kekayaan generik versus kemunculan fosil.”

Baca juga: Bukan Monster, Memang Begini Penampakan Kepiting Purba

 

Kondisi keragaman makhluk hidup di laut dalam rentang waktu geologi. Sumber: Britannica

 

Kehidupan di laut pulih

Analisis ini penting untuk mengetahui bagaimana kehidupan di laut pulih dari peristiwa kepunahan tersebut.

“Pemulihan kehidupan di Bumi membutuhkan waktu jutaan tahun bagi keanekaragaman hayati untuk kembali ke tingkat sebelum kepunahan.”

Awalnya, hanya ada beberapa yang selamat, dan pemulihan dimulai di perairan yang lebih dalam. Pemulihan nekton terjadi pada saat yang sama dengan rebound penuh dari kegiatan rekayasa ekosistem infaunal.

Lalu dengan memeriksa jejak dan liang di dasar laut China Selatan, tim lintas negara ini dapat mengumpulkan kapan kebangkitan kehidupan hewan di laut terjadi.

Mengapa penting untuk memahami kepunahan massal ini?

Jawabnya adalah bahwa krisis Permian Akhir yang begitu menghancurkan kehidupan di Bumi, disebabkan oleh pemanasan global dan pengasaman laut, tetapi hewan yang membuat jejak dapat diseleksi oleh lingkungan dengan cara yang sama seperti organisme kerangka.

“Data fosil jejak kami mengungkapkan ketahanan hewan bertubuh lunak terhadap CO2 tinggi dan pemanasan. Para insinyur ekosistem ini mungkin telah memainkan peran dalam pemulihan ekosistem bentik setelah kepunahan massal yang parah, yang berpotensi, misalnya, memicu inovasi dan radiasi evolusioner di awal masa Trias,” jelas peneliti.

 

Exit mobile version