Mongabay.co.id

Berharap Populasi Jalak Bali di Alam Liar Meningkat

 

 

Burung jalak bali [Leucopsar rothschildi] mudah dikenali karena cantik berwarna putih. Nama lainnya adalah curik bali.

Balai Konservasi Sumber Daya Alam [BKSDA] Bali menjelaskan, burung ini dulunya pernah ditemukan di Pulau Lombok, tetapi diduga hanya bermigrasi. Sebagaimana namanya, jalak bali hanya ada [endemik] di Bali.

I Komang Wiarsa Sardjana dan Susilowati dalam buku “Burung Jalak Bali” menuliskan jenis ini memiliki waran bulu putih bersih di sekujur tubuh, dengan ujung ekor dan sayap berwarna hitam. Kepalanya dihiasi jambul. Keindahan ini dimiliki sang jantan maupun betina. Bedanya, jantan mempunyai jambul lebih panjang.

“Warna paruh abu-abu kehitaman dengan ujung kuning kecokelatan.”

Jalak bali memiliki karakter riang, suka berkicau bahkan “menari” saat bermain air. Penampilan inilah yang membuat orang mudah jatuh cinta melihatnya.

“Populasinya di alam sangat terancam, karena habitatnya terganggu serta ditangkap untuk dijadikan peliharaan,” jelas buku tersebut.

Baca: Jalan Panjang Melindungi Jalak Bali dari Kepunahan [Bagian – 1]

 

Jalak bali yang mudah dikenali dari warnanya putih bersih. Foto: Shutterstock

 

Penelitian I Putu Gede Ardhana di Jurnal Simbiosis V [1] 2017: 1-6 Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana berjudul Keberadaan Jalak Bali di Taman Nasional Bali Barat, menjelaskan, perilaku jalak bali yang suka terbang rombongan berlangsung Nopember hingga April untuk kawin dan mencari makan.

“Betina dewasa dapat bertelur hingga tiga butir. Pengeraman dilakukan bergantian oleh jantan dan betina selama 15-17 hari.”

Persebaran burung ini mencapai daerah Bubunan, sekitar 50 km sebelah timur kawasan Taman Nasional Bali Barat [TNBB] dan Desa Manistutu, selatan Kecamatan Negara.

“Akhir 1984, populasinya hanya ada di kawasan TNBB yaitu di hutan-hutan Tegal Bunder, Prapat Agung, Batu Licin, Lampu Merah, Teluk Kelor, Batu Gondang, Teluk Brumbun, Tanjung Gelap, dan Banyuwedang,” lanjut Ardhana.

Sedangkan  di semenanjung Bali Barat tersebar pada empat lokasi, yaitu di Hutan Batu Gondang, Tegal Bunder Barat dan Timur, serta Cekik.

“Kondisi iklim dan musim berbuah dari tanaman tertentu di sekitar TNBB sangat menentukan daerah jelajah jalak bali,” jelas laporan tersebut.

Baca: Jalan Panjang Melindungi Si Cantik Jalak Bali dari Kepunahan [Bagian – 2]

 

Curik bali atau jalak bali, burung maskot Provinsi Bali. Foto: Dedy Istanto

 

Persebaran jalak bali di Resort Teluk Brumbun, Taman Nasional Bali Barat, diteliti juga oleh I Wayan Yuliantara dan kolega.

Dalam Jurnal Pendidikan Biologi Undiksha Volume 5 Nomor 1 Tahun 2018 dijelaskan jumlah jalak bali yang ditemukan di Teluk Brumbun pada habitat aslinya sebanyak 32 ekor. Rinciannya,  jantan [14 ekor], betina [15 ekor], serta anakan [3 ekor] yang menempati 15 sarang.

Pohon-pohon yang disenangi untuk dijadikan sarang adalah laban [Vitex pubescens], kesambi [Schleichera oleosa], berasan [Cryptocarya sp.], pidada [Sonneratia alba], talok [Grewia celtidifolia], dan pilang [Acacia leucophloea].

Lubang-lubang yang ditempati untuk bersarang tingginya berkisar 2,5 – 7 meter dari tanah.

Baca juga: Populasi Burung Jalak Bali Meningkat, Tetapi Perlu Diteliti Keragaman Genetiknya

 

Jalak bali yang berada di Taman Nasional Bali Barat. Foto: Petrus Riski/Mongabay Indonesia

 

Populasi

I Putu Gede Ardhana dan Nana Rukmana dalam penelitiannya menjelaskan, penemuan jalak bali bermula ketika seorang ahli biologi Inggris Dr. Baron Stresemann bersama rombongan melakukan ekspedisi dengan kapal Ekspedisi Maluku II, tahun 1911

Dalam perjalanan, kapal mengalami kerusakan dan mereka menepi ke pesisir wilayah Singaraja selama tiga bulan. Di sekitar Desa Bubunan, Stresemann menemukan seekor jalak bali untuk diteliti.

Tahun 1925 Dr. Baron Victor Von Plessenn menuju Pulau Bali untuk meneliti jalak bali. Hasilnya, dia mendapati persebaran jalak bali mencapai 30 kilometer persegi, mulai dari Desa Bubunan sampai Gilimanuk. Dalam pengamatannya, terlihat ratusan ekor yang hidup berkelompok.

Pada 1928, sebanyak lima ekor jalak bali ditangkap dan dibawa ke Inggris. Tahun 1931, burung ini berhasil dikembangbiakkan. Penangkaran juga berhasil dilakukan di kebun binatang San Diego, Amerika, pada 1962.

Berdasarkan Daftar Merah IUCN [International Union for Conservation of Nature and Natural Resources] jalak bali ditetapkan berstatus Kritis [Critically Endangered/CR]. Lembaga konservasi dunia itu menuliskan, ancaman kehidupan jenis ini adalah habitatnya yang tergerus akibat pengembangan kawasan perkotaan, alih fungsi lahan, dan juga perburuan untuk diperdagangkan. Berdasarkan data BirdLife International, populasinya diperkirakan antara 1-49 individu dewasa.

Sementara CITES [Convention on International Trade in Endangered Spesies of Wild Fauna and Flora] atau konvensi perdagangan internasional untuk satwa liar memasukkan jalak bali dalam Appendiks I, artinya terlarang untuk diperdagangkan.

Pemerintah Indonesia melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor Republik Indonesia Nomor P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi memasukkan jalak bali sebagai satwa dilindungi nomor 665.

 

Exit mobile version