Mongabay.co.id

Pandan Laut, Buahnya Seperti Nanas dan Daunnya Bisa Dibuat Tikar

 

 

Anda pernah melihat pohon pandan laut?

Pandan laut merupakan anggota suku pandan-pandanan [Pandanaceae], dari marga Pandanus. Marga pandanus tercatat memiliki anggota sekitar 700 jenis. Di Jawa, diperkirakan terdapat 16 jenis.

Pandan laut [Pandanus tectorius Park.] merupakan tumbuhan tepi pantai yang tersebar di pesisir Indonesia. Tingginya sekitar 3-7 meter, bercabang, kadang-kadang batang berduri, dengan akar tunjang sekitar pangkal batang.

Bunganya merah ungu, terletak pada ujung batang. Bentuk buahnya seperti nanas, ketika masak berwarna kuning jeruk.

Baca: Tas Daun Pandan, Wadah Ramah Lingkungan untuk Daging Kurban

 

Buah pandan laut yang mirip nanas. Foto: Pixabay/Public Domain/giggs_vea

 

Pengajar Fakultas Biologi Universitas Nasional, Ikhsan Matondang mengungkapkan, pandan laut memiliki fungsi ekologi menahan abrasi pantai, mengurangi dampak pasang terhadap ekosistem darat, mitigasi tsunami, serta meminimalisir kerusakan pada daerah di belakang vegetasinya.

“Daunnya merupakan bahan untuk pembuatan tikar, kerajinan tangan, dan atap rumah. Batangnya untuk konstruksi rumah. Buahnya untuk ramuan parfum sedangkan bunga jantan untuk karangan bunga. Masyarakat Kiribati menggunakan daun sebagai bahan untuk mengobati demam/flu, hepatitis, asma, bisul, dan kanker. Adapun rebusan akar untuk mengobati wasir,” ujar Ikhsan dalam keterangan tertulisnya, Sabtu [10/09/2022].

Sri Endarti Rahayu, Pengajar Program Studi Biologi Pascasarjana Universitas Nasional, menjelaskan pandan laut dapat ditemukan mulai dari pantai hingga hutan dataran tinggi, sekitar 3.500 m dari permukaan laut.

“Tumbuh juga di hutan sekunder, padang rumput, rawa gambut, hingga tanah berpasir  kering yang miskin zat-zat hara,” jelasnya.

Baca: Tikar Kuang, Upaya Suku Jerieng Pertahankan Hutan Tersisa

 

Pohon pandan laut yang tingginya bisa mencapai 7 meter. Foto: Sri Endarti Rahayu

 

Banyak fungsi

Dalam publikasi ilmiah berjudul Germination technique of Pandanus tectorius (Park.) seeds” yang ditulis Ikhsan Matondang dan Sri Endarti Rahayu, diterbitkan di Jurnal Budapest International Research in Exact Sciences, dijelaskan bahwa pandan laut memiliki banyak fungsi dan manfaat. Tanaman ini memiliki prospek cerah untuk dikembangkan di masa depan.

Untuk fungsi ekologis, ketika dilakukan observasi pasca-tsunami di pesisir pantai Pangandaran, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, wilayah yang ditumbuhi tanaman pandan, mampu menahan terjangan tsunami.

“Pandan laut juga tahan terhadap kekeringan, angin kencang, dan garam.”

Dalam jurnal itu dijelaskan juga, semua bagian tanaman ini dapat digunakan untuk keperluan manusia. Masyarakat Mikronesia, memanfaatkan buahnya sebagai makanan pokok. Kandungan karoten, karbohidrat, protein, lemak, dan seratnya memungkinkan buah pandan laut dijadikan bahan pangan olahan.

Akarnya bisa dimanfaatkan sebagai dinding rumah, gagang keranjang, dan tali, sementara batang utama untuk bangunan rumah dan tangga. Daunnya pun bisa dianyam sebagai atap, tikar, topi, layar, dan keranjang.

“Masyarakat Ujung Kulon memanfaatkan daunnya sebagai tikar dan juga sebagai bahan baku industri tenun,” tulis keduanya.

 

Secara ekologis, pandan laut memiliki kemampuan menahan terjangan tsunami. Foto: Sri Endarti Rahayu

 

Daun dan akarnya dapat digunakan untuk pengobatan tradisional. Masyarakat Kiribati menggunakan daun pandan untuk mengobati masuk angin, hepatitis, susah buang air kecil [disuria], asma, maag, dan kanker. Sementara orang Hawaii, menggunakan buah, bunga jantan, dan akar tunjangnya sebagai bahan obat tradisional.

Pandan laut mengandung senyawa fitokimia seperti steroid, fenol, isoflavon, sitosterol, vitamin C, germacrene-B, dan vanidine.

“Adanya metabolit sekunder pada buah dan daun pandan dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengobatan. Bahkan, daun pandan dapat dimanfaatkan dalam industri serat,” jelas penelitian tersebut.

 

Exit mobile version