- Ikan pari diketahui sebagai spesies yang jarang mengeluarkan suara serta senyap saat berenang.
- Lachlan Fetterplace seorang peneliti Swedish University of Agricultural Sciences merekam dua spesies ikan pari mengeluarkan suara “klik” yang jarang terlihat.
- Peneliti berasumsi suara tersebut dihasilkan sebagai mekanisme pertahanan diri merka dari ancaman.
Tak seperti paus yang kerap “bernyanyi” di lautan, ikan Pari termasuk satwa pendiam. Namun ketika berenang dalam senyap, secara tidak sengaja, para ahli merekam dua spesies berbeda ikan pari tertangkap kamera membuat suara “klik” mirip paus berkomunikasi.
Lantas, para ahli ekologi laut penasaran atas temuan itu. Bagi mereka fenomena langka itu amat tak biasa. Keheranan mereka berdasar. Sebab hampir 990 spesies ikan bertulang diketahui mengeluarkan suara. Berbeda dengan elasmobranch – sekelompok ikan bertulang rawan yang mencakup pari, hiu, dan ikan gergaji. Mereka selalu dianggap sebagai tipe yang sembunyi-sembunyi dan diam.
“Kami baru menyadari bahwa ikan pari yang umum ditemui ini justru membuat suara. Ini menunjukkan betapa sedikit yang kita ketahui tentang lautan,” kata ahli ekologi kelautan Lachlan Fetterplace dari Universitas Ilmu Pertanian Swedia, yang memimpin penelitian tersebut, seperti dikutip dari Science Alert.
baca : Pari Sungai Raksasa Langka Masuk Jaring Nelayan di Meranti
Berdasarkan suara ikan pari yang mereka rekam, Fetterplace dan rekan-rekan peneliti lainnya menduga bahwa ikan pari dan predator mereka memang dapat mendengar suara klik ini. Suara yang dihasilkan berada dalam rentang pendengaran 40-1.500 Hz. Hal ini dapat membuat mereka berhipotesis bahwa ikan pari dapat menghasilkan suara untuk menangkal atau mengejutkan predator yang mendekat, sehingga pari dapat kabur dengan cepat.
Namun pada dua jenis ikan pari yang terekam itu; whipray bakau (Urogymnus granulatus) dan satu ikan pari buntut sapi (Pastinachus ater), keduanya bersuara. Fetterplace mengatakan, suara itu kemungkinan berfungsi sebagai sinyal peringatan atau pertahanan. Hal itu diketahui dari bunyi klik pendek dan tajam.
Dalam semua pengamatan yang pernah direkam, pada tahun 2017-2018 di dekat Kepulauan Gili Indonesia dan di Great Barrier Reef, ikan pari mulai mengeluarkan suara “klik” saat ada penyelam mendekat. Kemudian berhenti ketika penyelam menjauh.
Tapi, kata Fetterplace, ada kemungkinan suara ikan pari adalah panggilan untuk memanggil kawanan lainnya ketika mereka merasa terancam. Kemungkinan itu bisa saja keliru, karena beberapa spesies ikan pari adalah makhluk soliter.
baca juga : Uniknya Pari Manta, Ikan Raksasa tapi Jinak
Adapun versi peneliti, ikan Pari membuat suara-suara ini dengan cara yang mirip dengan bagaimana manusia menjentikkan jari atau mengklik dengan lidah. “Suara yang dihasilkan melibatkan gerakan cepat kepala atau rahang dan spirakel, sebuah lubang di belakang mata yang digunakan untuk pernapasan,” ujar rekan penulis dan ilmuwan kelautan Joni Pini-Fitzsimmons dari Macquarie University.
Pengamatan terhadap ikan pari sudah pernah dilakukan sebelumnya, namun sulit menemukan mereka bersuara. Mereka kerap membuat keriuhan dan bergemuruh tetapi pada saat makan. Sehingga penelitian lebih lanjut diperlukan untuk melihat jangkauan pendengaran suara ikan pari tersebut. “Elasmobranch paling sensitif terhadap suara frekuensi rendah antara 40-1.500 Hz, dengan sensitivitas puncak antara 200-400 Hz, tetapi audiogram hanya diproduksi untuk 10 spesies,” jelas Fitzsimmons.
Video yang merekam hanya menangkap beberapa contoh dari dua spesies ikan pari. Ada kemungkinan mereka hanya melakukannya sesekali saat terancam. “Ikan Pari juga sangat sulit untuk dipelajari karena mereka seringkali sangat mobile dan sulit dipahami,” kata Audrey Looby, seorang ahli ekologi komunitas kelautan di University of Florida.
Terlepas dari tantangan tersebut, dengan lebih dari 1.200 spesies elasmobranch yang telah diketahui, para peneliti punya banyak pekerjaan pengamatan terhadap suara-suara yang dihasilkan ikan pari untuk memberikan kesimpulan yang lebih saintifik.
baca : Miris.. Video Pari Manta Makan Sampah Plastik Ini Viral
Sumber: Jurnal Ecology