Mongabay.co.id

Foto: Ikan Putak, Jenis Dilindungi yang Masih Dijadikan Kuliner

 

 

Selain ikan gabus [Channa striata] dan ikan belida sumatera [Chitala hypselonotus], wong Palembang juga menyukai ikan putak [Notopterus notopterus]. Sama seperti belida sumatera, ikan putak diolah menjadi makanan pempek, kerupuk, kemplang, dan pepes ikan.

Ikan putak yang disebut juga belida jawa, bersama belida sumatera termasuk ikan air tawar kelompok Notopterus [ikan dengan sirip berbentuk kipas]. Habitatnya di rawa banjir, yang umumnya berada di sekitar sungai.

Sungai Musi yang panjangnya sekitar 750 kilometer, memiliki ratusan ribu hektar rawa dan lebak yang berada di sekitarnya, merupakan habitat kedua jenis ini.

Sejatinya, ikan belida jawa dan belida sumatera merupakan jenis dilindungi berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2021 tentang Jenis Ikan yang Dilindungi, nomor 8 [belida jawa] dan nomor 6 [belida sumatera].

Juga, dilindungi melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Dilindungi, nomor 746 [belida jawa] dan nomor 744 [belida sumatera].

Baca: Belida, Ikan Berpunggung Pisau Asli Indonesia

 

Ikan putak yang dinamakan juga belida jawa [Notopterus notopterus], merupakan jenis dilindungi. Foto: Fadhil Nugraha

 

Berbeda

Sepintas, ikan putak dan belida sumatera terlihat sama. Padahal, ada perbedaan keduanya. Pertama, punggung ikan putak lebih lurus, sementara ikan belida sumatera bungkuk. Kedua, ukuran ikan putak dewasa tidak sebesar ikan belida sumatera. Ketiga, tubuh ikan putak polos, sementara ikan belida sumatera ada coraknya, seperti tutul di punggung dan badannya.

Mengutip KKP, Notopterus notopterus mempunyai tubuh pipih memanjang dengan panjang maksimal 60 cm. Kepala bagian atas sampai punggung agak cembung dan mengerucut ke arah ekor. Secara umum berwarna cokelat polos, namun beberapa ada yang putih keperakan dengan bercak abu-abu di bagian tubuh dan kepala. Habitatnya sungai, rawa, danau bahkan sampai ke perairan payau. Sebarannya di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa.

Baca: Belida Lopis, Ikan Asli Indonesia yang Dinyatakan Punah

 

Sekilas, ikan putak ini mirip belida sumatera namun ada perbedaannya. Foto: Fadhil Nugraha

 

Penelitian Choirul Huda dan Sumantriyadi Sumantriyadi [Universitas PGRI Palembang], menjelaskan putak adalah ikan karnivor. Ikan ini cenderung memakan interbrata, seperti serangga air.

Saat musim penghujan, ikan ini sering berada di sungai, sebab air rawa banjiran terhubung dengan sungai. Sementara di musim kemarau, berkumpul di rawa yang masih ada airnya.

Choirul Huda dan Sumantriyadi yang melakukan penelitian ikan putak di Desa Belanti Kecamatan Sirah Pulau Padang, Kabupaten Ogan Komering Ilir [OKI], menyebutkan agar ikan putak terus bertahan atau berkembang, perlu dilakukan perlindungan terhadap rawa banjiran. Baik kerusakan [degradasi] maupun pencemaran.

Foto: Gabus, Ikan Favorit di Sungai Musi

 

Habitat ikan putak berada di rawa banjir, yang umumnya di sekitar sungai. Foto: Fadhil Nugraha

 

Beralih bahan kuliner

Meski dilindungi, ikan putak masih ditemukan pada sejumlah pasar tradisional di Palembang, Sumatera Selatan. Harganya kisaran Rp50-60 ribu per kilogram.

“Umumnya dibeli pedagang pempek, sebagai pengganti ikan belido [belida sumatera] yang sulit didapat,” kata Sabarudin, pedagang ikan di Pasar Lemabang, medio April 2023.

Ikan putak yang masuk pasaran di Palembang, umumnya berasal dari daerah Sirah Pulau Padang, Kabupaten Ogan Komering Ilir [OKI], dan sejumlah daerah di Kabupaten Musi Banyuasin dan Kabupaten Muaraenim.

“Meskipun banyak pembeli, niamun pasokannya kian sedikit. Katanya, banyak yang mencari, tapi ada juga yang bilang banyak rawa di dusun sudah habis,” lanjutnya.

Lie, pedagang pempek dan kerupuk di kawasan Dempo, Palembang, menjelaskan ikan putak digunakan karena ikan belida sumatera tidak mudah didapat. Dulu, sempat ada kiriman dari Kalimantan, Riau dan Jambi, tapi sekarang jarang.

“Rasa ikan putak mirip belida, tapi lebih lemak [enak] ikan belida. Kami jujur ke pelanggan menggunakan ikan putak,” jelasnya.

Foto: Ragam Olahan Ikan Air Tawar di Sumatera Selatan

 

Meski dilindungi, ikan putak masih ditemukan pada sejumlah pasar tradisional di Palembang, Sumatera Selatan. Foto: Fadhil Nugraha

 

Sekitar 30 tahun lalu, ikan putak mudah didapatkan di Kota Palembang karena masih banyak rawa.

“Dulu, ikan putak tidak laku dijual sebab mudah didapatkan dengan cara mancing,” kata Iskandar, warga Kalidoni.

Banyak lebak dan rawa hilang, membuat ikan putak juga hilang. “Hampir semua rawa dan lebak di Kalidoni jadi perumahan. Sulit mendapatkannya lagi,” kata Iskandar.

“Kalau musim kemarau, kami mancing ikan putak di Sentosa ini bisa dapat puluhan ekor dalam sehari. Itu dulu, sekarang lebak tempat ikan putak hidup sudah habis, sudah jadi lokasi rumah mewah,” jelas Rudi, warga Sentosa, Plaju, Palembang.

Baca juga: Sumatera Selatan Butuh Museum Ikan

 

Dikarenakan ikan putak berstatus dilindungi, pengusaha makanan disarankan mengganti ikan ini dengan jenis lain sebagai bahan baku kuliner. Foto: Fadhil Nugraha

 

Terkait ikan putak yang masih dijadikan bahan baku kuliner, mengutip detikom, Peneliti Balai Riset Perikanan Perairan Umum dan Penyuluhan [BRPPUPP] Palembang, Ike Trismawanti menyarankan agar pengusaha makanan khas Palembang beralih bahan baku ke ikan tenggiri atau ikan gabus.

“Ikan putak itu belida jawa, satu dari empat jenis ikan belida dilindungi di Indonesia,” ujarnya.

Pihak Sumber Daya Kelautan dan Perikanan [SDKP] Palembang juga menyarankan para pengusaha makanan khas Palembang beralih bahan baku.

“Kita sarankan untuk pakai ikan lain sebagai bahan baku, seperti ikan tenggiri dan ikan gabus,” ujar Kepala Satker Pengawasan SDKP Palembang, Maputra Prasetyo.

 

* Fadhil Nugraha, mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang aktif di Komunitas Film Batang. Tulisan ini hasil pelatihan yang digelar Mongabay Indonesia-Fisip UIN Raden Fatah Palembang.

 

Exit mobile version