Mongabay.co.id

Penggunaan Pestisida Kimia Berlebihan Ancam Kehidupan Kupu-Kupu di Alam

 

Kupu-kupu yang mempunyai peran penting di alam menghadapi berbagai ancaman, salah satunya pestisida. Para petani biasa menggunakan pestisida untuk membasmi organisme yang dianggap sebagai hama tanaman pertanian. Tapi ternyata efek pestisida juga mengancam keberadaan hewan dengan nama latin Lepidoptera itu.

Bahkan, beberapa penelitian menjelaskan, kupu-kupu di habitat alami yang berdekatan dengan pertanian intensif populasinya banyak ditemukan menurun drastis. Pasalnya, pestisida mengandung bahan kimia beracun seperti organoklorin, organosfosfat, dan karbamat.

Hal itu diungkapkan Djunijanti Peggie, dari Museum Zoologi, Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) belum lama ini. Menurutnya, meskipun secara kuantitatif pihaknya belum pernah melakukan riset mengukur seberapa besar dampak dari pembasmi hama terhadap populasi kupu-kupu secara langsung.

Namun, secara kualitatif berdasarkan pengamatan atau pendataan kupu-kupu yang pernah dilakukan di lokasi yang berdampingan dengan lahan pertanian intensif itu sudah dipastikan jumlahnya berkurang. Salah satunya seperti yang pernah dilangsungkan di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).

“Kalaupun ada, itu hanya jenis kupu-kupu yang mampu survive dan umum dijumpai,” jelasnya.

baca : Laboratorium Ini Miliki Koleksi Lebih 72.000 Kupu-kupu Papua

 

Kupu-kupu sebagai bioindikator alami terancam keberadaannya oleh penggunaan pestisida kimia yang berlebihan pada sektor pertanian. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Ia menduga, kurangnya populasi kupu-kupu di TNGHS yang berdampingan dengan lahan pertanian intensif itu dikarenakan para petani masih menggunakan pestisida untuk membasmi hama yang menyerang tanaman sayur-sayuran maupun tanaman hias mereka.

Untuk itu, menurutnya dampak pestisida ini besar sekali sebagai polutan. Meskipun tujuannya membunuh hama wereng, namun efeknya juga terjadi pada kupu-kupu.

  

Agen Penyerbukan Tumbuhan

Padahal, kata Peggie sapaan akrabnya, keberadaan kupu-kupu di alam bisa menjadi agen penyerbukan tumbuhan berbunga, sehingga proses perkembangbiakkan tumbuhan bisa terjadi secara alami dengan menghasilkan biji dan buah. Karakter tersebut sama seperti lebah (Anthopila) yang merupakan pembuahan utama.

Karena secara biologi, lanjutnya, pada bagian kepala kupu-kupu terdapat antena, mata dan alat mulut penghisap (haustelatte) dalam bentuk probosis. Kepala kupu-kupu ini terdiri dari enam ruas dengan gerakan kepala yang terbatas.

Bila dirinci, tiga ruas pertama berasosiasi dengan mata majemuk, mata tunggal dan antena. Sementara tiga ruas lainnya berasosisasi dengan bagian mulut. Sedangkan maksila atau rahang atas beradaptasi sebagai alat penghisap berbentuk belahan tabung yang dapat digulung ketika tidak digunakan dan djulurkan kembali ketika digunakan menghisap nektar, atau disebut dengan probosis.

“Probosis itu dibentuk dari galea yaitu maksila yang terbentuk secara longitudinal, panjang dan melingkar,” terang dia. Saat digunakan probosis akan terjulur dan memanjang akibat tekanan darah dan dapat tergulung kembali karena bersifat elastis.

baca juga : Cinta Mati Herawati pada Kupu-kupu di Taman Gita Persada

 

Kupu-kupu yang mempunyai peran penting di alam menghadapi berbagai ancaman, salah satunya pestisida. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Probosis ini, katanya, akan menggulung di bawah kepala ketika tidak digunakan. Sedangkan panjang probosis berkolerasi positif terhadap ukuran tubuh. Bentuk dan panjangnya disesuaikan dengan morfologi hewan dan jenis pakannya.

Untuk kupu-kupu dengan ukuran besar mempunyai probosis yang lebih panjang dibandingkan dengan kupu-kupu yang berukuran kecil. Bunga dengan tabung mahkota yang pendek cenderung dikunjungi kupu-kupu dengan probosis pendek, begitu juga sebaliknya. 

Palpus labialis yang merupakan bagian bibir yang sangat sensitif sebagai alat peraba. Antenanya dilengkapi dengan sel-sel syaraf yang berfungsi sebagai alat pencium dan peraba.

 

Perlu Dihadirkan

Serupa kelompok serangga dari bangsa Odonata seperti capung (Anisoptera), lanjut Peggie, di alam keberadaan kupu-kupu juga bisa menjadi bioindikator dalam evaluasi kualitas lingkungan dan juga indikator perubahan habitat. Hal itu karena karakteristik kupu-kupu yang menyukai tempat yang sejuk dan bersih, tidak dipolusi oleh insektisida, asap, dan juga bau tidak sedap.

Semakin beragam jenis kupu-kupu itu menandakan lingkungan wilayah tersebut masih sangat baik. Atas perannya yang cukup penting di alam itu Peggie berharap para petani bisa mengubah perilaku bercocok tanamnya. Misalnya, menggantikan pestisida kimia dengan menggunakan pestisida organik atau nabati.

“Penerapan pola pertanian organik ramah lingkungan selain mampu menjaga kesuburan tanah juga bisa melindungi biodiversitas kupu-kupu,” katanya.

baca juga : Nama Ani Yudhoyono Abadi Bersama Kupu-kupu

 

Petani menggunakan pestisida kimia untuk membasmi organisme yang dianggap sebagai pengganggu tanaman perkebunannya. Foto: Falahi Mubarok/Mongabay Indonesia

 

Selain itu, dengan pestisida nabati juga bisa menjadi solusi untuk mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) tanaman pertanian maupun perkebunan ramah lingkungan.

Sedangkan Nurul Laksmi Winarni, ahli Biologi Universitas Indonesia mengatakan, pestisida kimia bukanlah satu-satunya penyebab menurunnya populasi kupu-kupu di alam. Namun, perubahan lingkungan, hilangnya habitat dan polusi udara juga menjadikan kupu-kupu semakin rentan di alam.

Keberadaan kupu-kupu, katanya, sangat bergantung pada tumbuhan atau tanaman berbunga baik itu di hutan, pedesaan maupun di perkotaan. Karena kupu-kupu sangat tergantung pada daya dukung habitat yang memiliki komponen tanaman inang (hostplant) dan tumbuhan pakan (foodplant).

Untuk itu, dalam skala terkecil, salah satu solusi untuk menghadirkan kupu-kupu di lingkungan sekitar yaitu dengan menanam tanaman berbunga di pekarangan maupun di halaman rumah.

“Kalau ada tanaman berbunga pasti ada kupu-kupu. Karena kupu-kupu kan pasti mencari tanaman berbunga. Kehadirannya selain menjadi indikator kualitas lingkungan yang baik, sisi lain mampu menghadirkan keindahan tersendiri, bisa menjadi inspirasi,” pungkasnya.

 

 

Exit mobile version