Mongabay.co.id

Ampas Kopi Dijadikan Gelas Keramik, Bagaimana Caranya?

 

 

Ampas kopi dijadikan gelas keramik?

Viola Tizita, mahasiswi Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Humaniora dan Industri Kreatif, Universitas Kristen Petra Surabaya, bisa melakukannya.

Mengangkat tema MBTI [Myers-Briggs Type Indicator] Personality dengan nuansa nostalgia generasi 90-an Indonesia, Viola menemukan ide tersebut setelah memperhatikan kebiasaan dan gaya hidup generasi muda yang menyukai kopi.

Viola menghitung, rata-rata limbah ampas kopi yang dihasilkan setiap kedai kopi berkisar 1,5 kilogram setiap hari.

“Ketimbang dibuang, ampasnya bisa dimanfaatkan,” terangnya.

Proses pebuatannya, tanah liat dicampur ampas kopi, dengan perbandingan 70:30 persen.

“Ampas dikeringkan, bisa dijemur seharian atau dikeringkan dengan oven satu jam dengan suhu 220 derajat Celcius.”

Setelah ampas kopi kering, dicampur tanah liat sesuai komposisi lalu dibentuk gelas atau mug sesuai ukuran yang diinginkan. Usai dibentuk sempurna, gelas lalu diglasir.

“Glasir coating keramik ini agar food grade, atau aman digunakan untuk minum,” ujarnya.

Baca: Inilah Sedotan Tepung yang Bisa Dimakan, Penasaran?

 

Viola Tizita menunjukkan gelas/mug keramik berbahan ampas kopi. Foto: Petrus Riski/Mongabay Indonesia

 

Setelah diglasir, gelas dikeringkan tiga hari. Setelah itu, dibakar di tungku sembilan jam.

“Saya pakai jasa pembakaran, suhunya 900 sampai 1.100 derajat Celcius. Setelah selesai disablon manual,” lanjut Vio yang memberi brand produknya Glofee.

Pembuatan satu gelas/mug butuh tiga jam, dengan total 20 gelas, mulai pembentukan, pemanasan, hingga sablon, sekitar 14 hari. Biaya produksi untuk satu gelas menghabiskan Rp34.000.

“Ditambah beli bahan tanah liat dan jasa pembakaran, total untuk 20 gelas mencapai Rp1.400.000,” ungkap Vio.

Produknya dibandrol Rp 90.000 per paket, berisi 1 gelas, merchandise MBTI card information, thank you card, sticker, product information, dan packaging label.

“Penjualan melalui online,” terang gadis kelahiran tahun 2000 ini.

Vio berharap, produknya bermanfaat bagi masyarakat luas.

“Kedepannya saya ingin membuat asbak, piring, wadah bumbu dapur, dan perlengkapan meja yang semuanya berbahan ampas kopi juga.”

Baca: Kosmetik dari Buah Salak, Seperti Apa?

 

Viola mempraktikkan proses pencampuran serbuk ampas kopi dengan tanah liat sebagai bahan pembuatan gelas keramik. Foto: Petrus Riski/Mongabay Indonesia

 

Pengolahan yang tepat

Dosen Jurusan Desain Komunikasi Visual, Universitas Kristen Petra, Vanessa Yusuf, mengatakan pemanfaatan limbah untuk dijadikan berbagai produk fungsional sangat potensial dikelola dengan tepat.

“Ampas kopi yang dikumpulkan ini sudah melewati proses penyaringan dan pengeringan, sehingga tidak ada benda atau zat lain yang tercampur.”

Baca juga: Perhiasan Unik dan Cantik Ini Berbahan Limbah Sea Glass

 

Produk inovasi gelas keramik berbahan ampas kopi karya Viola Tizita. Foto: Petrus Riski/Mongabay Indonesia

 

Selain itu, proses coating glasir keramik yang khusus food grade, dipilih untuk memastikan keamanan gelas yang termasuk peralatan makan. Pada tahap ini dilakukan pencelupan tiga kali secara menyeluruh pada bagian gelas, sebelum pembakaran bersuhu tinggi dilakukan menggunakan oven.

“Tujuannya, melapisi gelas sehingga tidak terjadi kontak langsung pada tubuh manusia. Pembakaran membuat gelas terbentuk sempurna menjadi keramik, tidak mudah pecah. Konsep inovatif ini aman digunakan, menarik secara visual, serta menjadi solusi limbah ampas kopi,” paparnya.

 

Exit mobile version