Mongabay.co.id

Ditemukan Ubur-ubur Baru Bermata 24 di Perairan Cina

 

Baru-baru ini, para ilmuwan Hong Kong menemukan jenis spesies ubur-ubur baru di perairan China. Hewan laut tak bertulang belakang ini memiliki 24 bola mata.

Ubur-ubur ini dinamai Tripedalia maipoensis. Dinamai demikian karena diambil dari nama Cagar Alam Mai Po di Hong Kong, tempat peneliti menemukan makhluk transparan itu.

Para ilmuwan di Hong Kong menemukan hewan serupa kotak kecil berbentuk kubus ini di sebuah kolam udang air payau. Mereka belum pernah sama sekali melihat ubur-ubur dengan sepasang mata yang banyak sekali.

Sebelumnya, 49 spesies ubur-ubur yang telah diidentifikasi di seluruh dunia. Semua mata mereka tak lebih banyak dari Tripedalia maipoensis.

Ubur-ubur kecil ini memiliki tubuh yang benar-benar transparan dan tidak berwarna. Tubuh mungilnya dilengkapi 12 tentakel sepanjang 10 sentimeter. Uniknya, ada struktur kecil seperti dayung yang memungkinkan makhluk ini melaju cepat di air.

Tripedalia maipoensis digolongkan peneliti sebagai kelompok Cnidaria, yaitu ubur-ubur yang memiliki alat sengat seperti Chironex fleckeri di perairan Australia.

baca : Unik, Ubur-Ubur Ini Bisa ‘Hidup Abadi’

 

Spesies ubur-ubur baru Tripedalia maipoensis yang memiliki 24 mata ditemukan di perairan Hongkong, China. Foto : Hong Kong Baptis University.

 

Hewan laut ini memiliki tentakel seperti anak panah beracun. Daya racun tersebut dapat menyebabkan kelumpuhan, serangan jantung, dan bahkan kematian. Oleh karenanya ubur-ubur dengan bentuk serupa dikategorikan paling berbisa di dunia.

Kendati begitu, Qiu Jianwen, seorang profesor di Departemen Biologi di Universitas Baptis Hong Kong, belum yakin ubur-ubur Tripedalia maipoensis memiliki dosis racun yang sama. Pasalnya, belum terungkap apakah hewan sepanjang setengah inci atau 1,5 sentimeter ini dapat juga menyengat manusia.

Para peneliti dari WWF Hong Kong, Ocean Park Hong Kong, dan University of Manchester, mengumpulkan sampel dari kolam udang air payau di cagar alam tersebut selama bulan-bulan musim panas di tahun 2020, 2021, dan 2022.

Hasilnya, populasi ubur-ubur tersebut cukup melimpah. Karena terbawa pasang surut air laut, spesies ini juga ditemukan di perairan yang berdekatan dengan muara sungai.

baca juga : Ubur-ubur Tanpa Sengat, Biota Unik di Danau Air Asin Papua Barat

 

Mirip dengan ubur-ubur kotak lainnya, Tripedalia maipoensis memiliki 24 mata, yang tersebar merata di antara empat kelompok. Foto : Hong Kong Baptis University.

 

Berdasarkan analisis DNA, ubur-ubur ini memiliki hubungan dekat dengan spesies Jamaika, Florida, Singapura, Australia, dan India. Habitat mereka tersebar di perairan tropis seperti Australia Utara dan di seluruh Indo-Pasifik.

Secara rupa, ubur-ubur jenis ini hampir sama yaitu berbentuk dominan kotak. Kadang lebih dikenal sebagai tawon laut. Alasannya, kemampuan bergerak dengan membiarkan air masuk ke dalam saluran selaput berotot di bagian bawah tubuhnya.

Pada struktur itu, ubur-ubur ini menggerakan setiap tentakel yang terlihat seperti dayung perahu. Dan fitur ini membantunya berenang lebih cepat daripada ubur-ubur jenis lain.

Ubur-ubur kotak dapat mencapai kecepatan 4 knot atau 7 km/jam saat berenang. Sementara jenis lainnya mengapung mengikuti arus.

Sementara itu, para peneliti mencatat bahwa enam mata pada lonceng ubur-ubur kotak memiliki sepasang mata dengan lensa yang memungkinkan melihat atau merekam gambar lebih akurat. Itu dibuktikan dengan sisa empat mata yang hanya bisa merasakan cahaya.

Artinya, ke-24 mata tersebut dibagi menjadi empat kelompok, dan masing-masing kelompok terdiri dari enam mata. Tapi tidak semua mata difungsikan sebagai indra penglihatan.

menarik dibaca : Ubur-ubur Alien Bercahaya di Palung Mariana

 

Spesies ubur-ubur baru Tripedalia maipoensis yang memiliki 24 mata ditemukan di perairan Hongkong, China. Foto : Hong Kong Baptis University.

 

Di alam, spesies ini memakan krustasea kecil yang disebut copepoda. Semacam zooplankton yang berlimpah ketikan diambil sampel dari kolam udang.

“Kami sangat senang dengan penemuan ini,” ucap Qiu Jianwen.

Sebagai informasi, ubur-ubur tidak memiliki otak pusat. Namun, ubur-ubur kotak memiliki kelompok neuron yang terkait dengan struktur mirip mata makhluk itu, yang dikenal sebagai rhopalia. Sistem ini bertindak sebagai pusat pemrosesan informasi visual.

Mungkin karena itu, ubur-ubur kotak berhasil selamat dari kepunahan massal yang terjadi sekitar 600 juta tahun yang lalu. Dan ubur-ubur ini termasuk salah satu hewan yang tertua di bumi.

Qiu Jianwen sedikit kagum dengan penemuan Tripedalia maipoensis di Hong Kong. Itu, katanya, menandakan keanekaragaman hayati masih banyak misteri yang belum terungkap. (***)

 

Sumber :  livescience.com dan dailymail.co.uk

 

Exit mobile version