Mongabay.co.id

Harimau Sumatera Masuk Bendungan di Pasaman Barat, Habitat Terganggu?

 

Seekor Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae) terperosok ke bendungan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) PT. Optima Tirta Energy (OTE) di Nagari Kajai, Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, Sabtu (23/3/2024). Dari rekaman kamera pengawas (CCTV) terlihat harimau tersebut terbawa arus hingga sampai ke head pond (bak penenang).

Berdasarkan informasi dari Humas PT. Optima Tirta Energy (OTE) Dramendra, setiba di bak tersebut, harimau berusaha untuk keluar. Namun beberapa kali gagal karena dinding cukup tinggi dan licin. Setelah mencoba beberapa kali, akhirnya harimau itu berhasil memanjat dinding bendungan dan berlari ke arah hutan yang berbatasan langsung dengan PLTMH. Belum diketahui bagaimana kondisi terkini harimau tersebut. Namun di sekitar lokasi ditemukan bekas cakaran dan jejak-jejak harimau.

Lebih lanjut Dramendra mengatakan petugas pertama kali mengetahui peristiwa tersebut dari rekaman kamera pengawas (CCTV) milik PLTMH yang dipasang di lokasi tersebut sekitar pukul 05.17 WIB.

“Dalam rekaman itu ia terlihat terjebak dan berusaha menyelamatkan diri. Ia terperosok. Tak lama kemudian Harimau berhasil keluar dan pergi kearah hutan yang ada disekitar situ,” kata Dramendra saat dihubungi Mongabay, Minggu (24/3/2024).

Baca : Beru Situtung, Harimau Sumatera yang Menyerang Dua Warga Langkat Sudah Ditangkap

 

Rekaman kamera pengawas harimau sumatera yang terjebak di bendungan PLTMH di Nagari Kajai, Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasaman Barat, Sabtu (23/3/2024) Foto: Dokumentasi Humas PLTMH PT. Optima Tirta Energy (OTE).

 

Menurut Dramendra, kemungkinan harimau itu hendak menyeberang karena disana terdapat bendungan dengan air yang cukup deras. Karena dinding bak cukup tinggi dan licin ia kesulitan untuk keluar sehingga hanyut sampai ke bak penenang.

Atas peristiwa ini, pihak perusahaan mengaku sempat memberitahu instansi terkait agar jangan sampai menimbulkan keresahan ditengah masyarakat.

“Masyarakatpun tidak tahu karena kemungkinan harimaunya masih ada sekitar sini. Bagi kami harimau itu tidak asing lagi karena habitatnya memang disitu,” ungkapnya.

Ia menyebut meski baru kali ini melihat harimau masuk ke lokasi hingga sampai tercebur ke bendungan, sebelumnya pada saat pembangunan PLTMH di tahun 2020 pekerja sering melihat jejak-jejak harimau sekitar PLTMH.  “Sebelum ada PLTMH lokasi tersebut merupakan perkebunan masyarakat berupa kebun sawit dan jagung,” ungkapnya.

Sedangkan Kepala BKSDA Sumatera Barat, Lugi Hartanto mengatakan untuk menghindari konflik dengan manusia, Tim WRU BKSDA Sumbar dari Seksi Konservasi Wilayah  I sudah mendatangi lokasi untuk melakukan penanganan dan verifikasi dengan melibatkan dokter hewan.

“Tim berkoordinasi dan mengkonfirmasi kembali dengan perangkat Nagari Kajai, satwa sudah keluar dari saluran air namun masih berkeliaran disekitar pemukiman warga,” jelas Lugi Hartanto dalam keterangan pers, Minggu (24/03/2024).

Dijelaskan Lugi, untuk memantau pergerakan harimau sumatra tim dibagi dua bagian yakni Tim 1 melakukan identifikasi pergerakan satwa di saluran air PT. PLTMH, dan tim lainnya melakukan pengecekkan laporan penampakan jejak oleh warga di dekat pemukiman warga nagari Pinaga Aur Kuning serta melakukan edukasi kepada warga melalui perangkat Nagari terkait perilaku satwa liar harimau.

“Pemantauan dan pemberian edukasi kepada masyarakat kita lakukan hampir secara bersamaan,” jelasnya.

Baca juga : Terinspirasi Kematian di Medan Zoo, Mr. D Ciptakan Lagu Selamatkan Harimau Sumatera

 

Bendungan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) PT. Optima Tirta Energy (OTE), tempat Harimau terperosok. Foto: Vinolia/ Mongabay Indonesia

 

Berdasarkan hasil identifikasi tim BKSDA Sumbar, diketahui harimau sumatera terpantau CCTV berenang di saluran air kemudian keluar dari saluran air dengan menginjak kayu terapung pukul 04.34 WIB. Setelah itu terpantau langsung melompat ke samping saluran, selanjutnya tidak terpantau lagi.

Sementara itu, dari identifikasi di saluran air/bendungan, ditemukan bekas cakaran pada dinding saluran. Namun tidak ditemukan jejak pada tanah dan arah pergerakan harimau sumatera setelah keluar dari pemukiman.

“Hasil identifikasi tim ke-2 ditemukan jejak di jalan menuju kawasan hutan Togar, yang berjarak sekitar 1,5 km dari titik bendungan PT. PLTMH,” jelasnya.

Berdasarkan hasil pengecekan pergerakan satwa harimau sumatera, satwa bergerak ke kawasan hutan Togar (HL) menjauhi pemukiman warga.

“Tim dapat menarik kesimpulan bahwa harimau sumatera telah kembali ke habitatnya di kawasan HL Togar. Tim kemudian melakukan edukasi kepada warga melalui Wali Nagari Pinaga Aur Kuning dan Sekna Kajai Selatan terkait perilaku satwa harimau sumatera dan menghimbau warga agar tetap waspada jika melakukan aktivitas di ladang serta dihimbau aktivitas mulai pukul 08.00 wib sampai dengan 16.00 WIB,” tutup Lugi.

Baca juga : Penjual Kulit dan Tulang Harimau Sumatera Ditangkap di Aceh Timur

 

Jejak-jejak harimau yang ditemukan disekitar area bendungan PLTMH PT. Optima Tirta Energy (OTE). Foto: Vinolia/ Mongabay Indonesia

 

Kejadian Berulang

Sebelumnya pada Minggu, (04/02/2024), seekor harimau sumatera masuk kandang jebak yang di pasang oleh BKSDA Sumbar di kebun warga di Nagari Binjai Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, Sumbar. Kandang jebak itu dibuat untuk penanganan interaksi negatif warga setempat dengan harimau yang telah berlangsung sejak Juni tahun lalu. Harimau betina yang diberi nama Puti Malabin itu saat ini dititip rawat di Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan (TMSBK) Bukittinggi.

Pelaksana Harian Kepala BKSDA Sumbar Antonius Vevri pada saat itu mengatakan Puti Malabin terpaksa dievakuasi ketempat lain karena berkonflik dengan warga di kecamatan Tigo Nagari sejak Juni 2023. Dari Juni hingga Desember tahun lalu, BKSDA Sumbar berupaya menghalau harimau agar kembali ke hutan. Namun, ketika memasuki Januari, harimau tetap muncul dan dilaporkan warga telah memangsa seekor ternak sapi. Akibat konflik yang berkepanjangan, BKSDA Sumbar memutuskan untuk mengevakuasi harimau tersebut.

Menanggapi peristiwa masuknya harimau sumatera ke bendungan PLTMH di Pasaman Barat, Ekolog Satwa Liar, Sunarto menyebut jika ini kejadian yang unik dan cukup menarik.

“Menurut saya ini kejadian menarik ya, meskipun bukan hal yang luar biasa kalau melihat kondisi wilayah dan histori keberadaan satwa tersebut di sana. Menurut saya sejauh ini, dengan diperolehnya bukti keberadaan harimau melalui teknologi CCTV, meskipun sedikit mengalami insiden, namun karena berakhir baik dengan harimau berhasil keluar sendiri dan kembali masuk meneruskan penjelajahannya, bisa dianggap sebagai anugerah sekaligus peringatan bagi kita semua,” ungkapnya, Minggu (24/03/2024).

Berdasarkan informasi dari berbagai sumber, sebutnya daerah tersebut tampaknya memang merupakan bagian dari wilayah jelajah harimau Sumatera, dan bisa jadi habitat penting yang perlu dijaga kelestariannya dan diteliti lebih lanjut kondisinya. Saat ditanya apakah penyebab harimau bisa masuk ke bendungan, ia mengatakan mesti dilakukan penelitian lebih lanjut.

“Saya tidak ingin berspekulasi bagaimana harimau dapat masuk ke bendungan. Saya berharap hal itu dapat diteliti berdasarkan jejak dan tanda-tanda yang dapat dicek di lokasi sekitar.  Pengecekan ini juga penting dilakukan untuk mengantisipasi dan bila perlu mencegah kejadian serupa baik bagi harimau maupun satwa lain, agar tidak menjadi korban di kemudian hari. Berbagai upaya dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya insiden serupa atau resiko lainya,” ulasnya.

Baca juga : Terinspirasi Kematian di Medan Zoo, Mr. D Ciptakan Lagu Selamatkan Harimau Sumatera

 

Harimau sumatera yang terpantau di Hutan Harapan. Foto: Dok. Hutan Harapan

 

Terkait lokasi PLTMH yang diduga wilayah jelajah harimau, Sunarto menyebut perlu adanya perbaikan pengelolaan wilayah dan fasilitas yang ada.

“Dengan bukti adanya harimau ini, maka sebaiknya dilakukan berbagai upaya penelitian dan bila perlu perbaikan pengelolaan wilayah dan fasilitas yang ada untuk memastikan agar berbagai fungsi yang diharapkan dari wilayah tersebut dapat dioptimalkan dan berbagai kepentingan yang ada saling disinergikan. Pemanfaatan kawasan untuk PLTMH selain dapat memberikan kontribusi berupa energi bersih dan terbarukan, juga dapat dan perlu menjaga pasokan air dari daerah tangkapan airnya. Hal itu sangat mungkin untuk disinergikan dengan upaya pelestarian habitat harimau,” jelasnya.

Ia juga menambahkan, dengan bukti bahwa daerah tersebut merupakan wilayah jelajah harimau, maka setiap orang yang berada di wilayah tersebut hendaknya memiliki pemahaman tentang sifat-sifat harimau dan pengetahuan untuk menghindari dan mencegah terjadinya interaksi negatif atau yang biasa disebut konflik. Berbagai upaya dapat dilakukan, dan kiat-kiat untuk mencegah dan menghindari konflik dengan harimau, juga telah banyak dituangkan dalam berbagai bentuk informasi. Sebaiknya hal itu dipastikan diketahui oleh masyarakat dan setiap orang yang beraktivitas di daerah itu.

“Bersamaan dengan itu, pihak yang memiliki kewenangan sebaiknya memantau kondisi dan siap sedia merespon jika sewaktu-waktu diperlukan. Semoga dengan demikian kehidupan yang harmonis antara masyarakat dan satwaliar khususnya harimau di Sumatra dapat terus terjaga,” pungkasnya. (***)

 

 

Bila Bertemu Harimau Sumatera, Apa yang Harus Kita Lakukan?

 

Exit mobile version