Mongabay.co.id

Orangutan Kalimantan di Medan Zoo Ini Hasil Pertukaran dengan Harimau Sumatera, Akankah Bahagia?

 

 

Sepasang orangutan kalimantan telah berada di Taman Margasatwa Medan Zoo, Rabu [20/2/2019]. Hamidah [betina usia 15 tahun] dan Diimbah [jantan umur 23 tahun] merupakan hasil pertukan dengan dua individu harimau sumatera, antara Medan Zoo dengan Kebun Binatang Ragunan. Perjalanan darat selama 50 jam lebih dari Jakarta menuju Kota Medan Sumatera Utara, harus dilalui kedua orangutan tersebut.

Putrama Alkhairi, Direktur Utama PD Pembangunan, Pemerintahan Kota Medan yang membawahi Medan Zoo mengatakan, satwa-satwa yang ada di lingkungan ini sudah beradaptasi dengan baik.

“Kami akan semaksimal mungkin mengembangbiakkan sepasang orangutan Kalimantan ini sebagaimana keberhasilan pada harimau sumatera. Fasilitas kandang sudah baik dan di sekitar sini juga banyak pohon,” tuturnya.

Baca: Penyelamatan Orangutan Sumatera Masih Terus Dilakukan, Mengapa?

 

Hamidah, orangutan kalimantan betina usia 15 tahun, kini hidup di Medan Zoo. Foto: Ayat S Karokaro/Mongabay Indonesia

 

Koordinator Aliansi Pecinta Satwa Liar Indonesia [APECSI], yang juga mantan pengurus Biro Hubungan Antar Lembaga, Perhimpunan Kebun Binatang Se-Indonesia [PKBSI], Singky Soewadji menyatakan, kebun binatang yang diberi izin sebagai lembaga konservasi, selama ini lebih terlihat sebagai rumah tahanan satwa liar.

Lalu konsep apa yang cocok untuk pelestarian satwa-satwa liar? Singky menyatakan, paling cocok adalah taman nasional. Sebab, dengan cara ini pengunjung dapat melihat langsung kehidupan alami mereka di hutan yang dilindungi. Dengan begitu pula, semua bahagia.

“Ya manusia, juga satwanya,” tuturnya, baru-baru ini.

Baca: Strategi Konservasi Orangutan Harus Perhatikan Segala Hal, Mengapa?

 

Pongky, orangutan sumatera saat masih di Medan Zoo. Mata kanannya buta. Foto: Ayat S Karokaro/Mongabay Indonesia

 

Singky juga mempertanyakan mengapa manajemen pengelola Medan Zoo bisa melakukan pertukaran satwa. Keprihatinan ini didasari atas nasib Pongky, orangutan sumatera, yang tersiksa dan mengalami kebutaan pada mata kanannya 2016 lalu. “Pongky kini hidup bebas di habitat aslinya, namun sekarang datang lagi “Pongky” lain.”

Medan Zoo maupun kebun binatang lainnya, kedepannya diharapkan memenuhi standar kesehatan dan keamanan. Baik untuk satwa maupun staf dan pengunjung. “Ini semua demi kebaikan bersama, tujuan konservasi tercapai,” ujarnya.

Baca: Sedihnya…Ternyata, Pongky Alami Kebutaan di Medan Zoo

 

 

Andi Sinaga dari Forum Investigator Zoo Indonesia menyatakan, ada baiknya manajemen Medan Zoo membuat hutan buatan di lokasi kandang, agar orangutan kalimantan yang baru ini tidak terkungkung.

Cara lain dengan membuat koridor. Mengingat, di sekitar Medan Zoo banyak pohon besar yang bisa dipanjat satwa arboreal [menghabiskan sebagian besar waktu di pohon] ini. “Segala permasalahan di manajeman Medan Zoo juga diselesaikan dengan begitu kesejahteraan satwa terpenuhi,” paparnya.

Baca juga: Orangutan Tapanuli, Spesies Baru yang Hidup di Ekosistem Batang Toru

 

Tiga spesies orangutan yang ada di Indonesia: pongo abelii, pongo tapanuliensis, dan pongo pygmaeus. Sumber: Batangtoru.org

 

Orangutan merupakan salah satu jenis kera besar yang hidup di Indonesia dan Malaysia [Borneo], sedangkan tiga kerabat dekatnya yaitu gorila, simpanse, dan bonobo berada di Afrika. Perbedaannya adalah, orangutan cenderung sendiri [semi-solitary], sedangkan gorila, simpanse, dan bonobo hidup berkelompok.

Diperkirakan, sekitar 20 ribu tahun silam, orangutan tersebar luas di Himalaya, India, Tiongkok bagian selatan, Semenanjung Malaysia, serta di Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Namun, sebagian besar telah punah dan kini, 90 persen orangutan hanya ada di Indonesia yaitu Sumatera dan Kalimantan dan 10 persen, sisanya, di Sabah dan Sarawak, Malaysia.

Indonesia memiliki tiga jenis orangutan yaitu orangutan sumatera [Pongo abelii], orangutan kalimantan [Pongo pygmaeus], dan orangutan tapanuli [Pongo tapanuliensis].

 

 

Exit mobile version