Mongabay.co.id

Jenis Baru, Katak Mini dari Sumatera Bagian Selatan

 

 

Kabar baik datang dari Sumatera bagian selatan. Para peneliti menemukan katak endemik jenis baru bernama Micryletta sumatrana.

Katak ini berukuran kecil sekali. Sang jantan panjangnya hanya 17.4 milimeter, sedangkan betina 22.8 milimeter. Secara fisik [morfologi], Micryletta sumatrana memiliki kepala warna cokelat, bintik-bintik krem di bagian mulut dan sekitar telinga [tympanum], perutnya juga cokelat.

Punggungnya cokelat keemasan dengan bintik-bintik gelap tersebar. Tulang rusuknya cokelat gelap dan bintik krem samar. Uniknya, suaranya nyaring seperti jangkrik.

“Karakter tubuh ini menjadi pembeda dengan katak marga Micryletta lainnya,” terang Amir Hamidy, Peneliti Herpetologi Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu pengetahuan Indonesia [LIPI] kepada Mongabay Indonesia, baru-baru ini.

Sebelumnya, Pulau Sumatera telah memiliki katak marga Micryletta, yaitu Micryletta inornata yang ditemukan di bagian utara Sumatera, yaitu Aceh dan Medan.

Micryletta inomata adalah jenis katak yang telah dipublikasikan oleh Farizt Alhadi dari biosains hewan Institut Pertanian Bogor [IPB].

Baca: Empat Jenis Katak Baru Ditemukan di Sumatera

 

Micryletta sumatrana, katak endemik jenis baru dari Sumatera bagian selatan. Foto: Eki Aprilia Resdiyanti Devung

 

Habitat dan riwayat penemuan

Sampel jenis katak baru yang kemudian diberi nama Micryletta sumatrana ini adalah kiriman seorang mahasiswi Fakultas Kehutanan IPB, namanya Eki Aprilia Resdiyanti Devung.

Eki menemukan katak mini betina ini, di Desa Subang Sako, Kecamatan Batanghari Leko, Kabupaten Musi Banyuasin [Muba], Sumatera Selatan, pada 8 Juni 2017. Saat itu, dia melakukan penelitian skripsi terkait inventarisasi jenis amfibi di kawasan restorasi Hutan Harapan dan membuat beberapa spesimen.

Hutan Harapan adalah hutan tropis dataran rendah tersisa di Pulau Sumatera. Hutan ini merepresentasikan sekitar 20 persen keanekaragaman hayati Sumatera. Konsesi restrasi ekosistem pertama di Indonesia ini berlokasi di perbatasan Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan dengan luas sekitar 98.555 hektar.

Tempat penemuannya di daerah hutan sekunder, sekitar lembah yang ditumbuhi tumbuhan kecil. Oleh Eki, koleksi spesimen ini dikirim ke Museum Zoologicum Bogoriense [MZB] LIPI, untuk diidentifikasi dan disimpan sebagai koleksi ilmiah.

Lima peneliti, yakni Misbahul Munir, Amir Hamidy, Masafumi Matsui, Mirza Dikari Kusrini, dan Kanto Nishikawa, meneliti katak ini, dengan cara dideskripsikan lalu diberi nama. Hasilnya, terbit di Jurnal BioOne, Rabu [27/5/2020], dengan judul “A New Species of Micryletta [Amphibia: Anura] from Sumatra, Indonesia.”

Baca: Katak dan Kodok, Apa Bedanya?

 

Micryletta sumatrana, katak berukuran kecil sekali. Foto: Eki Aprilia Resdiyanti Devung

 

Namun, kata Amir, sebelum katak mini ini ditemukan dan diberi nama, para peneliti sudah memiliki spesimennya sejak 12 Agustus 1998. Katak jantan mini dengan umur penemuan lebih itu berasal dari Hutan Suaka Margasatwa Gumai Pesemah, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan. Sampelnya dikoleksi di MZB, Pusat Penelitian Biologi LIPI. Penemunya adalah Andiek Fajar dan Adjat.

Secara kekerabatan, berdasarkan data molekuler, katak mini ini adalah marga Micryletta. Tetapi, secara garis keturunan berbeda dari jenis Micryletta yang sudah ada.

Amir menceritakan, proses pendeskripsian Micryletta sumatrana melalui perbandingan dengan jenis Micryletta yang telah diketahui sebelumnya. Baik dengan Micryletta yang berasal dari utara Sumatera maupun jenis lain yang tersebar di kawasam India, Indochina, hingga Taiwan. Hasilnya memang berbeda, terutama warna bagian dorsal dan ventral.

Katak mini dari selatan Sumatera ini memiliki pola batik atau jaring pada bagian perut. Sementara, katak yang ditemukan di utara Sumatera tidak memiliki pola tersebut.

“Kami juga melakukan tes DNA, hasilnya individu dari Hutan Harapan dan Hutan Suaka Margasatwa Gumai Pesemah ini berbeda dengan populasi dari Sumatera bagian utara yang bernama Micryletta inirnata. Paling mirip adalah katak yang ditemukan di Vietnam” kata dia.

Foto: Bentuk Aneh Tengkorak Kepala Katak

 

Morfologi Micryletta sumatrana. Sumber: Jurnal BioOne, Rabu, 27 Mei 2020

 

Habitat dan ancaman

Data LIPI menunjukkan, sejauh ini memang baru dua spesimen Micryletta sumatrana yang dikoleksi. Pertama, berasal dari Hutan Harapan diperbatasan Sumatera Selatan dan Jambi. Kedua, dari Hutan Suaka Margasatwa Gumai Pesemah, Lahat, Sumatera Selatan.

“Kami menduga, ada kemungkinan katak mini ini juga hidup di dataran rendah lain di selatan Sumatera,” tutur Amir.

Amir juga menjelaskan timnya belum memiliki data pasti terkait informasi sebaran yang rinci. Akan tetapi, kondisi lingkungan tempat ditemukannya Micryletta sumatrana terancam, sebab kawasan hutan dataran rendah telah beralih fungsi menjadi perkebunan sawit, juga hutan tanaman industri.

“Kami tidak menyatakan katak mini Sumatera ini terancam punah. Sebab, kami tidak memilik data pendukung. Pastinya, lingkungan habitatnya terancam,” terangnya.

Amir menambahkan, menyelamatkan hutan dataran rendah adalah pekerjaan rumah bersama bagi semua pihak. Bukan hanya untuk kelestarian katak yang baru ditemukan itu saja. “Menjaga spesies lainnya dari ancaman kepunahan adalah tugas kita bersama,” tegasnya.

Katak merupakan amfibi yang dikenal karena kemampuannya melompat, bersuara serak, serta memiliki mata menonjol dengan kulit berlendir. Mereka hidup di seluruh dunia dan merupakan hewan yang paling beragam. Jumlahnya di seluruh dunia diperkirakan sebanyak enam ribu jenis.

Dalam penamaan Bahasa Inggris, frog artinya katak, sementara toad adalah kodok. Hal ini untuk mempresentasikan dua suku. Katak berasal dari Suku Ranidae sedangkan kodok dari Suku Bufoidae. Secara umum, perbedaan mendasarnya adalah kulit katak lebih halus sementara kebanyakan kulit kodok berbintil, kering dan bergelombang.

 

 

Exit mobile version